Manfaatkan Biomassa, PLTU Jeranjang Tekan Emisi dan Berkontribusi Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Lombok
Jum'at, 06 September 2024 - 07:36 WIB
LOMBOK - PLN Indonesia Power ( PLN IP ) memanfaatkan beragam limbah untuk dijadikan bahan baku biomassa sebagai energi primer pembangkit melalui program cofiring. Melalui program ini, PLN IP tak hanya mendukung upaya pencapaian target Net Zero Emission (NZE), namun juga berkontribusi pada peningkatan ekonomi masyarakat dan penyelesaian masalah limbah.
Upaya ini juga merupakan wujud komitmen korporasi untuk memberikan pelayanan terbaik melalui pasokan energi bersih bagi pelanggan pada momen Hari Pelanggan Nasionan (HPN). Penerapan program cofiring ini dilakukan di unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), salah satunya yaitu di PLTU Jeranjang dengan kapasitas 3x25 MW, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga: Co-Firing Biomassa PLTU Gunakan Limbah Kayu Karet
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan PLN Indonesia Power berkomitmen mendukung percepatan transisi energi guna membantu Pemerintah dalam mencapai target NZE 2060, bentuk dukungan tersebut di antaranya dengan menjalankan program cofiring, seperti yang diterapkan pada PLTU Jeranjang.
"Kami memanfaatkan apa saja yang bisa dijadikan bahan baku biomassa untuk menjalankan program cofiring yang bisa meningkatkan porsi energi baru terbarukan pada sektor kelistrikan," kata Edwin, Jumat (6/9/2024).
Dalam menjalankan program cofiring di PLTU Jeranjang, PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jeranjang telah memanfaatkan beragam limbah mulai dari woodchip, serbuk kayu atau sawdust, hasil olahan sampah atau solid recovered fuel (SRF) dan Limbah Racik Uang Kertas (LURK).
"Bahan baku biomassa tersebut kami peroleh dari sekitar PLTU Jeranjang yang sebagian besar tidak dimanfaatkan sebelumnya," tutur Edwin.
Edwin mengungkapkan, program cofiring pada PLTU Jeranjang sudah dilaksanakan sejak 2019 diawali tahapan uji coba bakar SRF kemudian terus berkembang dengan memanfaatkan beragam jenis biomassa, saat ini porsi konsumsi biomassa pada PLTU Jeranjang telah mencapai lebih dari 3 ribu ton per bulan atau 2,5 persen dari total konsumsi batu bara pembangkit tersebut.
Upaya ini juga merupakan wujud komitmen korporasi untuk memberikan pelayanan terbaik melalui pasokan energi bersih bagi pelanggan pada momen Hari Pelanggan Nasionan (HPN). Penerapan program cofiring ini dilakukan di unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), salah satunya yaitu di PLTU Jeranjang dengan kapasitas 3x25 MW, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga: Co-Firing Biomassa PLTU Gunakan Limbah Kayu Karet
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan PLN Indonesia Power berkomitmen mendukung percepatan transisi energi guna membantu Pemerintah dalam mencapai target NZE 2060, bentuk dukungan tersebut di antaranya dengan menjalankan program cofiring, seperti yang diterapkan pada PLTU Jeranjang.
"Kami memanfaatkan apa saja yang bisa dijadikan bahan baku biomassa untuk menjalankan program cofiring yang bisa meningkatkan porsi energi baru terbarukan pada sektor kelistrikan," kata Edwin, Jumat (6/9/2024).
Dalam menjalankan program cofiring di PLTU Jeranjang, PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Jeranjang telah memanfaatkan beragam limbah mulai dari woodchip, serbuk kayu atau sawdust, hasil olahan sampah atau solid recovered fuel (SRF) dan Limbah Racik Uang Kertas (LURK).
"Bahan baku biomassa tersebut kami peroleh dari sekitar PLTU Jeranjang yang sebagian besar tidak dimanfaatkan sebelumnya," tutur Edwin.
Edwin mengungkapkan, program cofiring pada PLTU Jeranjang sudah dilaksanakan sejak 2019 diawali tahapan uji coba bakar SRF kemudian terus berkembang dengan memanfaatkan beragam jenis biomassa, saat ini porsi konsumsi biomassa pada PLTU Jeranjang telah mencapai lebih dari 3 ribu ton per bulan atau 2,5 persen dari total konsumsi batu bara pembangkit tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda