Ekonomi Tumbuh Melambat Hanya 2,97%, Jokowi: Masih Baik Dibanding Negara Lain

Rabu, 06 Mei 2020 - 13:09 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan kinerja ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lain yang mengalami kontraksi hingga minus. Foto/Dok
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut berdasarkan data Badan Statistik Pusat (BPS) bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat menjadi 2,97%. Meskipun melambat, Ia menerangkan ekonomi Indonesia tetap tumbuh.

“Turun delta 2%. Lebih lambat dibandingkan pertumbuhan di kuartal IV 2019, yang tumbuh 4,97%,” katanya saat membuka sidang kabinet paripurna yang membahas Pagu Indikatif RAPBN Tahun Anggaran 2021, Rabu (6/5/2020).

Meskipun hanya tumbuh 2,97%, Jokowi menilai kinerja ekonomi Indonesia lebih baik dibandingan dengan negara lain yang telah merilisi pertumbuhan ekonominya.



“Kinerja ekonomi negara kita relatif masih baik. Coba kita lihat beberapa negara yang mengalami kontraksi dan kontarkasinya masuk ke tumbuh negatif. China turun dari plus 6% menjadi -6,8%. Artinya, ini year on year deltanya 12,8%. Prancis deltanya 6,25%, minus. Hongkong delta 5,90%, Spanyol delta 5,88%. Italia delta 4,95% tumbuh negatif,” paparnya.

Lebih lanjut dia memaparkan, subsektor yang berkontribusi negatif pada pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 dimana salah satunya adalah tanaman pangan yang kontribusinya -0,31%. Dia pun memperingatkan agar jajarannya hati-hati mengingat ada potensi krisis pangan dunia tahun ini.

“Sekali lagi hati-hati dengan angka-angka ini. Apalagi sudah saya sampaikan FAO peringatkan krisis pangan. Artinya sektor petanian harus digenjot agar berproduksi, dengan protokol kesehatan yang baik,” ungkapnya.

Subsektor lain yang berkontribusi negatif antara lain angkutan udara -0,08%, pertambangan minyak gas panas bumi -0,08%, industri barang logam komputer -0,07%, penyediaan akomodosasi -0,03%, industri mesin dan perlengkapan -0,03%.

Sementara dia menyebut angka Inflasi pada April 2020 tercatat 0,08% atau lebih rendah. “Angka terendah dibandingkan Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya,” tuturnya.

Sambung Jokowi menyebut konsumsi rumah tangga sebesar 2,84 % dan pengeluaran pemerintah 3,74% menjadi lokomotif pertumbuhan. Namun dia meminta agar diperhatikan konsumsi untuk lembaga nonprofit yang menangani rumah tangga (LNPRT) yang mengalami kontraksi sampai -4,9% persen.

“Ini betul-betul dilihat secara detail yang konsumsi lembaga non profit yang menangani rumah tangga ini. Dilihat, karena itu penyaluran bansos dari pemerintah pusat, bansos dari Pemda, maupun dari dana desa, dan program padat karya tunai dalam minggu-minggu ini harus dipastikan sudah jalan di lapangan. Bansosnya sudah diterima masyarakat, program padat karya juga sudah jalan di lapangan,” pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More