Neraca Dagang Ngedur Untung Terus, Mendag Agus: Sinyal Bangkitnya Ekonomi
Rabu, 21 Oktober 2020 - 20:29 WIB
JAKARTA - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyampaikan, neraca perdagangan RI pada September 2020 surplus sebesar USD 2,44 miliar. Peningkatan kinerja perdagangan tersebut merupakan sinyal kembali pulihnya perekonomian nasional.
"Surplus bulan September 2020 mencapai USD2,44 miliar. Surplus tersebut merupakan surplus bulanan ketujuh kalinya sepanjang tahun 2020 dan melanjutkan tren surplus lima bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020," jelas Mendag Agus melalui keterangan resminya yang diterima SINDOnews, di Jakarta, Rabu (21/10/2020).
Lebih lanjut, Mendag Agus menegaskan, peningkatan surplus perdagangan tersebut terutama disebabkan surplus nonmigas menjadi USD2,91 miliar. Komoditas penyumbang surplus pada bulan September 2020 tersebut antara lain lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15); bahan bakar mineral (HS 27); serta besi dan baja (HS 72). Sementara itu, negara-negara mitra dagang utama Indonesia seperti Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina menyumbang surplus nonmigas terbesar selama September 2020 yang jumlahnya mencapai USD2,13 miliar.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-September 2020 tercatat surplus USD13,51 miliar. Surplus tersebut bahkan telah melampaui surplus neraca perdagangan tahun 2017 yang mencapai USD11,84 miliar yang merupakan nilai surplus tertinggi dalam lima tahun terakhir (2015–2019).
Disisi lain, pada September 2020, nilai total ekspor Indonesia mencapai USD14,0 miliar, tercatat sedikit di atas rata-rata nilai ekspor awal tahun 2020 Januari–Maret yang sebesar USD 13,9 miliar per bulan. Peningkatan kinerja ekspor Indonesia pada September 2020 sebesar 7 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) ini didorong adanya kenaikan ekspor migas 17,4 persen MoM maupun nonmigas 6,5 persen MoM. "Ekspor Indonesia menunjukkan tren penguatan setelah mengalami kontraksi terdalam pada Mei 2020 akibat dampak negatif pandemi Covid-19," jelas Mendag Agus.
Mendag Agus juga menjelaskan sektor pertanian dan industri berkontribusi terhadap surplus September 2020. Peningkatan ekspor nonmigas bulan September 2020 disebabkan oleh melonjaknya ekspor sektor pertanian dan industri, masing-masing sebesar 20,8 persen dan 7,4 persen MoM. Produk ekspor pertanian yang meningkat pesat pada September 2020 dibandingkan Agustus 2020 adalah sayuran naik 80,3 persen, buah-buahan naik 13,8 persen, serta kopi, teh dan rempah-rempah naik 25,8 persen.
"Produk utama sektor industri yang meningkat pesat di antaranya besi dan baja naik 32,5 persen, kendaraan dan bagiannya naik 28,3 persen, serta lemak dan minyak hewan/nabati naik 13,1 persen," tuturnya.
"Surplus bulan September 2020 mencapai USD2,44 miliar. Surplus tersebut merupakan surplus bulanan ketujuh kalinya sepanjang tahun 2020 dan melanjutkan tren surplus lima bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020," jelas Mendag Agus melalui keterangan resminya yang diterima SINDOnews, di Jakarta, Rabu (21/10/2020).
Lebih lanjut, Mendag Agus menegaskan, peningkatan surplus perdagangan tersebut terutama disebabkan surplus nonmigas menjadi USD2,91 miliar. Komoditas penyumbang surplus pada bulan September 2020 tersebut antara lain lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15); bahan bakar mineral (HS 27); serta besi dan baja (HS 72). Sementara itu, negara-negara mitra dagang utama Indonesia seperti Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina menyumbang surplus nonmigas terbesar selama September 2020 yang jumlahnya mencapai USD2,13 miliar.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-September 2020 tercatat surplus USD13,51 miliar. Surplus tersebut bahkan telah melampaui surplus neraca perdagangan tahun 2017 yang mencapai USD11,84 miliar yang merupakan nilai surplus tertinggi dalam lima tahun terakhir (2015–2019).
Disisi lain, pada September 2020, nilai total ekspor Indonesia mencapai USD14,0 miliar, tercatat sedikit di atas rata-rata nilai ekspor awal tahun 2020 Januari–Maret yang sebesar USD 13,9 miliar per bulan. Peningkatan kinerja ekspor Indonesia pada September 2020 sebesar 7 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) ini didorong adanya kenaikan ekspor migas 17,4 persen MoM maupun nonmigas 6,5 persen MoM. "Ekspor Indonesia menunjukkan tren penguatan setelah mengalami kontraksi terdalam pada Mei 2020 akibat dampak negatif pandemi Covid-19," jelas Mendag Agus.
Mendag Agus juga menjelaskan sektor pertanian dan industri berkontribusi terhadap surplus September 2020. Peningkatan ekspor nonmigas bulan September 2020 disebabkan oleh melonjaknya ekspor sektor pertanian dan industri, masing-masing sebesar 20,8 persen dan 7,4 persen MoM. Produk ekspor pertanian yang meningkat pesat pada September 2020 dibandingkan Agustus 2020 adalah sayuran naik 80,3 persen, buah-buahan naik 13,8 persen, serta kopi, teh dan rempah-rempah naik 25,8 persen.
"Produk utama sektor industri yang meningkat pesat di antaranya besi dan baja naik 32,5 persen, kendaraan dan bagiannya naik 28,3 persen, serta lemak dan minyak hewan/nabati naik 13,1 persen," tuturnya.
(nng)
tulis komentar anda