Indonesia Sabar Dulu, BRICS Baru Tambah Anggota Penuh Tahun Depan
Minggu, 03 November 2024 - 07:14 WIB
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa BRICS akan menambah lebih banyak anggota penuh ke dalam organisasi tersebut pada tahun 2025. Hal itu untuk mengakomodasi tingginya minat banyak negara untuk bergabung.
Saat ini, BRICS yang didirikan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan telah memperluas keanggotannya dengan masuknya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Kemudian, pada KTT di Kazan, Rusia, sebanyak 13 negara diakui sebagai mitra BRICS, yakni Indonesia, Malaysia, Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.
"BRICS memengaruhi proses domestik dalam arti bahwa dengan mendapatkan informasi tentang pekerjaan BRICS, pencapaiannya, serta rencana yang ditetapkan dan dilaksanakannya, orang-orang ingin bergabung dalam proses yang adil dan saling menguntungkan ini," ungkapnya seperti dilansir Sputnik News, Minggu (3/11/2024).
Menurut dia, orang-orang di negara-negara Timur dunia memilih politisi yang mengumumkan rencana mereka untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan BRICS dengan satu atau lain cara. "Sejumlah negara tengah mengupayakan keanggotaan penuh. Masalah ini akan dipertimbangkan sepanjang tahun depan," katanya.
Lavrov menambahkan, ada lebih dari 30 negara yang ingin ambil bagian dalam acara-acara BRICS. BRICS, kata dia, akan menyepakati kriteria untuk kategori negara mitra. Setelah pertemuan puncak di Kazan, presiden Rusia mengirimkan undangan ke beberapa negara yang mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS. Menurutnya, ada 10 negara yang menikmati konsensus di antara anggota BRICS yang ada.
"Kami memiliki kesepakatan bahwa segera setelah kami menerima balasan dari negara yang diundang, negara ini akan diproklamasikan bergabung dengan BRICS sebagai negara mitra. Kami yakin bahwa mereka akan memiliki kesempatan untuk mengambil bagian dalam semua acara BRICS," tambahnya.
Dia menambahkan, format pertemuan terpisah yang hanya melibatkan anggota penuh kemungkinan besar akan dipertahankan, dan semua format lainnya, termasuk yang Outreach Plus, pertemuan menteri luar negeri dan lainnya (ekonomi, energi, perdagangan, kesehatan, budaya) akan terbuka untuk negara-negara tersebut.
"Kami ingin negara mitra bergabung dalam pekerjaan ini. Mereka akan mengambil bagian dalam hampir semua acara (BRICS)," tandasnya.
Saat ini, BRICS yang didirikan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan telah memperluas keanggotannya dengan masuknya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Kemudian, pada KTT di Kazan, Rusia, sebanyak 13 negara diakui sebagai mitra BRICS, yakni Indonesia, Malaysia, Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.
"BRICS memengaruhi proses domestik dalam arti bahwa dengan mendapatkan informasi tentang pekerjaan BRICS, pencapaiannya, serta rencana yang ditetapkan dan dilaksanakannya, orang-orang ingin bergabung dalam proses yang adil dan saling menguntungkan ini," ungkapnya seperti dilansir Sputnik News, Minggu (3/11/2024).
Menurut dia, orang-orang di negara-negara Timur dunia memilih politisi yang mengumumkan rencana mereka untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan BRICS dengan satu atau lain cara. "Sejumlah negara tengah mengupayakan keanggotaan penuh. Masalah ini akan dipertimbangkan sepanjang tahun depan," katanya.
Lavrov menambahkan, ada lebih dari 30 negara yang ingin ambil bagian dalam acara-acara BRICS. BRICS, kata dia, akan menyepakati kriteria untuk kategori negara mitra. Setelah pertemuan puncak di Kazan, presiden Rusia mengirimkan undangan ke beberapa negara yang mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS. Menurutnya, ada 10 negara yang menikmati konsensus di antara anggota BRICS yang ada.
"Kami memiliki kesepakatan bahwa segera setelah kami menerima balasan dari negara yang diundang, negara ini akan diproklamasikan bergabung dengan BRICS sebagai negara mitra. Kami yakin bahwa mereka akan memiliki kesempatan untuk mengambil bagian dalam semua acara BRICS," tambahnya.
Dia menambahkan, format pertemuan terpisah yang hanya melibatkan anggota penuh kemungkinan besar akan dipertahankan, dan semua format lainnya, termasuk yang Outreach Plus, pertemuan menteri luar negeri dan lainnya (ekonomi, energi, perdagangan, kesehatan, budaya) akan terbuka untuk negara-negara tersebut.
"Kami ingin negara mitra bergabung dalam pekerjaan ini. Mereka akan mengambil bagian dalam hampir semua acara (BRICS)," tandasnya.
(fjo)
tulis komentar anda