Akibat Covid-19, Pendapatan 80% Pelaku Usaha Anjlok
Rabu, 16 September 2020 - 06:35 WIB
Presiden Jokowi melakukan berbagai cara agar pandemi segera berakhir. Upaya teranyar yang dilakukan adalah menugaskan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala BNPB Doni Monardo membantu Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk dapat menangani kasus di sembilan provinsi prioritas. (Baca juga: Jakarta Berlakukan Lagi PSBB, Persija Pindah Tempat Latihan)
Provinsi-provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, dan Bali. Kasus Covid-19 sendiri terus mengalami penambahan, yakni 3.507 kasus. Dengan demikian, akumulasinya mencapai 225.030 orang. Dari penambahan yang terjadi, DKI Jakarta menempati posisi tertinggi dengan 1.076 kasus, disusul Jawa Timur (378), Jawa Barat (347), Sumatera Utara (249), dan Jawa Tengah (198).
“Target yang diharapkan adalah penurunan penambahan kasus harian. Nomor dua, peningkatan angka kesembuhan. Dan ketiga, menurunkan angka kematian. Diminta oleh Presiden agar target ini dapat dicapai dalam waktu dua minggu ke depan,” ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers di Kantor Presiden kemarin.
Wiku menuturkan, untuk mencapai tiga sasaran tersebut, ada beberapa langkah yang akan ditempuh. Pertama, menyamakan data antara pusat dan daerah dalam rangka untuk pengambilan keputusan cepat. Kedua, melakukan operasi yustisi untuk penegakan disiplin protokol kesehatan dengan menggunakan peraturan pidana untuk menindak pelanggar aturan. (Baca juga: Tak Peduli Pandemi Covid-19, Pesta Mewah Digelar di Tuban)
Selanjutnya, ketiga adalah peningkatan manajemen perawatan pasien Covid-19 untuk menurunkan mortality rate dan meningkatkan recovery rate, dan keempat adalah penanganan secara spesifik klaster-klaster Covid di sembilan provinsi tersebut.
“Jadi, penanganan harus spesifik pada daerah-daerah tertentu di provinsi tersebut. Berarti di kabupaten/kota, dan juga di dalam di kabupaten/kota itu kita akan lihat klaster-klaster yang lebih spesifik ada di mana. Dan itu harus ditangani dengan segera,” katanya.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan bahwa bangsa Indonesia juga seperti bangsa-bangsa lainnya di dunia sedang menghadapi wabah Covid-19. Saat ini, kata Doni, sejumlah upaya telah dilakukan untuk bisa mendapatkan vaksin dan obat untuk Covid-19. Namun, dia menegaskan bahwa walau nanti sudah ditemukan vaksin dan obat, belum tentu pandemi Covid-19 akan berakhir.
“Kita pun sedang berusaha bahwa Presiden dengan sejumlah menteri telah berusaha untuk bisa mendapatkan vaksin dalam jumlah yang cukup bagi masyarakat kita semuanya. Termasuk juga upaya-upaya untuk mendapatkan obat yang lebih mujarab dalam menghadapi Covid-19 ini. Namun demikian, walaupun nanti ada vaksin, walaupun nanti ditemukannya obat, tidak serta-merta Covid ini akan berakhir,” kata Doni dalam acara doa bersama bertajuk “Doa Perawat untuk Negeri” yang dilaksanakan secara daring dan diselenggarakan langsung melalui YouTube BNPB kemarin.
Dia menandaskan bahwa tidak ada yang tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Karena itu, dia mengajak semua pihak mempersiapkan diri untuk jangka waktu yang sangat panjang. Dalam pandangannya, kolaborasi pentahelix berbasis komunitas harus menjadi ujung tombak penanganan Covid-19. (Lihat videonya: MArion Jola Bikin Heboh karena Bra, Gisella Menyesal Bercerai)
“Masyarakat diharapkan bisa menjadi garda terdepan untuk menghadapi Covid ini agar tidak banyak masyarakat yang sakit sehingga tidak perlu terlalu banyak dirawat di rumah sakit.” (Ichsan Amin/Binti Mufarida)
Provinsi-provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, dan Bali. Kasus Covid-19 sendiri terus mengalami penambahan, yakni 3.507 kasus. Dengan demikian, akumulasinya mencapai 225.030 orang. Dari penambahan yang terjadi, DKI Jakarta menempati posisi tertinggi dengan 1.076 kasus, disusul Jawa Timur (378), Jawa Barat (347), Sumatera Utara (249), dan Jawa Tengah (198).
“Target yang diharapkan adalah penurunan penambahan kasus harian. Nomor dua, peningkatan angka kesembuhan. Dan ketiga, menurunkan angka kematian. Diminta oleh Presiden agar target ini dapat dicapai dalam waktu dua minggu ke depan,” ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers di Kantor Presiden kemarin.
Wiku menuturkan, untuk mencapai tiga sasaran tersebut, ada beberapa langkah yang akan ditempuh. Pertama, menyamakan data antara pusat dan daerah dalam rangka untuk pengambilan keputusan cepat. Kedua, melakukan operasi yustisi untuk penegakan disiplin protokol kesehatan dengan menggunakan peraturan pidana untuk menindak pelanggar aturan. (Baca juga: Tak Peduli Pandemi Covid-19, Pesta Mewah Digelar di Tuban)
Selanjutnya, ketiga adalah peningkatan manajemen perawatan pasien Covid-19 untuk menurunkan mortality rate dan meningkatkan recovery rate, dan keempat adalah penanganan secara spesifik klaster-klaster Covid di sembilan provinsi tersebut.
“Jadi, penanganan harus spesifik pada daerah-daerah tertentu di provinsi tersebut. Berarti di kabupaten/kota, dan juga di dalam di kabupaten/kota itu kita akan lihat klaster-klaster yang lebih spesifik ada di mana. Dan itu harus ditangani dengan segera,” katanya.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan bahwa bangsa Indonesia juga seperti bangsa-bangsa lainnya di dunia sedang menghadapi wabah Covid-19. Saat ini, kata Doni, sejumlah upaya telah dilakukan untuk bisa mendapatkan vaksin dan obat untuk Covid-19. Namun, dia menegaskan bahwa walau nanti sudah ditemukan vaksin dan obat, belum tentu pandemi Covid-19 akan berakhir.
“Kita pun sedang berusaha bahwa Presiden dengan sejumlah menteri telah berusaha untuk bisa mendapatkan vaksin dalam jumlah yang cukup bagi masyarakat kita semuanya. Termasuk juga upaya-upaya untuk mendapatkan obat yang lebih mujarab dalam menghadapi Covid-19 ini. Namun demikian, walaupun nanti ada vaksin, walaupun nanti ditemukannya obat, tidak serta-merta Covid ini akan berakhir,” kata Doni dalam acara doa bersama bertajuk “Doa Perawat untuk Negeri” yang dilaksanakan secara daring dan diselenggarakan langsung melalui YouTube BNPB kemarin.
Dia menandaskan bahwa tidak ada yang tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Karena itu, dia mengajak semua pihak mempersiapkan diri untuk jangka waktu yang sangat panjang. Dalam pandangannya, kolaborasi pentahelix berbasis komunitas harus menjadi ujung tombak penanganan Covid-19. (Lihat videonya: MArion Jola Bikin Heboh karena Bra, Gisella Menyesal Bercerai)
“Masyarakat diharapkan bisa menjadi garda terdepan untuk menghadapi Covid ini agar tidak banyak masyarakat yang sakit sehingga tidak perlu terlalu banyak dirawat di rumah sakit.” (Ichsan Amin/Binti Mufarida)
Lihat Juga :
tulis komentar anda