Pariwisata Terpukul Corona, Begini Cara Adaptasi Pemandu Wisata hingga Pedagang Jagung Bakar di Bali
Minggu, 25 Oktober 2020 - 07:17 WIB
JAKARTA - Pariwisata menjadi sektor andalan bagi masyarakat Bali dan juga menjadi penyumbang devisa yang besar bagi Indonesia melalui kedatangan turis asing.
Namun, seiring pandemi corona (Covid-19) menyapa Tanah Air di awal Maret, kunjungan turis berangsur surut bahkan nyaris tak ada lagi wisatawan asing yang datang.
Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Ida Bagus Purwa Sideman, menyatakan, pariwisata Bali merana dihantam corona. Pelaku usaha pariwisata pun otomatis merasakan dampak luar biasa.
"Ibarat di arena tinju, ini pukulan telak. Tapi, kita harus bangun dan lanjutkan pertandingan ini," ucapnya melalui webinar beberapa waktu lalu, dikutip Minggu (25/10/2020).
( )
Dia menyebut, kunjungan turis menurun drastis pada April dan terus merosot hingga hampir 100% penurunannya dibanding tahun lalu. Tingkat hunian hotel pada Agustus 2020 juga tercatat hanya 3,68%, menurun jauh dari periode yang sama 2019 sebesar 67%.
"Pergerakan ekonomi yang mengandalkan pariwisata di Bali betul-betul terjun bebas. Hotel-hotel anggota kami, termasuk homestay dan pondok wisata, sungguh dalam kondisi kosong saat ini. Perekonomian mandeg," ucapnya.
Dengan kondisi tersebut, semua pemangku kepentingan pariwisata di Bali harus berjuang bersama untuk tetap bertahan. Tak hanya pengusaha pemilik hotel atau pengelola destinasi, para karyawan dan semua pihak yang terkait rantai pasok industri pariwisata juga harus putar otak dan banting setir menghadapi kondisi yang penuh ketidakpastian.
( )
Namun, seiring pandemi corona (Covid-19) menyapa Tanah Air di awal Maret, kunjungan turis berangsur surut bahkan nyaris tak ada lagi wisatawan asing yang datang.
Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Ida Bagus Purwa Sideman, menyatakan, pariwisata Bali merana dihantam corona. Pelaku usaha pariwisata pun otomatis merasakan dampak luar biasa.
"Ibarat di arena tinju, ini pukulan telak. Tapi, kita harus bangun dan lanjutkan pertandingan ini," ucapnya melalui webinar beberapa waktu lalu, dikutip Minggu (25/10/2020).
( )
Dia menyebut, kunjungan turis menurun drastis pada April dan terus merosot hingga hampir 100% penurunannya dibanding tahun lalu. Tingkat hunian hotel pada Agustus 2020 juga tercatat hanya 3,68%, menurun jauh dari periode yang sama 2019 sebesar 67%.
"Pergerakan ekonomi yang mengandalkan pariwisata di Bali betul-betul terjun bebas. Hotel-hotel anggota kami, termasuk homestay dan pondok wisata, sungguh dalam kondisi kosong saat ini. Perekonomian mandeg," ucapnya.
Dengan kondisi tersebut, semua pemangku kepentingan pariwisata di Bali harus berjuang bersama untuk tetap bertahan. Tak hanya pengusaha pemilik hotel atau pengelola destinasi, para karyawan dan semua pihak yang terkait rantai pasok industri pariwisata juga harus putar otak dan banting setir menghadapi kondisi yang penuh ketidakpastian.
( )
Lihat Juga :
tulis komentar anda