AS Ajak TikTok China 'Ngopi Bareng', Ciee... Batal Diblokir?
Kamis, 12 November 2020 - 12:18 WIB
WASHINGTON - Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) membuka peluang musyawarah dengan perusahaan pemilik aplikasi TikTok, ByteDance asal China . AS menginginkan adanya penyelesaian masalah privasi data pengguna TikTok yang disebut-sebut mengancam keamanan nasional AS.
"Departemen Keuangan tengah fokus pada pencapaian resolusi risiko keamanan nasional yang timbul dari TikTok, yang dulunya hasil akuisisi atas Musical.ly oleh ByteDance. Kami telah menjelaskan kepada ByteDance tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai resolusi itu," ujar juru bicara Departemen Keuangan AS, Monica Crowley dikutip dari Reuters, Kamis (12/11/2020).
Pernyataan itu muncul sehari setelah TikTok mengajukan permohonan ke pengadilan banding federal AS. Pihaknya meminta pengadilan mencegah pemerintah AS yang memaksa TikTok menjual sebagian sahamnya kepada perusahaan AS, jika tidak maka terancam diblokir mulai 12 November.
Paksaan AS agar TikTok mendivestasi sahamnya didasarkan pada penyelidikan sejak ByteDance mengakuisisi Musical.ly dan mengubahnya menjadi TikTok pada 2017. Di Bawah arahan Presiden Donald Trump, Komite Investasi Asing AS (CFIUS) menuding TikTok menyetor lebih dari 100 juta data pengguna AS ke pemerintah China.
"Kami tetap fokus untuk mencari jalan keluar dengan terus melibatkan CFIUS, dan kami berharap dapat mencapai resolusi bersama dalam masalah keamanan nasional yang mereka tuduhkan, meskipun kami menyangkal tuduhan tersebut," kata juru bicara TikTok.
Pada September, TikTok mencapai kesepakatan untuk menjual sekitar 20 persen sahamnya di AS kepada Oracle dan Walmart. Namun Trump menolak, dia ingin perusahan AS menjadi pemilik utama TikTok di AS. Kini kesepakatan itu berada dalam ketidakpastian di tengah perubahan pemerintahan di Gedung Putih.
"Departemen Keuangan tengah fokus pada pencapaian resolusi risiko keamanan nasional yang timbul dari TikTok, yang dulunya hasil akuisisi atas Musical.ly oleh ByteDance. Kami telah menjelaskan kepada ByteDance tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai resolusi itu," ujar juru bicara Departemen Keuangan AS, Monica Crowley dikutip dari Reuters, Kamis (12/11/2020).
Pernyataan itu muncul sehari setelah TikTok mengajukan permohonan ke pengadilan banding federal AS. Pihaknya meminta pengadilan mencegah pemerintah AS yang memaksa TikTok menjual sebagian sahamnya kepada perusahaan AS, jika tidak maka terancam diblokir mulai 12 November.
Paksaan AS agar TikTok mendivestasi sahamnya didasarkan pada penyelidikan sejak ByteDance mengakuisisi Musical.ly dan mengubahnya menjadi TikTok pada 2017. Di Bawah arahan Presiden Donald Trump, Komite Investasi Asing AS (CFIUS) menuding TikTok menyetor lebih dari 100 juta data pengguna AS ke pemerintah China.
"Kami tetap fokus untuk mencari jalan keluar dengan terus melibatkan CFIUS, dan kami berharap dapat mencapai resolusi bersama dalam masalah keamanan nasional yang mereka tuduhkan, meskipun kami menyangkal tuduhan tersebut," kata juru bicara TikTok.
Pada September, TikTok mencapai kesepakatan untuk menjual sekitar 20 persen sahamnya di AS kepada Oracle dan Walmart. Namun Trump menolak, dia ingin perusahan AS menjadi pemilik utama TikTok di AS. Kini kesepakatan itu berada dalam ketidakpastian di tengah perubahan pemerintahan di Gedung Putih.
(nng)
tulis komentar anda