Kabinet Gemoy Prabowo Menekan Rupiah hingga Sentuh Rp15.503 per Dolar AS

Senin, 21 Oktober 2024 - 15:47 WIB
Sentimen pelemahan rupiah selain dari kabinet gemuk Presiden RI Prabowo Subianto, juga meningkatnya peluang calon presiden dari Partai Republik Donald Trump untuk kembali ke Gedung Putih. Foto/Dok
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini ditutup melemah 22 poin atau 0,15% ke level Rp15.503 setelah sebelumnya di level Rp15.481 per dolar AS di pekan lalu. Mengutip data Bloomberg, kurs rupiah hari ini sempat dibuka menguat ke Rp15.466 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, sentimen pelemahan rupiah selain dari kabinet gemuk Presiden RI Prabowo Subianto adalah peluang calon presiden dari Partai Republik Donald Trump untuk kembali ke Gedung Putih tampaknya meningkat.





"Seruan itu muncul karena pemilihan umum AS, yang tinggal dua minggu lagi, masih terlalu dekat untuk diprediksi, meskipun Trump telah memperoleh dukungan dalam beberapa minggu terakhir dan sekarang memiliki keunggulan tipis atas Wakil Presiden Kamala Harris dalam beberapa jajak pendapat," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (21/10/2024).

Sementara menurut data JISDOR BI (Bank Indonesia), kurs rupiah pada awal pekan hari ini merayap ke posisi Rp15.465 per USD. Raihan tersebut naik tipis dari sesi akhir pekan kemarin di Rp15.466/USD.

Selain itu konflik Timur Tengah tetap menjadi fokus, meningkat selama akhir pekan karena Israel terus melancarkan serangannya terhadap Hamas dan Hizbullah, masing-masing di Gaza dan Lebanon. Israel juga mengatakan berencana untuk menyerang lokasi-lokasi di Beirut yang terkait dengan keuangan Hizbullah.

Kemudian, Bank Rakyat Tiongkok memangkas suku bunga acuan pinjaman sedikit lebih dari yang diharapkan. Pemotongan LPR terjadi di tengah serangkaian langkah stimulus dari Beijing, dan sebagian besar diharapkan oleh pasar.

China selama bulan lalu meluncurkan putaran langkah stimulus paling agresifnya, dengan mengibaratkan langkah moneter dan fiskal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Namun, meskipun antusiasme atas langkah-langkah baru tersebut awalnya mendorong saham-saham Tiongkok ke level tertinggi dalam dua tahun, saham-saham tersebut turun dalam beberapa sesi terakhir karena investor tidak puas dengan kurangnya rincian tentang waktu dan skala langkah-langkah baru tersebut.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More