Ekonomi Warga Menggeliat di Sekitar Kawasan Industri Weda Bay
Rabu, 26 Agustus 2020 - 01:12 WIB
MALUKU - Halmahera dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya, dan nikel adalah salah satu mineral yang banyak terkandung di pulau terbesar di Kepulauan Maluku tersebut. Dalam Sidang Tahunan MPR RI 2020, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah akan terus menggenjot hilirisasi bahan-bahan mentah di Tanah Air, dan nikel menjadi salah satu yang disebut akan bisa memperbaiki defisit transaksi berjalan Indonesia karena akan dikembangkan menjadi bahan utama untuk baterai lithium.
(Baca Juga: Hingga Juni 2020, 118 Kawasan Industri Sudah Terbangun )
Salah satu kawasan industri yang diperuntukkan untuk memfasilitasi proses pengolahan mineral dan produksi komponen baterai lithium tersebut adalah Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang terletak di Halmahera Tengah, Maluku Utara. Kawasan industri yang berdiri sejak tahun 2018 ini pun kehadirannya diakui masyarakat semakin memberi dampak ekonomi yang signifikan bagi desa yang berada di sekitar kawasan tersebut.
Saat ini, usaha kecil-menengah yang dijalankan oleh warga sekitar pabrik semakin menjamur. Semakin banyak ditemui usaha milik warga seperti warung makan, warung kelontong, laundry, dan juga kos-kosan.
Salah satunya Raher Jafar, penduduk asli Desa Lelilef Waibulan, yang memiliki usaha warung kelontong dan kos-kosan. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, menurutnya, kehadiran IWIP membuat desanya menjadi lebih ramai, dan hal itu berdampak positif pada perputaran ekonomi di sana.
“Dulu pendapatan kita 3 juta, dengan adanya IWIP bisa 7 sampai 10 juta. Karena kita kan ada usaha juga. Ada usaha kosan dan jualan sembako. Maksudnya kita dari masyarakat berharap perusahaan IWIP harus tetap ada karena dengan adanya perusahaan IWIP pendapatan kami masyarakat juga meningkat,” ungkapnya.
Senada dengan Raher, Kepala Desa Lelilef Waibulan Arif Gaim mengemukakan, sebelum adanya IWIP, tidak ada kos-kosan di daerah tersebut. Kini dengan kehadiran perusahaan tersebut dan banyaknya tenaga kerja yang diserap, membuat roda ekonomi berputar di desanya.
(Baca Juga: Tarik Investor Jerman Relokasi Bisnis ke Indonesia, Karpet Merah Dibentangkan )
“Nelayan, petani, dan orang yang berkebun dahulu jualan saja susah, karena siapa yang mau beli? Tapi dengan keberadaaan perusahaan dan banyaknya pekerja, sekarang jangankan jualan di pasar, jual di jalan saja sudah banyak yang beli. Artinya kehidupan masyarakat lebih meningkat,” ujarnya.
Perkembangan desa-desa di sekitar kawasan industri merupakan kontribusi nyata dari kehadiran IWIP di Weda. Semakin berkurangnya pengangguran, meningkatnya daya beli masyarakat, hingga peningkatan taraf hidup adalah dampak dari perputaran roda ekonomi yang terjadi.
“Masyarakat kita yang belum ada pekerjaan sekarang sudah ada kerja, yang sekolahnya sudah selesai juga punya pekerjaan. Kita harus jujur untuk mengakui dan kita menyadari itu. Bahwa kehadiran perusahaan ini tidak merugikan dan malah menguntungkan bagi masyarakat sehingga masyarakat itu punya usaha kecil-kecilan. Bukti itu ada di sepanjang jalan,” tegas Naftali Loha, Tokoh Masyarakat Desa Gemaf.
(Baca Juga: Hingga Juni 2020, 118 Kawasan Industri Sudah Terbangun )
Salah satu kawasan industri yang diperuntukkan untuk memfasilitasi proses pengolahan mineral dan produksi komponen baterai lithium tersebut adalah Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang terletak di Halmahera Tengah, Maluku Utara. Kawasan industri yang berdiri sejak tahun 2018 ini pun kehadirannya diakui masyarakat semakin memberi dampak ekonomi yang signifikan bagi desa yang berada di sekitar kawasan tersebut.
Saat ini, usaha kecil-menengah yang dijalankan oleh warga sekitar pabrik semakin menjamur. Semakin banyak ditemui usaha milik warga seperti warung makan, warung kelontong, laundry, dan juga kos-kosan.
Salah satunya Raher Jafar, penduduk asli Desa Lelilef Waibulan, yang memiliki usaha warung kelontong dan kos-kosan. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, menurutnya, kehadiran IWIP membuat desanya menjadi lebih ramai, dan hal itu berdampak positif pada perputaran ekonomi di sana.
“Dulu pendapatan kita 3 juta, dengan adanya IWIP bisa 7 sampai 10 juta. Karena kita kan ada usaha juga. Ada usaha kosan dan jualan sembako. Maksudnya kita dari masyarakat berharap perusahaan IWIP harus tetap ada karena dengan adanya perusahaan IWIP pendapatan kami masyarakat juga meningkat,” ungkapnya.
Senada dengan Raher, Kepala Desa Lelilef Waibulan Arif Gaim mengemukakan, sebelum adanya IWIP, tidak ada kos-kosan di daerah tersebut. Kini dengan kehadiran perusahaan tersebut dan banyaknya tenaga kerja yang diserap, membuat roda ekonomi berputar di desanya.
(Baca Juga: Tarik Investor Jerman Relokasi Bisnis ke Indonesia, Karpet Merah Dibentangkan )
“Nelayan, petani, dan orang yang berkebun dahulu jualan saja susah, karena siapa yang mau beli? Tapi dengan keberadaaan perusahaan dan banyaknya pekerja, sekarang jangankan jualan di pasar, jual di jalan saja sudah banyak yang beli. Artinya kehidupan masyarakat lebih meningkat,” ujarnya.
Perkembangan desa-desa di sekitar kawasan industri merupakan kontribusi nyata dari kehadiran IWIP di Weda. Semakin berkurangnya pengangguran, meningkatnya daya beli masyarakat, hingga peningkatan taraf hidup adalah dampak dari perputaran roda ekonomi yang terjadi.
“Masyarakat kita yang belum ada pekerjaan sekarang sudah ada kerja, yang sekolahnya sudah selesai juga punya pekerjaan. Kita harus jujur untuk mengakui dan kita menyadari itu. Bahwa kehadiran perusahaan ini tidak merugikan dan malah menguntungkan bagi masyarakat sehingga masyarakat itu punya usaha kecil-kecilan. Bukti itu ada di sepanjang jalan,” tegas Naftali Loha, Tokoh Masyarakat Desa Gemaf.
(akr)
tulis komentar anda