Mantan Analis Pentagon: Kehadiran BRICS, Respons dari Sistem Barat yang Menjijikan

Selasa, 22 Oktober 2024 - 15:44 WIB
Terkait fenomena 30 negara, termasuk anggota NATO Türkiye antre gabung BRICS. Mantan analis Pentagon, Michael Maloof mengatakan, Washington merupakan pihak yang harus disalahkan. Foto/Dok
JAKARTA - KTT BRICS pada pekan ini di Kota Kazan, Rusia diyakini bakal menjadi magnet bagi banyak negara-negara berkembang untuk bergabung dalam arus anti sistem Barat . Terkait fenomena ini, mantan analis Pentagon, Michael Maloof mengatakan, Washington merupakan pihak yang harus disalahkan

Berbicara di Galloway's Mother of All Talk Shows (MOATS), Maloof memuji Presiden Rusia, Vladimir Putin karena mengakui bahwa banyak negara di seluruh dunia mencari sistem ekonomi yang lebih inklusif.





Maloof melihatnya banyak negara berusaha, "untuk keluar dari sanksi menjijikkan Barat dan sistem keuangan yang benar-benar membebani mereka."

"Amerika Serikat bertanggung jawab atas 'Aturan Berbasis Pesanan', yang berarti bahwa mereka tidak hanya dapat membuat aturan, tetapi melanggarnya sesuka hati, dan kami telah melihat ini terus-menerus dalam pengambilan keputusannya sendiri. Dan dunia mengatakan 'kita sudah cukup melihat omong kosong ini,'" katanya kepada Galloway seperti dilansir RY.

"Kami melihat ada tantangan terhadap hegemoni dolar , ketika dolar dipakai sebagai senjata, begitu juga dengan sistem Barat. Kami sudah melihat mekanisme yang akan ditawarkan pada KTT minggu ini," lanjutnya.

Setelah sebelumnya dikucilkan dari sistem keuangan Barat atas konflik Ukraina pada tahun 2022, Rusia meningkatkan upayanya untuk menyelesaikan perdagangan luar negeri dalam rubel dan mata uang lainnya.

"Kami tidak menolak untuk menyelesaikan transaksi dalam dolar. Sebaliknya, kami ditolak, dan hanya dipaksa untuk mencari opsi lain," jelas Putin di Forum Ekonomi Timur (EEF) di Vladivostok bulan lalu.

Putin memberikan catatan, bahwa Rusia dan mitra BRICS-nya sekarang menggunakan mata uang nasional dalam penyelesaian perdagangan timbal balik sudah mencapai 65%.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More