Jonan Harap PTPN Fokus ke Dua Bisnis Masa Depan, Apa Itu?
Rabu, 30 September 2020 - 05:05 WIB
JAKARTA - Mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan berharap, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) bisa eksis pada dua bidang bisnis yang diprediksi populer di masa mendatang.
Menurut dia, terdapat empat sektor bisnis masa depan, pertama bisnis online, kedua bisnis renewable energy, ketiga electric vehichle dan keempat enviromental business.
“PTPN saya kira punya kemampuan renewable dan bisnis lingkungan hidup, satu atau dua difokuskan saya kira itu sudah luar biasa,” ungkapnya dalam webinar Indonesia Enas 2045 yang digelar LPP Agro Nusantara di Jakarta, Selasa (29/9/2020). (Baca juga: Iran dan Qatar Bahas Jaringan Listrik Bersama Melintasi Laut )
Menurut dia, PTPN punya masa jaya di tahun 1960-an dimana kebutuhan gula mampu dipenuhi di dalam negeri. Namun semakin bergeser, Indonesia justru mengalami impor gula yang besar.
“Selain gula, ada potensi besar yang bisa dilirik melalui Biofuel dengan memanfaatkan minyak sawit, saya kira ini juga bisa tinggal melihat kebutuhan dunia akan seperti apa. Dan PTPN harus berperspektif global,” ucapnya.
Jonan beralasan, usia perusahaan tidak menjadi alasan bahwa dia renta dan tidak berkemampuan. “Saya membandingkan justru Saudi Aramco yang didirikan tahun 1933 tetap memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Kenapa, karena perusahaan ini menjawab tantangan global. Apalagi perusahaan-perusahaan yang lahirnya belakangan, katakanlah Alibaba yang lahirnya di awal 2000-an tapi kapitalisasi pasarnya bisa begitu drastis,” paparnya. (Baca juga: Arab Saudi 'Paksa' Para Pengusaha Hentikan Investasi di Turki )
Dia bahkan mengatakan, PTPN mampu mengolah biofuel bahkan mendirikan tempat pengisian bahan bakar selama bisa mengimpor dan memproduksi sendiri. “Kenapa tidak, saya kira tidak dilarang dan ada ruang untuk itu,” pungkasnya.
Menurut dia, terdapat empat sektor bisnis masa depan, pertama bisnis online, kedua bisnis renewable energy, ketiga electric vehichle dan keempat enviromental business.
“PTPN saya kira punya kemampuan renewable dan bisnis lingkungan hidup, satu atau dua difokuskan saya kira itu sudah luar biasa,” ungkapnya dalam webinar Indonesia Enas 2045 yang digelar LPP Agro Nusantara di Jakarta, Selasa (29/9/2020). (Baca juga: Iran dan Qatar Bahas Jaringan Listrik Bersama Melintasi Laut )
Menurut dia, PTPN punya masa jaya di tahun 1960-an dimana kebutuhan gula mampu dipenuhi di dalam negeri. Namun semakin bergeser, Indonesia justru mengalami impor gula yang besar.
“Selain gula, ada potensi besar yang bisa dilirik melalui Biofuel dengan memanfaatkan minyak sawit, saya kira ini juga bisa tinggal melihat kebutuhan dunia akan seperti apa. Dan PTPN harus berperspektif global,” ucapnya.
Jonan beralasan, usia perusahaan tidak menjadi alasan bahwa dia renta dan tidak berkemampuan. “Saya membandingkan justru Saudi Aramco yang didirikan tahun 1933 tetap memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Kenapa, karena perusahaan ini menjawab tantangan global. Apalagi perusahaan-perusahaan yang lahirnya belakangan, katakanlah Alibaba yang lahirnya di awal 2000-an tapi kapitalisasi pasarnya bisa begitu drastis,” paparnya. (Baca juga: Arab Saudi 'Paksa' Para Pengusaha Hentikan Investasi di Turki )
Dia bahkan mengatakan, PTPN mampu mengolah biofuel bahkan mendirikan tempat pengisian bahan bakar selama bisa mengimpor dan memproduksi sendiri. “Kenapa tidak, saya kira tidak dilarang dan ada ruang untuk itu,” pungkasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda