Inka Lanjutkan Proyek Bangun PLTS di Kongo Meski Pandemi
Sabtu, 10 Oktober 2020 - 23:09 WIB
JAKARTA - PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka telah menandatangani kontrak kerja dengan TSG Global Holdings, untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 Mega Watt peak (MWp) di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, Afrika. Direktur Utama INKA, Budi Noviantoro mengatakan, perseoran berkomitmen tetap melanjutkan proyek pembangunan PLTS meskipun di tengah pandemi Covid-19.
"Memang jauh, memang sulit, tapi itu yang harus dijalankan. Dengan situasi COVID-19 dan segala macam protokolnya, kami tetap berangkat ke Kongo melaksanakan ground breaking 200 Megawatt solar panel yang dikerjakan sama-sama INKA dengan PT Len," kata Budi dalam Webinar, Sabtu (10/10/2020).
(Baca Juga: Wow, Inka Akan Bangun Jalur Kereta Sepanjang 1.023 Kilometer di Afrika )
Kata dia, negara Afrika masih mempercayai komitmennya dengan INKA. Hal ini membuat, perseroan tidak mundur dalam pembangunan PLTS. "Tanggal 30 Oktober nanti akan datang juga Delegasi kedua dari Kongo, levelnya menteri, akan datang bersama-sama dengan PT Len, INKA, Barata," katanya.
Sebagai informasi, PLTS ini akan dibangun di atas lahan seluas 300 hektare (Ha). Nilai kontraknya mencapai USD175 juta atau setara Rp 2,59 triliun. Pembangunan PLTS 200 MWp itu merupakan tahap awal, dari total proyek 1.000 MWp.
(Baca Juga: Habis Kirim 200 Kereta ke Bangladesh, Inka Tancap Gas Kejar Proyek Baru )
Pembangunan PLTS ini menggunakan sistem ground-mounted (di atas tanah) dan on-grid atau terhubung/terkoneksi dengan jaringan (grid), artinya bersama pembangkit lainnya ikut menyuplai beban di jaringan listrik yang sama. PLTS ini akan digunakan untuk mengalirkan arus listrik ke wilayah Kinsasha yang masih belum dialiri listrik.
Dalam proyek ini INKA bekerja sama dengan Len Industri yang merupakan pelopor produsen modul surya di Indonesia, yang telah merintis bisnis ini sejak tahun 1985. Len Industri telah mengaplikasikannya di berbagai wilayah Indonesia produk-produk PLTS seperti: solar tree, penerangan jalan umum, solar rooftop, BTS surya, PLTS terpusat, PLTS hybrid.
"Memang jauh, memang sulit, tapi itu yang harus dijalankan. Dengan situasi COVID-19 dan segala macam protokolnya, kami tetap berangkat ke Kongo melaksanakan ground breaking 200 Megawatt solar panel yang dikerjakan sama-sama INKA dengan PT Len," kata Budi dalam Webinar, Sabtu (10/10/2020).
(Baca Juga: Wow, Inka Akan Bangun Jalur Kereta Sepanjang 1.023 Kilometer di Afrika )
Kata dia, negara Afrika masih mempercayai komitmennya dengan INKA. Hal ini membuat, perseroan tidak mundur dalam pembangunan PLTS. "Tanggal 30 Oktober nanti akan datang juga Delegasi kedua dari Kongo, levelnya menteri, akan datang bersama-sama dengan PT Len, INKA, Barata," katanya.
Sebagai informasi, PLTS ini akan dibangun di atas lahan seluas 300 hektare (Ha). Nilai kontraknya mencapai USD175 juta atau setara Rp 2,59 triliun. Pembangunan PLTS 200 MWp itu merupakan tahap awal, dari total proyek 1.000 MWp.
(Baca Juga: Habis Kirim 200 Kereta ke Bangladesh, Inka Tancap Gas Kejar Proyek Baru )
Pembangunan PLTS ini menggunakan sistem ground-mounted (di atas tanah) dan on-grid atau terhubung/terkoneksi dengan jaringan (grid), artinya bersama pembangkit lainnya ikut menyuplai beban di jaringan listrik yang sama. PLTS ini akan digunakan untuk mengalirkan arus listrik ke wilayah Kinsasha yang masih belum dialiri listrik.
Dalam proyek ini INKA bekerja sama dengan Len Industri yang merupakan pelopor produsen modul surya di Indonesia, yang telah merintis bisnis ini sejak tahun 1985. Len Industri telah mengaplikasikannya di berbagai wilayah Indonesia produk-produk PLTS seperti: solar tree, penerangan jalan umum, solar rooftop, BTS surya, PLTS terpusat, PLTS hybrid.
(akr)
tulis komentar anda