Daftar Terbaru 10 Produsen Migas Terbesar di Indonesia per Juni 2024

Jum'at, 02 Agustus 2024 - 19:19 WIB
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi 10 produsen minyak dan gas (migas) nasional terbesar hingga 10 juni 2024, ini daftarnya. Foto/Dok
JAKARTA - KementerianEnergi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) mencatat realisasi 10 produsen minyak dan gas (migas) nasional terbesar hingga 10 Juni 2024 mencapai 578.272 barel per hari (bph) atau barrel oil per day (BOPD). Paling besar saat ini adalah Pertamina Hulu Rokan yang memproduksi 157.226 BOPD atau menurun dari periode yang sama pada 2023 yaitu 161.623 BOPD.



Kemudian disusul oleh ExxonMobil Cepu yang memproduksi 143.946 BOPD pada Juni 2024 atau menurun dibandingkan 2023 yang tercatat sebesar 155.444 BOPD. Posisi selanjutnya yaitu Pertamina EP yang memproduksi 69.417 BOPD pada 2023 namun menurun jadi 66.468 BOPD pada Juni 2024.



"Kemudian di gas ini juaranya adalah BP Berau Tangguh ada 1.467,12 mmscfd dan meningkat menjadi 1.745,05 mmscfd hingga 30 Juni 2024," ujar Menteri Arifin ketika ditemui di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas ( Migas ), Jakarta, Jumat (2/8/2024).



Diakui Arifin, produksi gas bumi Indonesia memang sempat menurun namun saat ini mengalami tren kenaikan. Oleh karena itu dirinya optimis produksi gas akan mencapai target yang ditetapkan yaitu 12 miliar kaki kubik per hari (bscfd) pada 2030 mendatang.

"Jadi dengan adanya temuan-temuan baru, prospek di Andaman, South Andaman, dan juga di Selat Makassar. Gas ini nanti kita pakai banyak ke dalam negeri, untuk menjadi andalan kita untuk bisa mendukung transisi energi," paparnya.

Arifin menambahkan, terkait prospek produksi minyak bumi setidaknya ada 6 prospek yang akan ditargetkan mulai berproduksi di 2028, Lapangan Forel, Ande-Ande Lumut, Singa Laut Kuda Laut, OO-OX, BUIC, dan Hidayh dengan proyeksi tambahan produksi mencapai 100.000 bopd pada 204 hingga 2027.

"Nah, di samping dari yang 6 ini, kita juga sedang mengupayakan peningkatan recovery dari sumur-sumur yang ada. Jadi kalau dulu recovery-nya itu biasanya hanya 30%, sekarang kita coba minta pertamina untuk bisa meningkatkannya menjadi ke 50%," pungkas Arifin.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More