Harga BBM Tidak Turun, Ini Penjelasan Menteri ESDM
Senin, 04 Mei 2020 - 14:40 WIB
JAKARTA - Saat ini harga minyak dunia sudah anjlok hingga ke level USD20 per barel. Namun, harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia belum juga turun, padahal beberapa negara tetangga di ASEAN sudah menurunkan harganya secara cukup signifikan.
Namun demikian, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengklaim harga BBM di Indonesia masih lebih murah dibanding negara lain di kawasan ASEAN.
"Kalau kita bandingkan BBM kita di negara ASEAN kita punya 5 jenis BBM. Bisa kita bandingkan harga di Filipina pertalite Rp10.000-an, Laos Rp14.000-an," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR melalui video conference, Senin (4/5/2020).
(Baca Juga: Pemerintah Pastikan Harga BBM Tidak Turun Bulan Ini)
Untuk harga bensin, kata dia, Indonesia saat ini masih ada di pertengahan Malaysia Singapura Vietnam. Dia juga menjelaskan, harga Jenis BBM Umum (JBU) telah mengalami penurunan sebanyak 2 kali tahun ini yaitu pada Januari dan Februari 2020, dengan tingkat penurunan yang cukup signifikan. Pada Januari harga BBM turun di kisaran Rp300 per liter hingga Rp1.750 per liter, Sedangkan pada Februari dikisaran Rp50 per liter hingga Rp300 per liter.
"Pemerintah tetap mempertahankan kebijakan JBT dan JBKP serta memberikan subsidi untuk minyak tanah dan LPG yang digunakan langsung oleh masyarakat kecil," imbuhnya.
Arifin mengaku, volume penjualan BBM di Indonesia turun secara signifikan sekitar 26,4% pada bulan April dibandingkan kondisi sebelum masa penyebaran virus pandemi covid-19 pada bulan Januari hingga Februari 2020.
Arifin menambahkan, alasan pemerintah belum menurunkan harga BBM dipengaruhi harga minyak dunia yang belum stabil dan memiliki volatilitas yang cukup tinggi. Artinya harga minyak berpotensi turun atau naik lagi.
Selain itu, pemerintah juga menunggu pengaruh pemotongan produksi OPEC+ sekitar 9,7 juta barel per hari pada Mei hingga Juni 2020, dan pemotongan sebesar 7,7 juta barel per hari pada Juli hingga Desember 2020 serta 5,8 juta barel per hari pada Januari 2021 hingga April 2022.
"Jadi, pemerintah masih menjaga harga tetap karena harga minyak dunia dan kurs masih tidak stabil serta dapat turun. Menyikapi kondisi ini, beberapa badan usaha melakukan aksi korporasi seperti pemberian diskon dan antara lain berikan diskon dan pikirkan juga para nelayan yang gunakan Solar dan LPG di daerah yang memang kesulitan biaya kerjanya," terang Arifin.
Namun demikian, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengklaim harga BBM di Indonesia masih lebih murah dibanding negara lain di kawasan ASEAN.
"Kalau kita bandingkan BBM kita di negara ASEAN kita punya 5 jenis BBM. Bisa kita bandingkan harga di Filipina pertalite Rp10.000-an, Laos Rp14.000-an," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR melalui video conference, Senin (4/5/2020).
(Baca Juga: Pemerintah Pastikan Harga BBM Tidak Turun Bulan Ini)
Untuk harga bensin, kata dia, Indonesia saat ini masih ada di pertengahan Malaysia Singapura Vietnam. Dia juga menjelaskan, harga Jenis BBM Umum (JBU) telah mengalami penurunan sebanyak 2 kali tahun ini yaitu pada Januari dan Februari 2020, dengan tingkat penurunan yang cukup signifikan. Pada Januari harga BBM turun di kisaran Rp300 per liter hingga Rp1.750 per liter, Sedangkan pada Februari dikisaran Rp50 per liter hingga Rp300 per liter.
"Pemerintah tetap mempertahankan kebijakan JBT dan JBKP serta memberikan subsidi untuk minyak tanah dan LPG yang digunakan langsung oleh masyarakat kecil," imbuhnya.
Arifin mengaku, volume penjualan BBM di Indonesia turun secara signifikan sekitar 26,4% pada bulan April dibandingkan kondisi sebelum masa penyebaran virus pandemi covid-19 pada bulan Januari hingga Februari 2020.
Arifin menambahkan, alasan pemerintah belum menurunkan harga BBM dipengaruhi harga minyak dunia yang belum stabil dan memiliki volatilitas yang cukup tinggi. Artinya harga minyak berpotensi turun atau naik lagi.
Selain itu, pemerintah juga menunggu pengaruh pemotongan produksi OPEC+ sekitar 9,7 juta barel per hari pada Mei hingga Juni 2020, dan pemotongan sebesar 7,7 juta barel per hari pada Juli hingga Desember 2020 serta 5,8 juta barel per hari pada Januari 2021 hingga April 2022.
"Jadi, pemerintah masih menjaga harga tetap karena harga minyak dunia dan kurs masih tidak stabil serta dapat turun. Menyikapi kondisi ini, beberapa badan usaha melakukan aksi korporasi seperti pemberian diskon dan antara lain berikan diskon dan pikirkan juga para nelayan yang gunakan Solar dan LPG di daerah yang memang kesulitan biaya kerjanya," terang Arifin.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda