PSBB Jakarta Jilid Dua Dekatkan Indonesia Pada Resesi
Kamis, 10 September 2020 - 22:13 WIB
JAKARTA - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menilai pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total di DKI Jakarta pada 14 September mendatang akan semakin memperburuk kondisi dunia usaha. Dengan semakin terpuruknya dunia usaha, maka semakin memicu munculnya pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Akan semakin banyak yang tidak mampu melanjutkan usaha, dan pada akhirnya memicu PHK. Sehingga, peluang terjadinya resesi ekonomi akan menjadi semakin besar dan semakin mendekati kenyataan," kata Wakil Ketua Umum APPBI Alphonsus Widjaja dalam siaran pers, Kamis (10/9/2020).
(Baca Juga: Gubernur Anies Ambil Rem Darurat, RI Siap-siap Resesi Hingga Akhir 2020 )
Menurut Alphonsus, PSBB total akan berdampak lebih buruk bagi dunia usaha, dibandingkan dengan PSBB pada April lalu. Pasalnya, PSBB jilid pertama berlaku dari kondisi normal, yang mana pengusaha masih memiliki cadangan sumber daya untuk memasuki PSBB.
Sedangkan, pada PSBB jilid kedua ini dimulai dari masa transisi yang mana kondisi dunia usaha sudah babak belur, dan tidak lagi memiliki sumber daya untuk bertahan di masa PSBB.
"Kondisi pusat perbelanjaan dalam PSBB total mendatang akan lebih terpuruk dari sebelumnya dikarenakan PSBB total kali ini didahului dengan PSBB Transisi yang mana kondisi ekonomi belum pulih sama sekali. Kalau sekarang ini pusat perbelanjaan memasuki PSBB total sudah dalam keadaan babak belur," ujar dia.
Namun demikian, pusat perbelanjaan tetap akan mematuhi dan mendukung apa yang diputuskan oleh pemerintah dengan segala konsekuensi dan risiko ekonomi yang mungkin muncul. Meskipun, dia berharap pusat perbelanjaan dapat kembali beroperasi seperti biasa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Sesungguhnya pusat perbelanjaan berharap dapat terus beroperasi untuk melayani kebutuhan berbelanja masyarakat dan menjaga agar roda perekonomian tidak kembali terhenti," katanya.
(Baca Juga: Jakarta PSBB Lagi Mulai Senin, Ekonom: Kesehatan Lebih Penting dari Ekonomi )
"Akan semakin banyak yang tidak mampu melanjutkan usaha, dan pada akhirnya memicu PHK. Sehingga, peluang terjadinya resesi ekonomi akan menjadi semakin besar dan semakin mendekati kenyataan," kata Wakil Ketua Umum APPBI Alphonsus Widjaja dalam siaran pers, Kamis (10/9/2020).
(Baca Juga: Gubernur Anies Ambil Rem Darurat, RI Siap-siap Resesi Hingga Akhir 2020 )
Menurut Alphonsus, PSBB total akan berdampak lebih buruk bagi dunia usaha, dibandingkan dengan PSBB pada April lalu. Pasalnya, PSBB jilid pertama berlaku dari kondisi normal, yang mana pengusaha masih memiliki cadangan sumber daya untuk memasuki PSBB.
Sedangkan, pada PSBB jilid kedua ini dimulai dari masa transisi yang mana kondisi dunia usaha sudah babak belur, dan tidak lagi memiliki sumber daya untuk bertahan di masa PSBB.
"Kondisi pusat perbelanjaan dalam PSBB total mendatang akan lebih terpuruk dari sebelumnya dikarenakan PSBB total kali ini didahului dengan PSBB Transisi yang mana kondisi ekonomi belum pulih sama sekali. Kalau sekarang ini pusat perbelanjaan memasuki PSBB total sudah dalam keadaan babak belur," ujar dia.
Namun demikian, pusat perbelanjaan tetap akan mematuhi dan mendukung apa yang diputuskan oleh pemerintah dengan segala konsekuensi dan risiko ekonomi yang mungkin muncul. Meskipun, dia berharap pusat perbelanjaan dapat kembali beroperasi seperti biasa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Sesungguhnya pusat perbelanjaan berharap dapat terus beroperasi untuk melayani kebutuhan berbelanja masyarakat dan menjaga agar roda perekonomian tidak kembali terhenti," katanya.
(Baca Juga: Jakarta PSBB Lagi Mulai Senin, Ekonom: Kesehatan Lebih Penting dari Ekonomi )
Lihat Juga :
tulis komentar anda