Berani Melawan AS, Negara Afrika Timur Ini Gabung BRICS di 2025
Rabu, 25 Desember 2024 - 12:00 WIB
MOSKOW - Negara Afrika Timur ini yang berani melawan AS (Amerika Serikat) dipastikan bakal menjadi salah satu dari sembilan negara yang telah mengkonfirmasi kesiapan mereka untuk bergabung menjadi mitra BRICS . Yury Ushakov yang merupakan seorang ajudan Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan Uganda akan secara resmi menjadi negara mitra BRICS pada 1 Januari 2025.
Sebelumnya pada November tahun lalu, Presiden AS Joe Biden mengusir Uganda, bersama dengan Republik Afrika Tengah, Gabon, dan Nigeria dari program perdagangan Pertumbuhan dan Peluang Afrika yang menjadi unggulan Washington, dengan alasan "pelanggaran berat" persyaratan partisipasi.
Selain itu Uganda juga sempat membuat AS geram, lantaran menerapkan undang-undang anti-LGBT terberat di dunia, termasuk hukuman mati untuk homoseksualitas. Hal ini menarik kecaman Barat dan mempertaruhkan sanksi dari donor bantuan.
Akibat UU tersebut, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebutkan langkah itu sebagai pelanggaran tragis hak asasi manusia. Dia mengatakan, Washington akan mengevaluasi implikasi undang-undang tersebut pada semua aspek keterlibatan AS dengan Uganda.
Sementara itu posisi Uganda yang terkurung daratan itu telah mengekspor barang-barang, termasuk kopi dan tekstil ke AS selama bertahun-tahun di bawah inisiatif program perdagangan Pertumbuhan dan Peluang Afrika, yang mulai berlaku pada tahun 2000. UU itu memberikan akses bebas bea kepada negara-negara Afrika sub-Sahara yang memenuhi syarat ke pasar Amerika.
Belakangan hubungan Uganda dan AS kurang berjalan harmonis yang disebabkan beberapa hal. Kini kabar terbaru, Uganda bersiap bergabung bersama BRICS yang diklaim sebagai kelompok negara berkembang terdepan dengan tujuan menyaingi dominasi Barat yang dipimpin AS.
Kategori negara mitra BRICS telah ditetapkan pada KTT pada bulan Oktober lalu, yang diselenggarakan oleh Rusia di Kazan, dan dimaksudkan sebagai alternatif keanggotaan setelah lebih dari 30 negara mengajukan permohonan untuk bergabung dengan kelompok tersebut.
Pemegang status mitra BRICS membuat suatu negara secara permanen bisa mengambil bagian dalam sesi khusus KTT BRICS, pertemuan tingkat menteri, dan acara tingkat tinggi lainnya. Mitra BRICS juga dapat berkontribusi pada dokumen hasil grup.
Sebelumnya pada November tahun lalu, Presiden AS Joe Biden mengusir Uganda, bersama dengan Republik Afrika Tengah, Gabon, dan Nigeria dari program perdagangan Pertumbuhan dan Peluang Afrika yang menjadi unggulan Washington, dengan alasan "pelanggaran berat" persyaratan partisipasi.
Selain itu Uganda juga sempat membuat AS geram, lantaran menerapkan undang-undang anti-LGBT terberat di dunia, termasuk hukuman mati untuk homoseksualitas. Hal ini menarik kecaman Barat dan mempertaruhkan sanksi dari donor bantuan.
Akibat UU tersebut, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebutkan langkah itu sebagai pelanggaran tragis hak asasi manusia. Dia mengatakan, Washington akan mengevaluasi implikasi undang-undang tersebut pada semua aspek keterlibatan AS dengan Uganda.
Sementara itu posisi Uganda yang terkurung daratan itu telah mengekspor barang-barang, termasuk kopi dan tekstil ke AS selama bertahun-tahun di bawah inisiatif program perdagangan Pertumbuhan dan Peluang Afrika, yang mulai berlaku pada tahun 2000. UU itu memberikan akses bebas bea kepada negara-negara Afrika sub-Sahara yang memenuhi syarat ke pasar Amerika.
Belakangan hubungan Uganda dan AS kurang berjalan harmonis yang disebabkan beberapa hal. Kini kabar terbaru, Uganda bersiap bergabung bersama BRICS yang diklaim sebagai kelompok negara berkembang terdepan dengan tujuan menyaingi dominasi Barat yang dipimpin AS.
Kategori negara mitra BRICS telah ditetapkan pada KTT pada bulan Oktober lalu, yang diselenggarakan oleh Rusia di Kazan, dan dimaksudkan sebagai alternatif keanggotaan setelah lebih dari 30 negara mengajukan permohonan untuk bergabung dengan kelompok tersebut.
Pemegang status mitra BRICS membuat suatu negara secara permanen bisa mengambil bagian dalam sesi khusus KTT BRICS, pertemuan tingkat menteri, dan acara tingkat tinggi lainnya. Mitra BRICS juga dapat berkontribusi pada dokumen hasil grup.
Lihat Juga :
tulis komentar anda