Avtur Indonesia Disebut Paling Mahal, Bahlil Bantah Pernyataan CEO AirAsia
Kamis, 12 September 2024 - 15:19 WIB
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia memastikan bahwa pernyataan CEO Air Asia Tony Fernandes yang menyebutkan bahwa harga avtur di Indonesia lebih tinggi 28 persen dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara tidaklah benar. Bahlil membantah hal tersebut lantaran menurutnya tidak berdasar.
"Nggak benar kalau dianggap bahwa harga avtur kita yang paling mahal di Asia, nggak lah, nggak benar itu," jelasnya usai Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Kendati demikian, Bahlil menyatakan dirinya akan melakukan pengecekan terkait harga avtur di Pertamina guna merespon keluhan Tony tersebut.
"Saya akan cek di Pertamina, tapi setahu saya Pertamina sudah memberikan penjelasan kan," lanjut Bahlil.
Sebelumnya, CEO AirAsia, Tony Fernandes mengatakan bakal bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan untuk membahas dan mencari solusi soal harga tiket pesawat Indonesia yang mahal.
"Banyak orang menyalahkan maskapai untuk tarif tiket. Kenyataannya, kita harus membayar bahan bakar, kita harus menghadapi nilai tukar dan itu di luar kendali kita, yang mana kita ingin bicarakan dengan Pak Luhut," ujar Tony di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (5/9/2024) lalu.
Ia pun memaparkan, beberapa faktor yang membuat harga tiket pesawat di Indonesia mahal. Faktor pertama, harga bahan bakar pesawat atau avtur di Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) lainnya.
"Harga bahan bakar di Indonesia jauh lebih tinggi daripada negara-negara ASEAN lainnya, sekitar 28 persen lebih tinggi," jelas Tony.
"Nggak benar kalau dianggap bahwa harga avtur kita yang paling mahal di Asia, nggak lah, nggak benar itu," jelasnya usai Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Kendati demikian, Bahlil menyatakan dirinya akan melakukan pengecekan terkait harga avtur di Pertamina guna merespon keluhan Tony tersebut.
"Saya akan cek di Pertamina, tapi setahu saya Pertamina sudah memberikan penjelasan kan," lanjut Bahlil.
Sebelumnya, CEO AirAsia, Tony Fernandes mengatakan bakal bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan untuk membahas dan mencari solusi soal harga tiket pesawat Indonesia yang mahal.
"Banyak orang menyalahkan maskapai untuk tarif tiket. Kenyataannya, kita harus membayar bahan bakar, kita harus menghadapi nilai tukar dan itu di luar kendali kita, yang mana kita ingin bicarakan dengan Pak Luhut," ujar Tony di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (5/9/2024) lalu.
Ia pun memaparkan, beberapa faktor yang membuat harga tiket pesawat di Indonesia mahal. Faktor pertama, harga bahan bakar pesawat atau avtur di Indonesia yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) lainnya.
"Harga bahan bakar di Indonesia jauh lebih tinggi daripada negara-negara ASEAN lainnya, sekitar 28 persen lebih tinggi," jelas Tony.
tulis komentar anda