Resmikan Pabrik Gula di Bombana, Jokowi: Butuh Keberanian Buka Usaha di Tempat Ini
Kamis, 22 Oktober 2020 - 15:40 WIB
BOMBANA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerjanya hari ini di Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan peninjauan lokasi panen tebu sekaligus meresmikan pabrik gula yang berada di Kabupaten Bombana. Jokowi menilai bahwa investasi untuk membuka kebun tebu dan pabrik gula terintegrasi tersebut merupakan sebuah keberanian yang patut diapresiasi.
(Baca Juga: Telan Anggaran Rp804 Miliar, Jokowi Sebut Jembatan Teluk Kendari Bakal Munculkan Pusat Ekonomi Baru )
Pabrik dengan kapasitas produksi yang tergolong besar di Indonesia tersebut dioperasikan oleh PT Prima Alam Gemilang dengan teknologi modern yang didukung otomatisasi. "Ini adalah sebuah keberanian. Keberanian membuka sebuah investasi dan usaha di tempat ini. Ini yang harus kita apresiasi dan hargai. Dimulai tiga tahun lalu dan sekarang selesai dan sudah berproduksi," katanya di Jakarta, Kamis (22/10/2020).
Menurutnya keberanian lain yang patut diapresiasi adalah membuka investasi di masa pandemi. "Di kala situasi ekonomi seperti ini semua pengusaha pasti wait and see, berpikir untuk berinvestasi dan membuka usaha baru. Keputusan ini patut kita hargai," ungkapnya.
Selain mengapresiasi keberanian itu, Jokowi juga menyebut bahwa investasi ini mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja lokal. Dalam operasinya, kebun dan pabrik itu dapat menyerap maksimal 15.000 tenaga kerja. "Membuka industri, membuka pabrik gula, dan yang paling penting membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Ini poin yang paling penting yang ingin saya garis bawahi," tuturnya.
(Baca Juga: Pacu Ekonomi, Jokowi Kebut Bantuan Modal Kerja )
Pada sambutannya, dia membeberkan kebutuhan gula di tanah air yang mencapai 5,8 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, baru sebanyak 2,1 juta ton yang mampu diproduksi di dalam negeri. Sedangkan sisanya, masih harus mengandalkan impor.
"Sehingga pendirian pabrik gula di Bombana ini sekali lagi patut kita hargai karena nanti mengurangi impor. Artinya bisa memperbanyak devisa negara dan memperkuat neraca transaksi berjalan kita," ujarnya.
Pengerjaan konstruksi pabrik gula yang diresmikan presiden ini dimulai pada awal 2017 silam dan mulai berproduksi pada Agustus tahun 2020 ini. Kapasitas pengolahan tebu yang mampu dilakukan pabrik tersebut ialah sebanyak 8.000 TCD (ton cane per day) yang mampu ditingkatkan hingga 12.000 TCD. Dengan kapasitas tersebut, pabrik mampu memproduksi gula kristal putih sebanyak 800 hingga 1.200 ton per hari.
Turut mendampingi dalam acara tersebut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi.
(Baca Juga: Telan Anggaran Rp804 Miliar, Jokowi Sebut Jembatan Teluk Kendari Bakal Munculkan Pusat Ekonomi Baru )
Pabrik dengan kapasitas produksi yang tergolong besar di Indonesia tersebut dioperasikan oleh PT Prima Alam Gemilang dengan teknologi modern yang didukung otomatisasi. "Ini adalah sebuah keberanian. Keberanian membuka sebuah investasi dan usaha di tempat ini. Ini yang harus kita apresiasi dan hargai. Dimulai tiga tahun lalu dan sekarang selesai dan sudah berproduksi," katanya di Jakarta, Kamis (22/10/2020).
Menurutnya keberanian lain yang patut diapresiasi adalah membuka investasi di masa pandemi. "Di kala situasi ekonomi seperti ini semua pengusaha pasti wait and see, berpikir untuk berinvestasi dan membuka usaha baru. Keputusan ini patut kita hargai," ungkapnya.
Selain mengapresiasi keberanian itu, Jokowi juga menyebut bahwa investasi ini mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja lokal. Dalam operasinya, kebun dan pabrik itu dapat menyerap maksimal 15.000 tenaga kerja. "Membuka industri, membuka pabrik gula, dan yang paling penting membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Ini poin yang paling penting yang ingin saya garis bawahi," tuturnya.
(Baca Juga: Pacu Ekonomi, Jokowi Kebut Bantuan Modal Kerja )
Pada sambutannya, dia membeberkan kebutuhan gula di tanah air yang mencapai 5,8 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, baru sebanyak 2,1 juta ton yang mampu diproduksi di dalam negeri. Sedangkan sisanya, masih harus mengandalkan impor.
"Sehingga pendirian pabrik gula di Bombana ini sekali lagi patut kita hargai karena nanti mengurangi impor. Artinya bisa memperbanyak devisa negara dan memperkuat neraca transaksi berjalan kita," ujarnya.
Pengerjaan konstruksi pabrik gula yang diresmikan presiden ini dimulai pada awal 2017 silam dan mulai berproduksi pada Agustus tahun 2020 ini. Kapasitas pengolahan tebu yang mampu dilakukan pabrik tersebut ialah sebanyak 8.000 TCD (ton cane per day) yang mampu ditingkatkan hingga 12.000 TCD. Dengan kapasitas tersebut, pabrik mampu memproduksi gula kristal putih sebanyak 800 hingga 1.200 ton per hari.
Turut mendampingi dalam acara tersebut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi.
(akr)
tulis komentar anda