Gabung BRICS, Indonesia Bisa Beli Minyak Murah Rusia
Senin, 28 Oktober 2024 - 10:43 WIB
JAKARTA - Keputusan Indonesia untuk bergabung dalam blok negara-negara berkembang atau yang dikenal BRICS menuai respon dari berbagai pihak. Salah satunya Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana yang mengungkapkan, bahwa Indonesia bisa mendapatkan sejumlah manfaat dari keputusan tersebut.
"Menurut saya bagus juga Indonesia bergabung dengan BRICS agar Indonesia tidak didominasi oleh negara-negara OECD," ujarnya ketika dihubungi MNC Portal Indonesia, Senin (28/10/2024).
Dikatakan Hikmahanto, Indonesia juga bisa menjaga jarak yang sama antara negara-negara yang tergabung dengan OECD dan negara-negara yang tergabung dalam BRICS. Sehingga yang terpenting adalah, kepentingan nasional Indonesia akan diuntungkan dan tidak dirugikan.
Hikmahanto berpendapat, pemerintah Indonesia mungkin melihat OECD sudah tidak sekuat di masa lalu. Oleh karena itu, Indonesia dinilai perlu masuk ke BRICS yang memiliki kekuatan pasar sangat luar biasa dan mampu menjadi penyeimbang OECD.
"Belum lagi Indonesia menjadi importir besar BBM yang disuling. Nah ketika AS (Amerika Serikat) tidak membolehkan Indonesia untuk membeli ( minyak mentah ) dari Rusia karena serangan Rusia ke Ukraina. Rusia karena di embargo oleh negara-negara OECD, maka mereka tidak punya pembeli dan bersedia untuk menjual dengan murah," paparnya.
"Kalau kita di BRICS, kendala seperti ini akan tidak ada. Belum lagi dunia saat ini punya ketergantungan pada dolar AS. Sementara BRICS akan memperkenalkan mata uang di luar dolar AS," pungkasnya.
"Menurut saya bagus juga Indonesia bergabung dengan BRICS agar Indonesia tidak didominasi oleh negara-negara OECD," ujarnya ketika dihubungi MNC Portal Indonesia, Senin (28/10/2024).
Dikatakan Hikmahanto, Indonesia juga bisa menjaga jarak yang sama antara negara-negara yang tergabung dengan OECD dan negara-negara yang tergabung dalam BRICS. Sehingga yang terpenting adalah, kepentingan nasional Indonesia akan diuntungkan dan tidak dirugikan.
Hikmahanto berpendapat, pemerintah Indonesia mungkin melihat OECD sudah tidak sekuat di masa lalu. Oleh karena itu, Indonesia dinilai perlu masuk ke BRICS yang memiliki kekuatan pasar sangat luar biasa dan mampu menjadi penyeimbang OECD.
"Belum lagi Indonesia menjadi importir besar BBM yang disuling. Nah ketika AS (Amerika Serikat) tidak membolehkan Indonesia untuk membeli ( minyak mentah ) dari Rusia karena serangan Rusia ke Ukraina. Rusia karena di embargo oleh negara-negara OECD, maka mereka tidak punya pembeli dan bersedia untuk menjual dengan murah," paparnya.
Baca Juga
"Kalau kita di BRICS, kendala seperti ini akan tidak ada. Belum lagi dunia saat ini punya ketergantungan pada dolar AS. Sementara BRICS akan memperkenalkan mata uang di luar dolar AS," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda