Sri Mulyani Beberkan Aliran Modal Asing Keluar Capai Rp159,6 Triliun
Senin, 04 Mei 2020 - 18:36 WIB
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan Net Foreign Selling atau aliran modal asing yang keluar (capital outflow) secara tahunan dari Januari sampai 23 April 2020 telah mencapai Rp159,6 triliun. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan aliran modal asing keluar di pasar saham maupun Surat Berharga Negara (SBN) telah terjadi sejak Februari 2020.
Terparah pada bulan Maret yang mencapai Rp126,8 triliun, namun mulai mereda pada bulan April 2020. “Ini merupakan satu ancaman yang luar biasa di pasar keuagan kita,” jelas Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Senin (4/5/2020).
Dia merinci, capital outflow Rp159,6 triliun terdiri dari beberapa instrumen keuangan di antaranya di pasar SBN mencapai Rp139,7 triliun sedangkan arus keluar pada pasar saham mencapai Rp16,4 triliun dan terakhir arus keluar SBI Rp3,5 triliun.
"Karena kita melihat pertumbuhan ekonomi global di 2020 yang diproyeksikan terkontraksi hingga -3%. Tingkat ketidakpastian yang tinggi menunjukan masih adanya risiko downside pada proyeksi," katanya.
Oleh karena itu, Pemerintah segera mengambil kebijakan dan langkah-langkah luar biasa (extraordinary) dalam rangka penyelamatan perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan melalui berbagai kebijakan relaksasi yang berkaitan dengan pelaksanaan APBN, dengan fokus belanja untuk kesehatan, pengeluaran untuk jaring pengaman sosial (social safety net).
"Resesi atau perlambatan ekonomi yang terjadi secara luas ke berbagai negara termasuk pada mitra dagang utama Indonesia yakni Tiongkok maupun India juga turut mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional," paparnya.
Terparah pada bulan Maret yang mencapai Rp126,8 triliun, namun mulai mereda pada bulan April 2020. “Ini merupakan satu ancaman yang luar biasa di pasar keuagan kita,” jelas Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Senin (4/5/2020).
Dia merinci, capital outflow Rp159,6 triliun terdiri dari beberapa instrumen keuangan di antaranya di pasar SBN mencapai Rp139,7 triliun sedangkan arus keluar pada pasar saham mencapai Rp16,4 triliun dan terakhir arus keluar SBI Rp3,5 triliun.
"Karena kita melihat pertumbuhan ekonomi global di 2020 yang diproyeksikan terkontraksi hingga -3%. Tingkat ketidakpastian yang tinggi menunjukan masih adanya risiko downside pada proyeksi," katanya.
Oleh karena itu, Pemerintah segera mengambil kebijakan dan langkah-langkah luar biasa (extraordinary) dalam rangka penyelamatan perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan melalui berbagai kebijakan relaksasi yang berkaitan dengan pelaksanaan APBN, dengan fokus belanja untuk kesehatan, pengeluaran untuk jaring pengaman sosial (social safety net).
"Resesi atau perlambatan ekonomi yang terjadi secara luas ke berbagai negara termasuk pada mitra dagang utama Indonesia yakni Tiongkok maupun India juga turut mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional," paparnya.
(akr)
tulis komentar anda