Kejar Investasi hingga ke Negeri Ginseng, Erick Thohir: RI Masih Punya Daya Tarik

Senin, 28 September 2020 - 15:21 WIB
Erick Thohir dan Bahlil mengejar investasi sampai ke Negeri Gingseng, julukan Korea Selatan (Korsel) untuk menjadi sintal Indonesia masih memiliki daya tarik bagi investor asing. Foto/Dok
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, telah berkunjung ke Korea Selatan (Korsel) pada tanggal 23-24 September 2020. Kunjungan itu dalam rangka menindaklanjuti sejumlah rencana investasi perusahaan asal Korea Selatan di Indonesia.

(Baca Juga: Duet Bahlil-Erick Sukses Bujuk Pabrik Sepatu Korea Ini Pindah ke Indonesia )

Pada kesempatan tersebut, delegasi Indonesia berdiskusi dengan beberapa perusahaan Korea untuk menindaklanjuti minat investasi ke Indonesia. Erick menyampaikan bahwa, meskipun di tengah pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia terus agresif untuk mendatangkan investasi.



"Kita harus terus optimistis. Memang situasi sekarang penuh tantangan. Tapi percayalah pemerintah terus berusaha dan keberangkatan kami ke Korea Selatan ini karena memang ada minat serius dari beberapa perusahaan Korea. Artinya Indonesia memiliki daya tarik. Dan kita tindaklanjuti itu," ujar Erick dalam siaran pers yang diterima, Senin (28/9/2020).

Minat investor Korea memang tercermin dalam data hasil realisasi investasi asal Negeri Ginseng tersebut pada kuartal II atau April-Juni tahun 2020, dengan total investasi mencapai USD552,6 juta atau melonjak sebesar 340% dari total investasi Korea Selatan pada kuartal I atau Januari-Maret tahun ini sebesar USD130,4 juta.

Bahlil menjelaskan karena itulah pemerintah perlu menunjukkan keseriusan dalam menjemput investor dari Korea. (Baca Juga: 12 Perusahaan Manufaktur Siap Investasi Rp1,04 Triliun Hingga 2023 )

“Ini sinyal positif. Indonesia masih dilirik oleh investor di tengah pandemi COVID-19. Jadi kita harus serius memfasilitasi sampai jadi. Sesuai arahan Presiden, investasi yang kita dorong adalah yang mendukung transformasi ekonomi, ada nilai tambah. Dan tentu juga investasi padat karya. Indonesia butuh lapangan kerja dan investasi solusinya,” ucap Bahlil.

Jika dilihat berdasarkan periode Januari-Juni 2020, realisasi investasi dari Korea Selatan pun mengalami peningkatan sebesar 25% dengan total sebesar USD683,0 juta, dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu dengan nilai investasi sebesar USD548,4 juta.

Bahlil juga menjelaskan, bahwa BKPM akan berusaha menarik investor Korea Selatan untuk terus berinvestasi di Indonesia, khususnya kepada perusahaan di bidang industri hilirisasi. "Dengan mendorong realisasi investasi, kami bersama Menteri BUMN ke Korea Selatan untuk membahas hilirisasi EV (Electric Vehicle) battery,” pungkas Bahlil,"

Untuk diketahui, sejak tahun 2015, Korea Selatan menjadi negara asal investasi terbesar ke-7 di Indonesia, setelah Singapura, Jepang, Tiongkok, Hongkong, Malaysia, dan Belanda. Korea Selatan membukukan total investasi mencapai USD7,7 miliar.

Berdasarkan data yang ada di Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, investasi dari Korea Selatan pada periode tahun 2016 sampai semester I tahun 2020 didominasi oleh sektor Listrik, Gas, dan Air dengan nilai investasi sebesar USD944,3 juta.

Industri Mesin, Elektronik, Instrumen Medis, Peralatan Listrik, Presisi, Optik, dan Jam Tangan sebesar USD902,5 juta, Industri Kimia dan Farmasi USD749,6 juta, Industri Barang Kulit dan Alas Kaki USD552,0 juta, dan Industri Lainnya yang nilai investasi mencapai USD528,7 juta.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More