Corona Belum Pasti Kapan Berakhir, Sri Mulyani Siapkan Dana Darurat Rp60 Triliun

Kamis, 03 September 2020 - 09:20 WIB
Kemenkeu mengantisipasi ketidakpastian yang akan terjadi di 2021, salah satunya dengan menganggarkan cadangan fiskal (fiscal buffer) sebesar Rp 60 triliun. Foto/Dok
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengantisipasi ketidakpastian yang akan terjadi di 2021, salah satunya dengan menganggarkan cadangan fiskal (fiscal buffer) sebesar Rp 60 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja (RAPBN) 2021 . Anggaran tersebut naik Rp50 triliun dari APBN 2020 yang hanya Rp10 triliun.

(Baca Juga: Perry Warjiyo Lebih Pede dari Pemerintah Soal Pertumbuhan Ekonomi RI di 2021 )

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, cadangan fiskal tersebut meningkat hingga 6 kali lipatnya jika dibandingkan tahun ini yang hanya Rp 10 triliun. Kenaikan anggaran cadangan itu termasuk untuk mengantisipasi dampak pandemi COVID-19 yang masih akan terjadi di tahun depan.



"Jadi itu semua dimasukkan ke cadangan fiskal karena ketidakpastian itu. Kalau bisa antisipasi, termasuk kalau belanja meningkat karena ketidakpastian atau pendapatan menurun karena tidak tercapai," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam video yang diunggah DPR.

Sambung dia menjelaskan, cadangan fiskal itu juga sebagai antisipasi pelebaran defisit apabila target penerimaan pajak tak tercapai. "Kalau kita lihat memproyeksi pelebaran defisit di 2021 mencapai 5,5% terhadap PDB," katanya.

(Baca Juga: Belanja Rp2.747 Triliun Jadi Senjata Sri Mulyani Kerek Pertumbuhan Ekonomi )

Menurutnya, langkah-langkah yang sudah dilakukan Pemerintah tahun 2020 ini di dalam rangka menghadapi Covid selama ini cukup baik dikomunikasikan kepada seluruh stakeholder. "Secara politik kami berterima kasih kepada Komisi XI (juga di Badan Anggaran), sangat clear dan positif," tandasnya.

Sebelumnya, pemerintah menargetkan belanja dalam RAPBN 2021 sebesar Rp2.747,5 triliun. Sementara, pendapatan negara hanya Rp1.776,4 triliun. Beberapa belanja yang akan dilakukan salah satunya adalah sektor kesehatan. Dana yang disiapkan sebesar Rp169,7 triliun atau setara dengan 6,2% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Kemudian, anggaran pendidikan ditetapkan sebesar Rp549,5 triliun atau 20% dari total belanja di APBN. Lalu, pembangunan teknologi komunikasi dan informasi (ICT) pada 2021 sebesar Rp30,5 triliun.

Sementara, pembangunan infrastruktur dialokasikan sebesar Rp414 triliun, ketahanan pangan Rp104,2 triliun, perlindungan sosial Rp419,3 triliun, dan pariwisata Rp14,4 triliun. Dengan target tersebut, defisit RAPBN 2021 ditarget sebesar 5,5 persen. Angka ini naik prediksi sebelumnya yang berada di kisaran 4,5% sampai 4,7%.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More