Perlahan, Ekonomi Global dan Domestik Mulai Membaik
Selasa, 22 September 2020 - 11:10 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengatakan, perekonomian global secara bertahap mulai membaik. Perkembangan ini terutama didorong oleh perbaikan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), sedangkan kinerja perekonomian Eropa, Jepang, dan India belum kuat.
"Sejumlah indikator dini pada Agustus 2020 mengindikasikan prospek positif pemulihan ekonomi global, seperti meningkatnya mobilitas, berlanjutnya ekspansi PMI manufaktur dan jasa di AS dan Tiongkok, serta naiknya beberapa indikator konsumsi," kata Onny di Jakarta Selasa (22/9/2020). ( Baca juga:Harga Emas Terjungkal ke Rp1.009.000 per Gram, Saatnya Jual! )
Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi dipengaruhi oleh isu geopolitik Tiongkok-AS, Tiongkok-India, dan di Inggris.
Perekonomian domestik secara perlahan juga membaik, meskipun masih terbatas sejalan mobilitas masyarakat yang melandai pada Agustus 2020. Prospek berlanjutnya pemulihan ekonomi domestik banyak dipengaruhi perkembangan mobilitas masyarakat karena adanya penerapan protokol Covid-19 di sejumlah daerah, kecepatan realisasi anggaran pemerintah pusat dan daerah, kemajuan restrukturisasi dan penjaminan kredit, serta akselerasi ekonomi dan keuangan digital, khususnya untuk pemberdayaan UMKM.
Dia menyebut, ketahanan perekonomian Indonesia tetap baik. Hal itu tecermin pada neraca perdagangan yang tetap mencatat surplus, peningkatan cadangan devisa, nilai tukar rupiah relatif terkendali di tengah tingginya tekanan pada Agustus-September 2020.
Sementara itu, inflasi tetap rendah sejalan permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai. Kondisi likuiditas lebih dari cukup sehingga terus mendorong penurunan suku bunga dan kondusif bagi pembiayaan perekonomian. ( Baca juga:Dampak Pandemi Covid-19, JK: Stok Darah PMI Hanya Cukup Dua Hari )
"Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, meskipun risiko dari dampak meluasnya penyebaran Covid-19 terhadap stabilitas sistem keuangan terus dicermati," katanya.
Ke depan, BI akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Kunthi fahmar sandy
"Sejumlah indikator dini pada Agustus 2020 mengindikasikan prospek positif pemulihan ekonomi global, seperti meningkatnya mobilitas, berlanjutnya ekspansi PMI manufaktur dan jasa di AS dan Tiongkok, serta naiknya beberapa indikator konsumsi," kata Onny di Jakarta Selasa (22/9/2020). ( Baca juga:Harga Emas Terjungkal ke Rp1.009.000 per Gram, Saatnya Jual! )
Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi dipengaruhi oleh isu geopolitik Tiongkok-AS, Tiongkok-India, dan di Inggris.
Perekonomian domestik secara perlahan juga membaik, meskipun masih terbatas sejalan mobilitas masyarakat yang melandai pada Agustus 2020. Prospek berlanjutnya pemulihan ekonomi domestik banyak dipengaruhi perkembangan mobilitas masyarakat karena adanya penerapan protokol Covid-19 di sejumlah daerah, kecepatan realisasi anggaran pemerintah pusat dan daerah, kemajuan restrukturisasi dan penjaminan kredit, serta akselerasi ekonomi dan keuangan digital, khususnya untuk pemberdayaan UMKM.
Dia menyebut, ketahanan perekonomian Indonesia tetap baik. Hal itu tecermin pada neraca perdagangan yang tetap mencatat surplus, peningkatan cadangan devisa, nilai tukar rupiah relatif terkendali di tengah tingginya tekanan pada Agustus-September 2020.
Sementara itu, inflasi tetap rendah sejalan permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai. Kondisi likuiditas lebih dari cukup sehingga terus mendorong penurunan suku bunga dan kondusif bagi pembiayaan perekonomian. ( Baca juga:Dampak Pandemi Covid-19, JK: Stok Darah PMI Hanya Cukup Dua Hari )
"Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, meskipun risiko dari dampak meluasnya penyebaran Covid-19 terhadap stabilitas sistem keuangan terus dicermati," katanya.
Ke depan, BI akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Kunthi fahmar sandy
(uka)
tulis komentar anda