Ini Alasan Masyarakat Eropa Sangat Bergantung Gas dari Rusia
Jum'at, 26 Juli 2024 - 21:39 WIB
JAKARTA - Masyarakat Eropa menderita karena harga energi yang sangat tinggi terdampak sanksi atas konflik Rusia dengan Ukraina. Harga energi sempat mengalami lonjakan yang signifikan melampaui USD100 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014. Harga gas alam naik sebanyak 6,5% setelah konflik meletus hampir 2% lebih.
Pada 1960 hingga 1970-an Eropa mampu memenuhi pasokan gas sendiri untuk memenuhi kebutuhan energinya. Namun, produksi gas di Laut Utara sebagai sumber produksi gas alam yang sangat penting bagi Inggris dan Belanda itu mengalami penurunan dan telah habis. Disusul Belanda menutup ladang gas Groningen akibat gempa bumi.
Selain itu, Jerman juga menolak investasi pembangkit nuklir dengan Undang-Undang Energi Atom pada tahun 2011, sebuah keputusan yang dibuat sebagai tanggapan terhadap bencana nuklir Fukushima. Hanya 13% dari energi Eropa sekarang berasal dari tenaga nuklir.
Uni Eropa juga telah berkoitmen untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara untuk mencapai target netralitas karbon pada 2050 dan mengurangi emisi setidaknya 55% pada 2030. Saat ini, sekitar 20% listrik Uni Eropa berasal dari produksi batu bara.
Menurut Direktorat Jenderal Energi Uni Eropa, sejak 2012, Uni Eropa telah mengurangi sepertiga pembangkit listrik dari tenaga batu bara. Sekitar 25% dari konsumsi energi Uni Eropa berasal dari gas alam disusul minyak bumi (32%), energi terbarukan dan bahan bakar nabati (18%), dan bahan bakar fosil padat (11%).
Melansir CNBC Internasional pasokan gas alam Uni Eropa sebagian besar dipasok dari Rusia. Uni Eropa saat ini adalah importir gas alam terbesar di dunia dengan bagian terbesar gasnya berasal dari Rusia (41%), Norwegia (24%), dan Aljazair (11%).
Berikut alasan Uni Eropa sangat bergantung pasokan gas dari Rusia;
1. Uni Eropa adalah importir gas alam terbesar di dunia, menurut Direktorat Jenderal Energi Uni Eropa, dengan bagian terbesar gasnya berasal dari Rusia (41%).
2. Wilayah ini dulunya mandiri untuk gas alam, tetapi kemudian cadangan Laut Utara mengering.
3. Eropa juga berfokus pada energi terbarukan, tetapi jaringan listriknya belum dilengkapi dengan sumber-sumber intermiten seperti angin dan matahari untuk mengisi kekosongan tersebut.
Pada 1960 hingga 1970-an Eropa mampu memenuhi pasokan gas sendiri untuk memenuhi kebutuhan energinya. Namun, produksi gas di Laut Utara sebagai sumber produksi gas alam yang sangat penting bagi Inggris dan Belanda itu mengalami penurunan dan telah habis. Disusul Belanda menutup ladang gas Groningen akibat gempa bumi.
Selain itu, Jerman juga menolak investasi pembangkit nuklir dengan Undang-Undang Energi Atom pada tahun 2011, sebuah keputusan yang dibuat sebagai tanggapan terhadap bencana nuklir Fukushima. Hanya 13% dari energi Eropa sekarang berasal dari tenaga nuklir.
Uni Eropa juga telah berkoitmen untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara untuk mencapai target netralitas karbon pada 2050 dan mengurangi emisi setidaknya 55% pada 2030. Saat ini, sekitar 20% listrik Uni Eropa berasal dari produksi batu bara.
Menurut Direktorat Jenderal Energi Uni Eropa, sejak 2012, Uni Eropa telah mengurangi sepertiga pembangkit listrik dari tenaga batu bara. Sekitar 25% dari konsumsi energi Uni Eropa berasal dari gas alam disusul minyak bumi (32%), energi terbarukan dan bahan bakar nabati (18%), dan bahan bakar fosil padat (11%).
Melansir CNBC Internasional pasokan gas alam Uni Eropa sebagian besar dipasok dari Rusia. Uni Eropa saat ini adalah importir gas alam terbesar di dunia dengan bagian terbesar gasnya berasal dari Rusia (41%), Norwegia (24%), dan Aljazair (11%).
Berikut alasan Uni Eropa sangat bergantung pasokan gas dari Rusia;
1. Uni Eropa adalah importir gas alam terbesar di dunia, menurut Direktorat Jenderal Energi Uni Eropa, dengan bagian terbesar gasnya berasal dari Rusia (41%).
2. Wilayah ini dulunya mandiri untuk gas alam, tetapi kemudian cadangan Laut Utara mengering.
3. Eropa juga berfokus pada energi terbarukan, tetapi jaringan listriknya belum dilengkapi dengan sumber-sumber intermiten seperti angin dan matahari untuk mengisi kekosongan tersebut.
(nng)
tulis komentar anda