Adira Finance Raih Laba Bersih Rp520 Miliar
Minggu, 03 Mei 2020 - 12:12 WIB
JAKARTA - PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (Adira Finance) membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp520 miliar di kuartal I 2020 atau naik 12,5% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Sedangkan beban operasional mengalami kenaikan 7% secara tahun ke tahun menjadi Rp969 miliar.
"ROA (Return on Asset) dan ROE (Return on Equity) mengalami kenaikan dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya, masing-masing menjadi 6,1% dan 28,5%. Sedangkan NPL naik dari 1,7% menjadi 1,8% dari piutang yang dikelola di kuartal I 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ujar Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli dalam keterangan tertulis, Minggu (3/5/2020).
Hafid menjelaskan pada kuartal I 2020, Adira Finance mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp8,4 trilliun atau turun 11% secara tahun ke tahun dibandingkan tahun sebelumnya
Penurunan ini, lanjutnya, disebabkan melemahnya daya beli konsumen akibat dari penyebaran Covid-19, dan penurunan harga komoditas seperti minyak, batu bara, dan CPO. Secara keseluruhan, penjualan segmen sepeda motor dan mobil turun, relatif sejalan dengan penurunan industri di sepanjang kuartal I 2020.
Meski demikian, di tengah pasar yang sedang menghadapi pandemi, piutang yang dikelola Adira berhasil tumbuh 4% menjadi Rp54,7 triliun. Piutang sepeda motor tumbuh 7% menjadi Rp26,2 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Piutang mobil meningkat tipis 2% menjadi Rp28,1 triliun.
Adira Finance tetap melakukan penyaluran pembiayaan baru walaupun disesuaikan dengan kriteria dan kondisi saat ini. "Kami telah mengambil langkah inisiatif untuk memastikan keselamatan karyawan serta kami juga tetap melanjutkan operasi bisnis," terang Hafid.
Selain itu, Hafid mengungkapkan bahwa pembiayaan sepeda motor Adira Finance pada kuartal I 2020 mengalami penurunan 13% menjadi Rp4,1 triliun, dimana segmen motor baru hanya mengalami sedikit penurunan 2% menjadi Rp3,4 triliun.
Secara brand, kendaraan roda dua, lanjutnya, Honda berkontribusi terbesar dengan komposisi 64% dari total pembiayaan sepeda motor, Yamaha berkontribusi kedua terbesar dengan komposisi 29% dari total pembiayaan.
Untuk mobil, secara keseluruhan pembiayaan mobil baru turun sebesar 27% menjadi Rp1,7 triliun. Ia menilai, hal ini terjadi karena melemahnya penjualan industri mobil disertai dengan penurunan permintaan dari segmen komoditas.
Soal non performing loan (NPL), Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila mengatakan NPL Adira meningkat dari 1,7% menjadi 1,8% dari piutang yang dikelola di kuartal I 2020, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Dalam kondisi ini, manajemen akan lebih berhati-hati dan selektif dalam penyaluran pembiayaan baru. Gearing ratio pun turun menjadi 3,0 kali dari 3,5 kali di kuartal I 2019, artinya gearing ratio ini jauh lebih rendah dari level OJK yang diatur pada level 10 kali," kata Made.
Lihat Juga: Ramaikan IIMS 2023, Adira Finance Gandeng Komunitas Otomotif Adakan Adiride dan Kongkowmotif
"ROA (Return on Asset) dan ROE (Return on Equity) mengalami kenaikan dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya, masing-masing menjadi 6,1% dan 28,5%. Sedangkan NPL naik dari 1,7% menjadi 1,8% dari piutang yang dikelola di kuartal I 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ujar Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli dalam keterangan tertulis, Minggu (3/5/2020).
Hafid menjelaskan pada kuartal I 2020, Adira Finance mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp8,4 trilliun atau turun 11% secara tahun ke tahun dibandingkan tahun sebelumnya
Penurunan ini, lanjutnya, disebabkan melemahnya daya beli konsumen akibat dari penyebaran Covid-19, dan penurunan harga komoditas seperti minyak, batu bara, dan CPO. Secara keseluruhan, penjualan segmen sepeda motor dan mobil turun, relatif sejalan dengan penurunan industri di sepanjang kuartal I 2020.
Meski demikian, di tengah pasar yang sedang menghadapi pandemi, piutang yang dikelola Adira berhasil tumbuh 4% menjadi Rp54,7 triliun. Piutang sepeda motor tumbuh 7% menjadi Rp26,2 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Piutang mobil meningkat tipis 2% menjadi Rp28,1 triliun.
Adira Finance tetap melakukan penyaluran pembiayaan baru walaupun disesuaikan dengan kriteria dan kondisi saat ini. "Kami telah mengambil langkah inisiatif untuk memastikan keselamatan karyawan serta kami juga tetap melanjutkan operasi bisnis," terang Hafid.
Selain itu, Hafid mengungkapkan bahwa pembiayaan sepeda motor Adira Finance pada kuartal I 2020 mengalami penurunan 13% menjadi Rp4,1 triliun, dimana segmen motor baru hanya mengalami sedikit penurunan 2% menjadi Rp3,4 triliun.
Secara brand, kendaraan roda dua, lanjutnya, Honda berkontribusi terbesar dengan komposisi 64% dari total pembiayaan sepeda motor, Yamaha berkontribusi kedua terbesar dengan komposisi 29% dari total pembiayaan.
Untuk mobil, secara keseluruhan pembiayaan mobil baru turun sebesar 27% menjadi Rp1,7 triliun. Ia menilai, hal ini terjadi karena melemahnya penjualan industri mobil disertai dengan penurunan permintaan dari segmen komoditas.
Soal non performing loan (NPL), Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila mengatakan NPL Adira meningkat dari 1,7% menjadi 1,8% dari piutang yang dikelola di kuartal I 2020, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Dalam kondisi ini, manajemen akan lebih berhati-hati dan selektif dalam penyaluran pembiayaan baru. Gearing ratio pun turun menjadi 3,0 kali dari 3,5 kali di kuartal I 2019, artinya gearing ratio ini jauh lebih rendah dari level OJK yang diatur pada level 10 kali," kata Made.
Lihat Juga: Ramaikan IIMS 2023, Adira Finance Gandeng Komunitas Otomotif Adakan Adiride dan Kongkowmotif
(bon)
tulis komentar anda