Peran CBI dalam Mendukung Transformasi Digital Sektor Keuangan

Rabu, 23 Oktober 2024 - 16:19 WIB
Menyoroti peran penting CBI dalam mendukung transformasi digital sektor keuangan Indonesia. Terutama melalui pengelolaan data kredit yang canggih dan solusi analitik berbasis teknologi. Foto/Dok
JAKARTA - Director of Information Technology di Credit Bureau Indonesia (CBI), Ivan Irawan menyoroti, peran penting CBI dalam mendukung transformasi digital sektor keuangan Indonesia. Terutama melalui pengelolaan data kredit yang canggih dan solusi analitik berbasis teknologi.

Hal ini disampaikan saat tampil sebagai pembicara utama di 32nd Digital Transformation Summit, yang diadakan pada 16-17 Oktober 2024 di The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta.





Acara ini, yang didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), EU-ASEAN Business Council, BritCham Indonesia, dan Indonesia Artificial Intelligence Society, membahas pentingnya percepatan digitalisasi dalam memperkuat daya saing ekonomi, terutama di sektor perbankan dan jasa keuangan.

Dalam presentasinya, Ivan menjelaskan bahwa transformasi digital di sektor lembaga keuangan sedang mengalami lonjakan besar. Hal ini menjadi strategi krusial bagi lembaga keuangan untuk tetap kompetitif sekaligus meningkatkan layanan pelanggan.

Menurutnya, solusi teknologi yang ditawarkan oleh CBI mendukung lembaga keuangan dalam mempercepat proses kredit akurat, dan reliable sehingga memperluas inklusi keuangan.

“Transformasi digital sangat penting untuk meningkatkan layanan pelanggan. Dengan teknologi canggih, termasuk analitik data dan machine learning, kami dapat memberikan layanan yang lebih personal dan tepat sasaran, sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko pelanggan,” ujar Ivan di hadapan lebih dari 2000 eksekutif dan pemimpin teknologi.

CBI, yang telah bekerja sama dengan lebih dari 50 bank dan lembaga keuangan, tidak hanya memberikan layanan data kredit yang cepat, akurat, dan dapat diandalkan, tetapi juga memanfaatkan data alternatif untuk meningkatkan keputusan kredit. Data alternatif ini mencakup catatan utilitas, data telekomunikasi, informasi sewa, transaksi e-commerce, hingga verifikasi pendapatan.

“Data alternatif sangat berharga bagi calon peminjam yang memiliki riwayat kredit tradisional yang terbatas atau tidak ada sama sekali. Namun, data alternatif juga memiliki risiko terkait akurasi, kualitas, legalitas, privasi, dan kepatuhan. Kami di CBI selalu memastikan bahwa data yang kami kelola sesuai dengan peraturan yang berlaku,” jelas Ivan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More