Menteri Airlangga Hadiri Peresmian Pembangkit Listrik Coca-Cola, PLN Manyun?
Rabu, 30 September 2020 - 17:16 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri peresmian atap panel surya terbesar di ASEAN . Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ini berada di pabrik Coca-Cola Amatil Indonesia di Cikarang Barat.
Dalam sambutannya, Menko Airlangga menyebut pihak Coca-Cola menginvestasikan Rp87 miliar untuk proyek tersebut. ( Baca juga:Cerita Bos Bukalapak Soal Pedagang UMKM yang Gagap Jualan Daring )
"Jadi capaian investasi Rp87 miliar ini adalah sesuatu yang luar biasa karena Coca-Cola juga menjadi pionir dan ini adalah panel terbesar di ASEAN, nomor dua di Asia Pasifik, dan nomor empat di dunia," ujar Airlangga dalam acara peresmian, Rabu (30/9/2020).
Menurut Airlangga, saat ini pemerintah memang sedang mendorong kontribusi energi baru terbarukan (renewable energy) menjadi sebesar 23% di tahun 2025. Pencapaiannya nanti akan ditingkatkan setiap tahun.
"Pembangunan ini bisa mengurangi emisi gas kaca sebesar 314 juta ton. Ini adalah sesuatu yang luar biasa. Pasalnya, tadi dikatakan bahwa ini sama saja dengan penghematan 7.000 kendaraan yang dikendarai selama satu tahun," ungkap dia.
Dia juga berharap, Coca-Cola bisa terus mendukung pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia agar Indonesia memiliki panel surya terbesar di wilayah Asia Pasifik.
"Saya berharap program ini dilanjutkan karena masih banyak pabrik Coca-Cola lain di berbagai wilayah. Saya yakin tidak nomor dua di Asia Pasifik, tetapi bisa nomor 1 di Asia Pasifik," pungkas dia. ( Baca juga:Bersitegang dengan China, India Uji Tembak Rudal Jelajah Supersonik )
Langkah Coca-Cola membuat pembangkit sendiri tampaknya akan kian memengaruhi permintaan listrik industri ke PLN. Di Januari kemarin, konsumsi listrik sektor industri mengalami pertumbuhan negatif, yakni sebesar minus 1,61%. Angka itu lebih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,79%.
Dalam sambutannya, Menko Airlangga menyebut pihak Coca-Cola menginvestasikan Rp87 miliar untuk proyek tersebut. ( Baca juga:Cerita Bos Bukalapak Soal Pedagang UMKM yang Gagap Jualan Daring )
"Jadi capaian investasi Rp87 miliar ini adalah sesuatu yang luar biasa karena Coca-Cola juga menjadi pionir dan ini adalah panel terbesar di ASEAN, nomor dua di Asia Pasifik, dan nomor empat di dunia," ujar Airlangga dalam acara peresmian, Rabu (30/9/2020).
Menurut Airlangga, saat ini pemerintah memang sedang mendorong kontribusi energi baru terbarukan (renewable energy) menjadi sebesar 23% di tahun 2025. Pencapaiannya nanti akan ditingkatkan setiap tahun.
"Pembangunan ini bisa mengurangi emisi gas kaca sebesar 314 juta ton. Ini adalah sesuatu yang luar biasa. Pasalnya, tadi dikatakan bahwa ini sama saja dengan penghematan 7.000 kendaraan yang dikendarai selama satu tahun," ungkap dia.
Dia juga berharap, Coca-Cola bisa terus mendukung pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia agar Indonesia memiliki panel surya terbesar di wilayah Asia Pasifik.
"Saya berharap program ini dilanjutkan karena masih banyak pabrik Coca-Cola lain di berbagai wilayah. Saya yakin tidak nomor dua di Asia Pasifik, tetapi bisa nomor 1 di Asia Pasifik," pungkas dia. ( Baca juga:Bersitegang dengan China, India Uji Tembak Rudal Jelajah Supersonik )
Langkah Coca-Cola membuat pembangkit sendiri tampaknya akan kian memengaruhi permintaan listrik industri ke PLN. Di Januari kemarin, konsumsi listrik sektor industri mengalami pertumbuhan negatif, yakni sebesar minus 1,61%. Angka itu lebih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,79%.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda