Eduwisata Kopi Luwak PHKT di Marangkayu Angkat Ekonomi Lokal
Rabu, 02 Oktober 2024 - 14:30 WIB
JAKARTA - PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) bekerja sama dengan kelompok petani kopi Desa Prangat Baru, Marangkayu, Kutai Kartanegara, mengembangkan kawasan edukasi wisata Kampung Kopi Luwak melalui Program Kapak Prabu. Tidak hanya meningkatkan ekonomi lokal melalui budidaya kopi liberika dan kopi luwak, program ini juga mendukung konservasi satwa luwak sebagai bagian dari ekosistem yang menjaga nilai ekonomi produk kopi tersebut.
Secara ekonomi, program ini berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat, dari Rp3,2 juta per bulan pada 2022 menjadi Rp4,7 juta pada 2023. Produk kopi liberika dari program tersebut juga telah mencatat omzet sekitar Rp72 juta per tahun. Ketua Kelompok Tani Kapak Prabu Rindoni mengatakan, produk kopinya memiliki empat diferensiasi produk yaitu Liberika Honey, Luwak Liar Process, Wine, dan Natural Process.
Rindoni menambahkan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Desa Prangat dengan adanya Eduwisata Kopi Luwak itu juga terus bertambah. "Jumlah wisatawan terus meningkat, dari 591 pengunjung pada 2022 menjadi 1.763 pada 2023," ujarnya. Karena itu, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Kutai Kartanegara untuk memantau dampak meningkatnya kunjungan terhadap habitat luwak liar.
Seiring perkembangan kawasan menjadi pusat ekowisata, terbentuk empat kelompok sadar wisata yang melibatkan 152 penerima manfaat. Rindoni menjelaskan, kelompok tani kini siap menuju kemandirian dan terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan akademisi.
Lebih lanjut, Rindoni mengatakan bahwa keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga semakin membuka peluang bagi kopi luwak produksi kelompoknya, karena memiliki potensi besar sebagai oleh-oleh khas Kalimantan Timur. Menurut dia, strategi pemasaran, termasuk kerja sama dengan asosiasi hotel, disiapkan untuk meningkatkan peluang produk kopi ini di pasar yang lebih luas.
Terpisah, Manager Communication Relations & CID PHI Dony Indrawan mengatakan bahwa kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan serta pemanfaatan potensi lokal menjadi kunci keberhasilan program Kapak Prabu ini, dimana perusahaan berhasil mewujudkan kampung eduwisata dan ekologi melalui pendampingan dan pengembangan.
"Kami terus mendukung pengembangan kemandirian masyarakat melalui program-program CSR yang inovatif dan berkelanjutan," tegas Dony.
Secara ekonomi, program ini berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat, dari Rp3,2 juta per bulan pada 2022 menjadi Rp4,7 juta pada 2023. Produk kopi liberika dari program tersebut juga telah mencatat omzet sekitar Rp72 juta per tahun. Ketua Kelompok Tani Kapak Prabu Rindoni mengatakan, produk kopinya memiliki empat diferensiasi produk yaitu Liberika Honey, Luwak Liar Process, Wine, dan Natural Process.
Rindoni menambahkan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Desa Prangat dengan adanya Eduwisata Kopi Luwak itu juga terus bertambah. "Jumlah wisatawan terus meningkat, dari 591 pengunjung pada 2022 menjadi 1.763 pada 2023," ujarnya. Karena itu, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Kutai Kartanegara untuk memantau dampak meningkatnya kunjungan terhadap habitat luwak liar.
Seiring perkembangan kawasan menjadi pusat ekowisata, terbentuk empat kelompok sadar wisata yang melibatkan 152 penerima manfaat. Rindoni menjelaskan, kelompok tani kini siap menuju kemandirian dan terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan akademisi.
Lebih lanjut, Rindoni mengatakan bahwa keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga semakin membuka peluang bagi kopi luwak produksi kelompoknya, karena memiliki potensi besar sebagai oleh-oleh khas Kalimantan Timur. Menurut dia, strategi pemasaran, termasuk kerja sama dengan asosiasi hotel, disiapkan untuk meningkatkan peluang produk kopi ini di pasar yang lebih luas.
Terpisah, Manager Communication Relations & CID PHI Dony Indrawan mengatakan bahwa kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan serta pemanfaatan potensi lokal menjadi kunci keberhasilan program Kapak Prabu ini, dimana perusahaan berhasil mewujudkan kampung eduwisata dan ekologi melalui pendampingan dan pengembangan.
"Kami terus mendukung pengembangan kemandirian masyarakat melalui program-program CSR yang inovatif dan berkelanjutan," tegas Dony.
(fjo)
tulis komentar anda