Profil Saudi Aramco, Raksasa Minyak yang Membuat Arab Saudi Kaya Raya
Selasa, 08 Oktober 2024 - 08:36 WIB
JAKARTA - Aramco berawal dari tahun 1933 ketika perjanjian konsesi ditandatangani antara Arab Saudi dan Standard Oil Company of California (SOCAL), sebuah perusahaan anak dari California Arabian Standard Oil Company (CASOC), yang dibentuk untuk mengelola perjanjian tersebut.
Setelah mensurvei gurun Saudi untuk mencari minyak, pengeboran dimulai pada 1935. Setelah bertahun-tahun berusaha tanpa hasil, pada tahun 1937 para eksekutif SOCAL meminta saran dari kepala ahli geologi mereka, Max Steineke. Berdasarkan kerja lapangan selama bertahun-tahun, Steineke meminta mereka untuk terus mengebor.
Pada 1938, usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil dengan dimulainya produksi minyak komersil dari Dammam No. 7, yang diberi nama "Sumur Kemakmuran". Sejak akhir tahun 1940-an, Aramco terus berkembang pesat mencapai tonggak sejarah produksi minyak yang memecahkan rekor. Sepanjang perjalanan juga membuat Arab Saudi terkenal dengan energinya.
Pada 1949 produksi minyak mentah mencapai 500.000 barel per hari (bph) dan terus mencatatkan produksi minyak. Pada 1950, Aramco berhasil menyelesaikan Pipa Trans-Arabian (Tapline) sepanjang 1.212 kilometer terpanjang di dunia.
Jalur pipa Tapline menghubungkan Arab Saudi bagian timur dengan Laut Mediterania, sehingga memangkas waktu dan biaya ekspor minyak ke Eropa. Setelah dua tahun eksplorasi di perairan dangkal Teluk Arab, ditemukanm ladang Safaniyah pada tahun 1951. Ladang ini terbukti menjadi ladang minyak lepas pantai terbesar di dunia. Pada tahun 1958, produksi minyak mentah Aramco melampaui 1 juta barel dalam satu tahun kalender.
Penemuan Miliaran Barel Minyak
Pada 1962, Arab Saudi mencapai tonggak sejarah, dengan produksi minyak mentah kumulatif mencapai 5 miliar barel dan pada tahun 1971, pengiriman minyak mentah dan produk minyak bumi dari Terminal Laut Ras Tanura melampaui 1 miliar barel per tahun untuk pertama kalinya.
Memiliki potensi yang besar, Arab Saudi terus meningkatkan kepemilikan saham. Pada tahun 1973, pemerintah Saudi membeli 25% saham di Aramco, dan meningkatkan saham tersebut menjadi 60% tahun berikutnya.
Setelah mensurvei gurun Saudi untuk mencari minyak, pengeboran dimulai pada 1935. Setelah bertahun-tahun berusaha tanpa hasil, pada tahun 1937 para eksekutif SOCAL meminta saran dari kepala ahli geologi mereka, Max Steineke. Berdasarkan kerja lapangan selama bertahun-tahun, Steineke meminta mereka untuk terus mengebor.
Pada 1938, usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil dengan dimulainya produksi minyak komersil dari Dammam No. 7, yang diberi nama "Sumur Kemakmuran". Sejak akhir tahun 1940-an, Aramco terus berkembang pesat mencapai tonggak sejarah produksi minyak yang memecahkan rekor. Sepanjang perjalanan juga membuat Arab Saudi terkenal dengan energinya.
Pada 1949 produksi minyak mentah mencapai 500.000 barel per hari (bph) dan terus mencatatkan produksi minyak. Pada 1950, Aramco berhasil menyelesaikan Pipa Trans-Arabian (Tapline) sepanjang 1.212 kilometer terpanjang di dunia.
Jalur pipa Tapline menghubungkan Arab Saudi bagian timur dengan Laut Mediterania, sehingga memangkas waktu dan biaya ekspor minyak ke Eropa. Setelah dua tahun eksplorasi di perairan dangkal Teluk Arab, ditemukanm ladang Safaniyah pada tahun 1951. Ladang ini terbukti menjadi ladang minyak lepas pantai terbesar di dunia. Pada tahun 1958, produksi minyak mentah Aramco melampaui 1 juta barel dalam satu tahun kalender.
Penemuan Miliaran Barel Minyak
Pada 1962, Arab Saudi mencapai tonggak sejarah, dengan produksi minyak mentah kumulatif mencapai 5 miliar barel dan pada tahun 1971, pengiriman minyak mentah dan produk minyak bumi dari Terminal Laut Ras Tanura melampaui 1 miliar barel per tahun untuk pertama kalinya.
Memiliki potensi yang besar, Arab Saudi terus meningkatkan kepemilikan saham. Pada tahun 1973, pemerintah Saudi membeli 25% saham di Aramco, dan meningkatkan saham tersebut menjadi 60% tahun berikutnya.
tulis komentar anda