Pengusaha Mal Yakin Bisa Selamat dari Resesi, Asalkan?
Senin, 09 November 2020 - 12:29 WIB
JAKARTA - Pusat perbelanjaana atau mal merupakan salah satu tempat usaha yang terkena dampak dari adanya pandemi Covid-19 . Pasalnya, wabah tersebut membuat aktivitas sosial dan ekonomi di sana mengalami kemerosotan yang amat tajam. ( Baca juga:Puri Indah Mall Kembangan Jakarta Barat Terbakar )
Namun, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja meyakini bila pihaknya akan bisa selamat dari krisis ekonomi akibat resesi ini. Salah satu solusi agar geliat akivitas kembali normal, yaitu pemerintah harus mampu mempersiapkan vaksinasi secara baik.
"Pusat perbelanjaan optimistis dapat melalui masa sulit ini. (Yang terpenting pemerintah) Mempersiapkan vaksinasi sebaik mungkin agar dapat segera dilaksanakan dengan baik dan aman," ujarnya kepada MNC Media, Senin (9/11/2020).
Saat ini, lanjut dia, yang menjadi faktor hambatan utama adalah bukan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) semata-mata, tapi lebih kepada faktor daya beli yang masih belum beranjak pulih.
"Selain itu, faktor kehatian-hatian masyarakat terhadap Covid- 19," kata dia. ( Baca juga:Nicholas Saputra Ungguh Foto Cewek, Netizen: Gimana Ini? )
Dia menyebut setelah PSBB transisi di wilayah Ibu Kota berjalan sebulan, tak pernah tercatat pengunjung mal mencapai batas maksimal, yakni 50%. "Hal ini terbukti dengan belum pernah tercapainya rata-rata kapasitas maksimal 50%," ujarnya.
Namun, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja meyakini bila pihaknya akan bisa selamat dari krisis ekonomi akibat resesi ini. Salah satu solusi agar geliat akivitas kembali normal, yaitu pemerintah harus mampu mempersiapkan vaksinasi secara baik.
"Pusat perbelanjaan optimistis dapat melalui masa sulit ini. (Yang terpenting pemerintah) Mempersiapkan vaksinasi sebaik mungkin agar dapat segera dilaksanakan dengan baik dan aman," ujarnya kepada MNC Media, Senin (9/11/2020).
Saat ini, lanjut dia, yang menjadi faktor hambatan utama adalah bukan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) semata-mata, tapi lebih kepada faktor daya beli yang masih belum beranjak pulih.
"Selain itu, faktor kehatian-hatian masyarakat terhadap Covid- 19," kata dia. ( Baca juga:Nicholas Saputra Ungguh Foto Cewek, Netizen: Gimana Ini? )
Dia menyebut setelah PSBB transisi di wilayah Ibu Kota berjalan sebulan, tak pernah tercatat pengunjung mal mencapai batas maksimal, yakni 50%. "Hal ini terbukti dengan belum pernah tercapainya rata-rata kapasitas maksimal 50%," ujarnya.
(uka)
tulis komentar anda