Begini Strategi PTPN IV PalmCo Dukung Program B35
Rabu, 06 November 2024 - 20:29 WIB
JAKARTA - Sub Holding PTPN III (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo mendukung mandatori B35 yang diterapkan pemerintah. Bahkan PTPN juga menyiapkan berbagai strategi agar mampu berkontribusi saat pemerintah mewujudkan rencana B40 atau bahkan B50.
Bentuk dukungan yang diberikan PTPN ditunjukkan melalui rencana pembangunan pabrik biodiesel dan mendorong produksi CPO nasional melalui peningkatan produktivitas sawit rakyat. Sebagai proyek strategis nasional dan sesuai arahan pemegang saham, perusahaan diminta untuk berkontribusi dalam ketahanan pangan dan energi nasional.
"Sehingga, dalam 3 program strategis yang disusun, salah satunya adalah dengan mengakselerasi pengembangan energi terbarukan,” kata Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Menurutnya, saat ini PTPN IV sedang mengkaji rencana pembangunan pabrik biodiesel di KEK Sei Mangkei Sumatera Utara dengan kapasitas 450 ribu ton RBDPO/tahun. “Kita sedang melaksanakan kajian. Rencananya pabrik Biodiesel tersebut akan dioperasikan oleh PT Industri Nabati Lestari, anak perusahaan PTPN," sebutnya.
PTPN IV dalam beberapa tahun ke depan juga merencanakan pembangunan beberapa pembangkit biogas dengan total kapasitas 3 juta mmBTU dan Bio CNG berkapasitas sekitar 1,3 juta MMBTU. Semua itu diharapkan dapat mendorong percepatan pengembangan renewable energy yang tentu berdampak baik pada lingkungan.
Lebih jauh Jatmiko mengungkapkan peran serta PTPN dalam program B35 dan rencana program B40 bahkan B50 yang dicanangkan pemerintah, PTPN memiliki anak perusahaan yakni PT Riset Perkebunan Nusantara, yang bersama unit kerjanya, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, telah berhasil melalukan road test atau uji coba B50 pada kendaraan.
“Sejak April 2019 hingga Juli 2024, Mobil B50 kita telah menempuh lebih dari 170 ribu kilo meter tanpa kerusakan yang berarti. Artinya, jangankan B40, mempergunakan B50 di kendaraan bukanlah suatu kemustahilan,” tukas Jatmiko.
Tantangan mendasar yang dihadapi dalam perluasan biodiesel adalah terkait kecukupan produksi minyak sawit dalam negeri. Setiap kenaikan 5% blending biodiesel, membutuhkan supply CPO sekitar 2,81 juta KL. Secara nasional, B40 membutuhkan 16,08 juta Kilo liter, sedangkan B50 membutuhkan 20,11 juta KL RBDPO (Produk turunan dari CPO).
“Nah, tentu kita percaya kebijakan B40 ataupun B50 oleh pemerintah akan tetap memperhatikan pertumbuhan konsumsi dalam negeri, khusunya industri oleokimia dan minyak goreng. Sehingga supply CPO untuk pangan tidak terganggu dan tetap tumbuh,” bebernya.
PalmCo meyakini untuk memenuhi kebutuhan dua sektor tersebut, maka sawit rakyat yang memiliki porsi 40% dari luas sawit nasional, tapi rata-rata produktivitasnya masih rendah berkisar di 3,4 ton CPO/Ha/Tahun, perlu ditingkatkan agar supply CPO nasional terhadap pangan maupun energy tetap tercukupi.
Bentuk dukungan yang diberikan PTPN ditunjukkan melalui rencana pembangunan pabrik biodiesel dan mendorong produksi CPO nasional melalui peningkatan produktivitas sawit rakyat. Sebagai proyek strategis nasional dan sesuai arahan pemegang saham, perusahaan diminta untuk berkontribusi dalam ketahanan pangan dan energi nasional.
"Sehingga, dalam 3 program strategis yang disusun, salah satunya adalah dengan mengakselerasi pengembangan energi terbarukan,” kata Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Menurutnya, saat ini PTPN IV sedang mengkaji rencana pembangunan pabrik biodiesel di KEK Sei Mangkei Sumatera Utara dengan kapasitas 450 ribu ton RBDPO/tahun. “Kita sedang melaksanakan kajian. Rencananya pabrik Biodiesel tersebut akan dioperasikan oleh PT Industri Nabati Lestari, anak perusahaan PTPN," sebutnya.
PTPN IV dalam beberapa tahun ke depan juga merencanakan pembangunan beberapa pembangkit biogas dengan total kapasitas 3 juta mmBTU dan Bio CNG berkapasitas sekitar 1,3 juta MMBTU. Semua itu diharapkan dapat mendorong percepatan pengembangan renewable energy yang tentu berdampak baik pada lingkungan.
Lebih jauh Jatmiko mengungkapkan peran serta PTPN dalam program B35 dan rencana program B40 bahkan B50 yang dicanangkan pemerintah, PTPN memiliki anak perusahaan yakni PT Riset Perkebunan Nusantara, yang bersama unit kerjanya, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, telah berhasil melalukan road test atau uji coba B50 pada kendaraan.
“Sejak April 2019 hingga Juli 2024, Mobil B50 kita telah menempuh lebih dari 170 ribu kilo meter tanpa kerusakan yang berarti. Artinya, jangankan B40, mempergunakan B50 di kendaraan bukanlah suatu kemustahilan,” tukas Jatmiko.
Tantangan mendasar yang dihadapi dalam perluasan biodiesel adalah terkait kecukupan produksi minyak sawit dalam negeri. Setiap kenaikan 5% blending biodiesel, membutuhkan supply CPO sekitar 2,81 juta KL. Secara nasional, B40 membutuhkan 16,08 juta Kilo liter, sedangkan B50 membutuhkan 20,11 juta KL RBDPO (Produk turunan dari CPO).
“Nah, tentu kita percaya kebijakan B40 ataupun B50 oleh pemerintah akan tetap memperhatikan pertumbuhan konsumsi dalam negeri, khusunya industri oleokimia dan minyak goreng. Sehingga supply CPO untuk pangan tidak terganggu dan tetap tumbuh,” bebernya.
PalmCo meyakini untuk memenuhi kebutuhan dua sektor tersebut, maka sawit rakyat yang memiliki porsi 40% dari luas sawit nasional, tapi rata-rata produktivitasnya masih rendah berkisar di 3,4 ton CPO/Ha/Tahun, perlu ditingkatkan agar supply CPO nasional terhadap pangan maupun energy tetap tercukupi.
(nng)
tulis komentar anda