Ini Dia Enam Jurus SKK Migas Jaga Capaian Lifting Migas 2020
Senin, 21 September 2020 - 08:56 WIB
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menerapkan enam strategi untuk mengoptimalkan produksi dan lifting minyak dan gas bumi (migas). Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan, keenam strategi itu merupakan hasil pemikiran serta diskusi antara SKK Migas dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
“Berdasarkan evaluasi kinerja hulu migas selama masa pandemi Covid-19 , kami telah merumuskan beberapa strategi yang visible untuk dilakukan di sisa empat bulan ke depan,” katanya di Jakarta, Senin (21/9/2020).
Strategi pertama adalah optimasi lifting serta mempersingkat waktu planned shutdown lapangan utama migas, yaitu Lapangan Banyu Urip yang dioperasikan oleh ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL). ( Baca juga:Cetar, Sandi Uno Sebut Tim Ekonomi Jokowi Gagal Selamatkan UMKM )
“Per 12 Agustus produksi Banyu Urip sudah mencapai 228 ribu BOPD (barel minyak per hari). Kami sedang mengupayakan kemampuan lifting agar dapat mengakomodasi kenaikan produksi tersebut. Kami bersama EMCL juga mengusahakan agar planned shutdown yang dilakukan di September ini dapat dilakukan secara optimal, sekitar sembilan hari,” ucap Susana.
Strategi kedua ialah melakukan akselerasi sebelas sumur pengeboran di Wilayah Kerja Rokan pada Kuartal IV 2020. Saat ini, SKK Migas mengusahakan agar head of agreement antara Chevron Pacific Indonesia dan SKK Migas dapat segera diselesaikan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pengeboran tersebut.
Adapun strategi yang ketiga ialah optimasi pelaksanaan rencana kerja KKKS Pertamina EP. Ini merupakan hal yang harus bisa direalisasi karena kontribusinya sangat berarti pada capaian target.
“Kami berharap agar Pertamina EP dapat merealisasi semua program yang direncanakan di sisa tahun 2020,” ujarnya.
Untuk srategi keempat, SKK Migas dan beberapa KKKS juga menyiapkan langkah-langkah agar dapat mengeksekusi komitmen program kerja, antara lain bersama KKKS PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu untuk melakukan 13 sumur yang belum dibor, KKKS Odira Karang Agung untuk melakukan tiga work over, dan KKKS Camar Resource Canada untuk melakukan reaktifasi platform. ( Baca juga:Bantu Ekonomi Korban Tsunami Sulteng, Kemensos Serahkan Santunan Rp24,3 M )
Strategi kelima adalah melakukan optimasi penyerapan offtaker gas. Sejak Juli 2020 serapan gas mulai meningkat akibat menggeliatnya kembali perekonomian. Momentum ini akan dijajaki agar para buyer dapat menyerap gas sesuai dengan kontrak yang ada.
Sedangkan untuk strategi terakhir, Susana menyampaikan SKK Migas akan segera melakukan uji coba skema no cure no pay terkait untuk mendapatkan tambahan produksi jangka pendek. “FGD (focus group discussion) antara SKK Migas, KKKS, dan penyedia jasa teknologi telah dilaksanakan pada 26 Agustus 2020. Para kontraktor yang mengalami hambatan dalam pelaksanaan program kerja dapat segera bekerja sama dengan para technology providers,” pungkasnya.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
“Berdasarkan evaluasi kinerja hulu migas selama masa pandemi Covid-19 , kami telah merumuskan beberapa strategi yang visible untuk dilakukan di sisa empat bulan ke depan,” katanya di Jakarta, Senin (21/9/2020).
Strategi pertama adalah optimasi lifting serta mempersingkat waktu planned shutdown lapangan utama migas, yaitu Lapangan Banyu Urip yang dioperasikan oleh ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL). ( Baca juga:Cetar, Sandi Uno Sebut Tim Ekonomi Jokowi Gagal Selamatkan UMKM )
“Per 12 Agustus produksi Banyu Urip sudah mencapai 228 ribu BOPD (barel minyak per hari). Kami sedang mengupayakan kemampuan lifting agar dapat mengakomodasi kenaikan produksi tersebut. Kami bersama EMCL juga mengusahakan agar planned shutdown yang dilakukan di September ini dapat dilakukan secara optimal, sekitar sembilan hari,” ucap Susana.
Strategi kedua ialah melakukan akselerasi sebelas sumur pengeboran di Wilayah Kerja Rokan pada Kuartal IV 2020. Saat ini, SKK Migas mengusahakan agar head of agreement antara Chevron Pacific Indonesia dan SKK Migas dapat segera diselesaikan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pengeboran tersebut.
Adapun strategi yang ketiga ialah optimasi pelaksanaan rencana kerja KKKS Pertamina EP. Ini merupakan hal yang harus bisa direalisasi karena kontribusinya sangat berarti pada capaian target.
“Kami berharap agar Pertamina EP dapat merealisasi semua program yang direncanakan di sisa tahun 2020,” ujarnya.
Untuk srategi keempat, SKK Migas dan beberapa KKKS juga menyiapkan langkah-langkah agar dapat mengeksekusi komitmen program kerja, antara lain bersama KKKS PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu untuk melakukan 13 sumur yang belum dibor, KKKS Odira Karang Agung untuk melakukan tiga work over, dan KKKS Camar Resource Canada untuk melakukan reaktifasi platform. ( Baca juga:Bantu Ekonomi Korban Tsunami Sulteng, Kemensos Serahkan Santunan Rp24,3 M )
Strategi kelima adalah melakukan optimasi penyerapan offtaker gas. Sejak Juli 2020 serapan gas mulai meningkat akibat menggeliatnya kembali perekonomian. Momentum ini akan dijajaki agar para buyer dapat menyerap gas sesuai dengan kontrak yang ada.
Sedangkan untuk strategi terakhir, Susana menyampaikan SKK Migas akan segera melakukan uji coba skema no cure no pay terkait untuk mendapatkan tambahan produksi jangka pendek. “FGD (focus group discussion) antara SKK Migas, KKKS, dan penyedia jasa teknologi telah dilaksanakan pada 26 Agustus 2020. Para kontraktor yang mengalami hambatan dalam pelaksanaan program kerja dapat segera bekerja sama dengan para technology providers,” pungkasnya.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
(uka)
tulis komentar anda