Naik 64%, Aset SCG di Indonesia Capai Rp36,5 Triliun

Minggu, 03 Mei 2020 - 23:53 WIB
Pada Q1/2020, bisnis SCG di Indonesia tercatat memiliki total aset Rp36,5 triliun. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Siam Cement Group (SCG) mengumumkan hasil operasional kuartal I/2020 (Q1/2020) yang menunjukkan angka pendapatan yang tidak berubah signifikan dari kuartal sebelumnya.

Berdasarkan hasil operasi perusahaan yang belum diaudit, pada kuartal I/2020 produsen semen asal Thailand itu menorehkan pendapatan dari penjualan sebesar Rp47,8 triliun (USD3,4 miliar). Terjadi penurunan pendapatan 6% secara tahunan (year-on-year/y-o-y) yang diakibatkan dari penurunan harga bahan kimia karena permintaan global yang melemah.

"Namun, angka pendapatan tidak jauh berbeda dengan kuartal sebelumnya, dengan peningkatan pendapatan dari bisnis semen dan bahan bangunan serta kemasan yang mengimbangi penurunan pada bisnis bahan kimia," ujar Presiden dan CEO SCG Roongrote Rangsiyopash melalui keterangan tertulis, Senin (4/5/2020).

Adapun laba untuk periode ini mencapai Rp3,2 triliun (USD223 juta) dengan penurunan 40% y-o-y dan 2% secara bulanan. Di sisi lain, mengacu pada performa bisnis SCG di luar Thailand, SCG mencatatkan pendapatan sebesar Rp20,2 triliun (USD 1,4 miliar) atau 42% dari total pendapatan dari penjualan, meningkat 3% y-o-y.



"Per 31 Maret 2020, total aset SCG mencapai Rp352 triliun (USD21,7 miliar), sedangkan total aset SCG di ASEAN (tidak termasuk Thailand) berjumlah Rp121,2 triliun (USD7,5 miliar), yaitu 34 % dari total aset konsolidasi SCG," jelasnya.

Pada situasi saat ini, dengan semangat Passion for Better, SCG akan terus menghadirkan solusi, produk, dan layanan dari tiga unit bisnisnya.

Pada bisnis kemasan, perusahaan tetap menyediakan produk dan layanan pengemasan terintegrasi untuk para pelanggan dengan cepat dan tepat waktu demi memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, terutama lonjakan pengiriman makanan dan belanja online.

Untuk bisnis semen dan bahan bangunan, SCG mempercepat platform e-commerce ritel dan memperbanyak saluran penjualan seperti melalui situs web, aplikasi, dan media sosial.

Sedangkan untuk bisnis bahan kimia, fokusnya adalah pada penerapan strategi bisnis yang bertujuan mengurangi biaya dan meningkatkan daya saing dalam lingkungan yang bergejolak dan penuh tantangan.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More