Sanksi Minyak Rusia seperti Macan Ompong, 37 Perusaahan Dicurigai Melanggar

Jum'at, 11 Oktober 2024 - 15:55 WIB
loading...
Sanksi Minyak Rusia...
37 perusahaan yang terkait dengan Inggris sedang dalam penyelidikan, lantaran berpotensi melanggar sanksi minyak Rusia. Akan tetapi belum ada denda yang dijatuhkan sejauh ini. Foto/Dok
A A A
LONDON - 37 perusahaan yang terkait dengan Inggris sedang dalam penyelidikan, lantaran berpotensi melanggar sanksi minyak Rusia . Akan tetapi seperti dilansir BBC, belum ada denda yang dijatuhkan sejauh ini.

Identitas bisnis yang menjadi pelanggar sanksi minyak Rusia belum diketahui secara pasti, meski kemungkinan besar diyakini berasal dari perusahaan asuransi maritim.

Kementerian Keuangan Inggris mengaku, siap mengambil kebijakan tegas jika diperlukan. Namun merujuk pada kompleksitas kasus, menjadi alasan pengungkapan bakal membutuhkan waktu yang cukup lama.

Organisasi anti-korupsi Global Witness mengatakan "cukup mencengangkan" bahwa belum ada denda yang diberikan, mereka juga menyerukan "tindakan berani" untuk diambil terhadap perusahaan yang melanggar sanksi.

Sanksi keuangan terhadap Rusia diperkenalkan oleh Inggris dan negara-negara Barat lainnya setelah invasi ke Ukraina pada tahun 2022. Sanksi tersebut termasuk pembatasan harga minyak Rusia , yang dirancang untuk memastikan bahwa minyak dapat terus mengalir tanpa Rusia menghasilkan keuntungan besar.

Pembatasan minyak Rusia tersebut melarang pebisnis Inggris memfasilitasi transportasi minyak Rusia yang menjual di atas USD60 per barel.

Data yang diperoleh BBC, menggunakan undang-undang Kebebasan Informasi menunjukkan Departemen Keuangan telah membuka penyelidikan terhadap 52 perusahaan yang memiliki hubungan dengan Inggris yang diduga melanggar batas harga sejak Desember 2022.

Pada Agustus, 37 dari penyelidikan tersebut sudah dilakukan secara langsung dan 15 lainnya telah selesai, tetapi tidak ada denda yang diberikan.

Menteri Dame Harriett Baldwin mengatakan, sanksi dirancang untuk "menutup sumber keuangan mesin perang Rusia" dan "mengakhiri invasi ilegal ini lebih cepat".Tetapi para kritikus mengklaim, sanksi tidak efektif setelah angka terbaru menunjukkan ekonomi Rusia terus tumbuh positif.



Dame Harriett mengatakan kepada BBC "mungkin ada lebih banyak yang bisa dilakukan" oleh pemerintah dan sektor minyak itu sendiri "karena tampaknya importir Inggris masih membawa minyak yang berasal dari Rusia".

Louis Wilson, kepala investigasi bahan bakar fosil di Global Witness, menggambarkan pembatasan minyak sebagai "semacam macan di atasa kertas" yang gagal menindak pelanggaran aturan.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1228 seconds (0.1#10.140)