Ekspor ke Negara Islam Surplus USD2,2 Miliar, Apa Saja Produknya?
Sabtu, 24 Oktober 2020 - 16:27 WIB
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, kinerja ekspor Indonesia dengan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menunjukan performa yang cukup baik. Di mana, Indonesia mampu mencatat surplus sebesar USD2,2 miliar pada periode Januari-Juli 2020.
Surplus neraca perdagangan tersebut didorong oleh ekspor Indonesia terhadap negara-negara OKI yang senilai USD10,94 miliar, sementara impor negara-negara OKI terhadap Indonesia sebesar USD8,77 miliar.
Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menyebut, produk pertanian memiliki kontribusi tertinggi bagi ekspor Indonesia kepada negara-negara OKI yakni sebesar USD2,6 miliar atau sekitar 25 persen dari total ekspor Indonesia ke pasar tersebut.
"Performa ekspor Indonesia ke negara-negara OKI sangat baik. Seperti kita ketahui, sebagian besar negara OKI masyoritas beragama Islam yang memiliki tuntutan standar atas jaminan halal yang cukup tinggi. Secara ukuran pasar, negara-negara OKI juga merupakan pasar yang luar biasa bagi Indonesia," ujar Agus dalam Webinar Strategis Nasional bertajuk "Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia", Sabtu (24/11/2020).
(
)
Dari data yang dipaparkan, pada periode Januari-Juli 2020, nilai ekspor Indonesia di sektor makanan mencapai USD454,16 juta. Angka ini lebih tinggi daripada nilai impor negara-negara OKI ke Indonesia yang hanya mencapai USD173,27 juta. Dengan demikian surplus ekspor makanan ke negara OKI mencapai USD280,89 juta.
Di sektor kosmetik, nilai ekspor Indonesia mencapai USD30,32 juta. Sementara impor USD10,23 juta. Tingginya nilai ekspor Indonesia menyebabkan terjadinya surplus pada sektor ini yakni sebesar USD20,09 juta.
Sementara itu, di sektor farmasi (obat-obatan) nilai ekspor mencapai USD31,31 juta dan impor hanya menyentuh angka USD5,5 juta. Dengan demikian, ekspor di sektor ini mengalami sebesar USD25,81 juta.
( )
Sebagai informasi, OKI terdiri dari 57 negara dengan populasi muslim sekitar 1,86 miliar jiwa atau sekitar 24,1 persen dari total populasi dunia. Populasi ini belum termasuk pemeluk agama Islam di luar OKI, seperti India sebesar 190 juta jiwa dan Utopia 35,6 juta jiwa orang.
Surplus neraca perdagangan tersebut didorong oleh ekspor Indonesia terhadap negara-negara OKI yang senilai USD10,94 miliar, sementara impor negara-negara OKI terhadap Indonesia sebesar USD8,77 miliar.
Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto menyebut, produk pertanian memiliki kontribusi tertinggi bagi ekspor Indonesia kepada negara-negara OKI yakni sebesar USD2,6 miliar atau sekitar 25 persen dari total ekspor Indonesia ke pasar tersebut.
"Performa ekspor Indonesia ke negara-negara OKI sangat baik. Seperti kita ketahui, sebagian besar negara OKI masyoritas beragama Islam yang memiliki tuntutan standar atas jaminan halal yang cukup tinggi. Secara ukuran pasar, negara-negara OKI juga merupakan pasar yang luar biasa bagi Indonesia," ujar Agus dalam Webinar Strategis Nasional bertajuk "Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia", Sabtu (24/11/2020).
(
Baca Juga
Dari data yang dipaparkan, pada periode Januari-Juli 2020, nilai ekspor Indonesia di sektor makanan mencapai USD454,16 juta. Angka ini lebih tinggi daripada nilai impor negara-negara OKI ke Indonesia yang hanya mencapai USD173,27 juta. Dengan demikian surplus ekspor makanan ke negara OKI mencapai USD280,89 juta.
Di sektor kosmetik, nilai ekspor Indonesia mencapai USD30,32 juta. Sementara impor USD10,23 juta. Tingginya nilai ekspor Indonesia menyebabkan terjadinya surplus pada sektor ini yakni sebesar USD20,09 juta.
Sementara itu, di sektor farmasi (obat-obatan) nilai ekspor mencapai USD31,31 juta dan impor hanya menyentuh angka USD5,5 juta. Dengan demikian, ekspor di sektor ini mengalami sebesar USD25,81 juta.
( )
Sebagai informasi, OKI terdiri dari 57 negara dengan populasi muslim sekitar 1,86 miliar jiwa atau sekitar 24,1 persen dari total populasi dunia. Populasi ini belum termasuk pemeluk agama Islam di luar OKI, seperti India sebesar 190 juta jiwa dan Utopia 35,6 juta jiwa orang.
(ind)
tulis komentar anda