KTT BRICS di Rusia Akhir Oktober, Pertemuan Xi Jinping-Putin Bisa Bikin AS Waswas
Minggu, 06 Oktober 2024 - 22:33 WIB
Dia menggambarkan kerja sama Beijing dengan Moskow di PBB dan platform internasional lainnya sebagai "pembela sistem internasional" dan "menentang hegemonisme dan politik kekuasaan, serta menentang sanksi (barat) sepihak ilegal dan 'perpanjangan yurisdiksi'".
"Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, inti dari hubungan China-Rusia tidak akan berubah, dengan warna dasar saling menghormati, kesetaraan, dan kerja sama yang saling menguntungkan tidak akan berubah," kata Wang seperti dilaporkan South China Morning Post (SCMP).
Pernyataan tersebut muncul hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengeluarkan peringatan nuklir di Majelis Umum PBB di New York.
Menurut Tass, Lavrov memperingatkan bahwa tujuan AS dan Inggris untuk menimbulkan "kekalahan strategis" pada Rusia melalui dukungan untuk Ukraina adalah menyiapkan Eropa untuk "usaha bunuh diri", karena ia menekankan "ketidakbergunaan dan bahaya dari gagasan untuk berjuang menuju kemenangan dengan kekuatan nuklir seperti Rusia".
"Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, inti dari hubungan China-Rusia tidak akan berubah, dengan warna dasar saling menghormati, kesetaraan, dan kerja sama yang saling menguntungkan tidak akan berubah," kata Wang seperti dilaporkan South China Morning Post (SCMP).
Pernyataan tersebut muncul hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengeluarkan peringatan nuklir di Majelis Umum PBB di New York.
Menurut Tass, Lavrov memperingatkan bahwa tujuan AS dan Inggris untuk menimbulkan "kekalahan strategis" pada Rusia melalui dukungan untuk Ukraina adalah menyiapkan Eropa untuk "usaha bunuh diri", karena ia menekankan "ketidakbergunaan dan bahaya dari gagasan untuk berjuang menuju kemenangan dengan kekuatan nuklir seperti Rusia".
(akr)
tulis komentar anda