Jaga Rantai Pasok Batu Bara, PLN EPI Pastikan HOP Pembangkit di Atas 20 Hari

Senin, 05 Agustus 2024 - 21:58 WIB
PLN EPI memastikan rantai pasok batu bara ke PLTU terjaga untuk menjamin keandalan pasokan listrik. FOTO/Ilustrasi
JAKARTA - PT PLN (Persero) melalui Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terus melakukan penguatan rantai pasok batu bara ke pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) demi terjaminnya keandalan listrik. Hal ini juga sesuai dengan mandat dari pemerintah dalam kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) untuk seluruh pembangkit.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan, PLN EPI mempunyai tugas utama dalam menjaga rantai pasok batu bara ke pembangkit. Dia menambahkan, keberhasilan transformasi bisnis yang dilakukan PLN EPI sebagai subholding mampu dilihat dari realisasi hari operasi (HOP) setiap pembangkit yang berada di atas 20 HOP.





Tercatat, pembangkit di wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali) memiliki stok rata-rata batu bara sebesar 25,7 HOP. Sementara pembangkit di wilayah Sumatera-Kalimantan (Sumkal) mencapai 19,6 HOP. Kemudian, pembangkit di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua-Nusa Tenggara (Sulmapana) sebesar 32,4 HOP. Iwan mengatakan, Digitalisasi sistem dan integrasi monitoring menjadi kunci keberhasilan realisasi DMO.

"PLN EPI memastikan pasokan energi primer terjamin dengan monitoring pasokan yang terintegrasi dengan Minerba Online Monitoring System (MOMS) milik Ditjen Minerba hingga perbaikan infrastruktur. Hal ini penting untuk menjamin pasokan listrik yang andal untuk seluruh masyarakat," ungkap Iwan di Jakarta, Senin (5/8/2024).



Pasokan batu bara untuk kelistrikan umum tahun 2024-2026 telah dipenuhi melalui Penugasan kepada Sumber Tambang sesuai Surat Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, nomor: B-1839/MB.05/DBB.OP/2023, tanggal 2 Desember 2023. Pasokan batu bara DMO dengan harga USD70 per metric ton untuk pembangkit PLN ini sangat penting dalam menjadikan tarif listrik tetap terjangkau.

Untuk bisa memastikan jaminan pasokan, lanjut Iwan, PLN EPI juga telah melakukan berbagai pembaruan kontrak, dari semula kontrak jangka pendek, menjadi kontrak jangka panjang dengan penambang langsung. "Upaya ini merupakan strategi untuk mendapatkan kepastian pasokan batu bara ke pembangkit," jelasnya.

Iwan mengatakan, pada tahun 2023, pencapaian batu bara DMO mencapai 176,80 juta ton. Sementara pada 2024, pemerintah telah mencanangkan target pemenuhan kebutuhan batu bara domestik sebesar 181,30 juta ton.
(fjo)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More