Jalur Ganda KA Lintas Selatan Resmi Tersambung, Mau Tahu Berapa Anggarannya?
Kamis, 08 Oktober 2020 - 12:50 WIB
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat anggaran pembangunan Jalur Ganda Kereta Api (KA) Lintas Selatan Jawa bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). SBSN ini dengan kontrak multiyears yang dimulai sejak tahun 2013 lalu.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, alokasi anggaran pembangunan infrastruktur perkeretaapian menjadi yang terbesar dalam dua tahun terakhir yakni senilai Rp17 triliun pada tahun anggaran 2019 dan sekitar Rp10 triliun di tahun ini. Dengan begitu, tercatat sebesar Rp27 triliun untuk pembangunan proyek jalur kereta api tersebut.
Skema pembiayaan SBSN ini merupakan salah satu skema pembiayaan inovatif yang diambil pemerintah guna melakukan percepatan pembangunan di tengah keterbatasan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Proyek-proyek infrastruktur kereta api yang dibiayai melalui SBSN ini telah memiliki dampak yang cukup baik, peningkatan level of service kereta api di berbagai aspek seperti pengoperasian, pelayanan dan keselamatan," ujar Budi dalam kegiatan Soft Launching pengoperasian parsial Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa di Stasiun Solo Balapan, Kamis (8/10/2020). (Baca juga: Awas, Pelanggar Perlintasan KA Diancam Denda Rp750.000 dan Pidana 3 Bulan Penjara )
Sebagai informasi, saat ini, Jalur Ganda KA lintas selatan Jawa mulai dari Cirebon-Purwokerto-Kroya-Jogja-Solo-Madiun-Jombang sepanjang 550 kilometer (km) telah tersambung.
Sejak beroperasi secara parsial, hasil dari pembangunan jalur ganda KA lintas selatan Jawa pun sudah mulai terlihat dengan meningkatnya jumlah perjalanan kereta api antar kota.
Budi mencatat, pada 2015 jumlah perjalanan sebanyak 172 kereta per hari, angka ini naik menjadi 291 kereta per hari di 2019. "Terjadi juga peningkatan penumpang, juga dilakukan pula peningkatan keselamatan, kecepatan dan pelayanan kereta api," katanya.
Saat ini, Kemenhub terus berupaya mewujudkan konektivitas moda transportasi nasional. Hal itu untuk mendorong berdaya saing dan memberikan nilai tambah bagi Indonesia di tengah perkembangan negara-negara di dunia. (Baca juga: Nggak Perlu Takut Naik Pesawat, Dirut Garuda: Ke Toilet Saja Wajib Pakai Masker )
Karenanya, upaya untuk mewujudkan konektivitas moda transportasi tersebut satunya dengan melakukan pembangunan di sektor perkeretaapian.
"Sektor kereta api merupakan transportasi massal yang ramah lingkungan, memiliki kepastian jadwal, dan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi," tandasnya.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, alokasi anggaran pembangunan infrastruktur perkeretaapian menjadi yang terbesar dalam dua tahun terakhir yakni senilai Rp17 triliun pada tahun anggaran 2019 dan sekitar Rp10 triliun di tahun ini. Dengan begitu, tercatat sebesar Rp27 triliun untuk pembangunan proyek jalur kereta api tersebut.
Skema pembiayaan SBSN ini merupakan salah satu skema pembiayaan inovatif yang diambil pemerintah guna melakukan percepatan pembangunan di tengah keterbatasan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Proyek-proyek infrastruktur kereta api yang dibiayai melalui SBSN ini telah memiliki dampak yang cukup baik, peningkatan level of service kereta api di berbagai aspek seperti pengoperasian, pelayanan dan keselamatan," ujar Budi dalam kegiatan Soft Launching pengoperasian parsial Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa di Stasiun Solo Balapan, Kamis (8/10/2020). (Baca juga: Awas, Pelanggar Perlintasan KA Diancam Denda Rp750.000 dan Pidana 3 Bulan Penjara )
Sebagai informasi, saat ini, Jalur Ganda KA lintas selatan Jawa mulai dari Cirebon-Purwokerto-Kroya-Jogja-Solo-Madiun-Jombang sepanjang 550 kilometer (km) telah tersambung.
Sejak beroperasi secara parsial, hasil dari pembangunan jalur ganda KA lintas selatan Jawa pun sudah mulai terlihat dengan meningkatnya jumlah perjalanan kereta api antar kota.
Budi mencatat, pada 2015 jumlah perjalanan sebanyak 172 kereta per hari, angka ini naik menjadi 291 kereta per hari di 2019. "Terjadi juga peningkatan penumpang, juga dilakukan pula peningkatan keselamatan, kecepatan dan pelayanan kereta api," katanya.
Saat ini, Kemenhub terus berupaya mewujudkan konektivitas moda transportasi nasional. Hal itu untuk mendorong berdaya saing dan memberikan nilai tambah bagi Indonesia di tengah perkembangan negara-negara di dunia. (Baca juga: Nggak Perlu Takut Naik Pesawat, Dirut Garuda: Ke Toilet Saja Wajib Pakai Masker )
Karenanya, upaya untuk mewujudkan konektivitas moda transportasi tersebut satunya dengan melakukan pembangunan di sektor perkeretaapian.
"Sektor kereta api merupakan transportasi massal yang ramah lingkungan, memiliki kepastian jadwal, dan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi," tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda