Trump Nyaris Susul Biden, IHSG Ditutup Melempem
Rabu, 04 November 2020 - 17:05 WIB
JAKARTA - Perhitungan suara dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tidak terlepas dari perhatian para investor Indonesia. Hal ini ditandai dengan melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan hari ini.
IHSG ditutup turun 54,25 poin atau 1,05 persen ke 5.105, terdapat 158 saham menguat, 281 saham melemah dan 160 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp8 triliun dari 13 miliar lembar saham yang diperdagangkan.
Technical Analyst Indo Premier Sekuritas, Mino mengatakan, pelemahan IHSG pada sesi kedua ini tidak terlepas dari perhitungan sementara Pemilu AS yang menunjukkan kenaikan suara Donald Trump yang mendekati perolehan suara kandidat lainnya, Joe Biden yang sedang unggul sementara ini.
"Memang menjelang sesi kedua indeks kita cukup tertekan karena berdasarkan hasil perhitungan sementara kelihatannya hasil dari Pilpres AS berbeda dengan poling sebelumnya. Kelihatannya Donald Trump bisa kembali memenangkan kursi presiden untuk kedua kali, jadi market khususnya Indonesia reaksinya cukup negatif," ujar Mino dalam acara 2nd Session Market Closing IDX Channel, Rabu (4/11/2020).
( )
Mino menyebut, respon para investor tidak terlepas dengan pengalaman selama Donald Trump menjabat sebagai presiden AS di periode pertamanya yang kurang baik, seperti adanya isu perang dagang.
"Nah ini keliatannya masih membekas di benak investor sehingga ketika perhitungan sementara kelihatannya mengarah ke kemenangan Donald Trump, market reaksinya cukup negatif," katanya.
Dia menyebut, sentimen yang ditunjukkan oleh investor bukan hari ini saja terkait Pemilu AS, sejak perdagangan kemarin, menurutnya harapan terhadap kemenangan Joe Biden telah terlihat dengan menghijaunya IHSG.
"Berdasarkan poling Joe Biden kemungkinan menang dengan 52 persen dan respon market kita cukup positif, kemarin kita menguat hampir 1 persen. Jadi memang keliatannya investor di Indonesia lebih nyaman kalau yang jadi presiden Joe Biden, tentunya dengan pengalaman di sepanjang pemerintahan Presiden Donald Trump banyak isu-isu yang boleh dibilang cukup merugikan di pasar modal kita," ucapnya.
IHSG ditutup turun 54,25 poin atau 1,05 persen ke 5.105, terdapat 158 saham menguat, 281 saham melemah dan 160 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp8 triliun dari 13 miliar lembar saham yang diperdagangkan.
Technical Analyst Indo Premier Sekuritas, Mino mengatakan, pelemahan IHSG pada sesi kedua ini tidak terlepas dari perhitungan sementara Pemilu AS yang menunjukkan kenaikan suara Donald Trump yang mendekati perolehan suara kandidat lainnya, Joe Biden yang sedang unggul sementara ini.
"Memang menjelang sesi kedua indeks kita cukup tertekan karena berdasarkan hasil perhitungan sementara kelihatannya hasil dari Pilpres AS berbeda dengan poling sebelumnya. Kelihatannya Donald Trump bisa kembali memenangkan kursi presiden untuk kedua kali, jadi market khususnya Indonesia reaksinya cukup negatif," ujar Mino dalam acara 2nd Session Market Closing IDX Channel, Rabu (4/11/2020).
( )
Mino menyebut, respon para investor tidak terlepas dengan pengalaman selama Donald Trump menjabat sebagai presiden AS di periode pertamanya yang kurang baik, seperti adanya isu perang dagang.
"Nah ini keliatannya masih membekas di benak investor sehingga ketika perhitungan sementara kelihatannya mengarah ke kemenangan Donald Trump, market reaksinya cukup negatif," katanya.
Dia menyebut, sentimen yang ditunjukkan oleh investor bukan hari ini saja terkait Pemilu AS, sejak perdagangan kemarin, menurutnya harapan terhadap kemenangan Joe Biden telah terlihat dengan menghijaunya IHSG.
"Berdasarkan poling Joe Biden kemungkinan menang dengan 52 persen dan respon market kita cukup positif, kemarin kita menguat hampir 1 persen. Jadi memang keliatannya investor di Indonesia lebih nyaman kalau yang jadi presiden Joe Biden, tentunya dengan pengalaman di sepanjang pemerintahan Presiden Donald Trump banyak isu-isu yang boleh dibilang cukup merugikan di pasar modal kita," ucapnya.
(ind)
tulis komentar anda