Bahlil Dapat Angin Segar China, Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Akan Dibangun
Senin, 16 November 2020 - 16:39 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadia mendapatkan angin segar dari China, setelah salah satu produsen baterai kendaraan listrik asal Negeri Tirai Bambu tersebut menegaskan komitmen untuk menanamkan modalnya di Tanah Air. Perusahaan itu yakni Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) yang bersiap membangun pabrik di Indonesia.
Kepala BKPM Bahlil menerangkan, investasi ini senilai USD5,1 miliar untuk menjadi angin segar bagi investasi di Indonesia. "Itu investasinya kurang lebih sekitar USD5,1 miliar, untuk itu kita terus memudahkankan investor berinvestasi ke Indonesia," kata Bahlil dalam video virtual di Jakarta, Senin (16/11/2020).
(Baca Juga: Pengembangan Kendaraan listrik Membuka Prospek Bisnis Baru, Buruan Garap )
Kata dia peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan pabrik akan dimulai pada tahun depan. "Kemarin kita dari China sudah tanda tangan perjanjian kerja sama, 2021 sudah mulai ground breaking CATL," bebernya.
Selain CATL, rencananya produsen baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan (Korsel) juga akan berinvestasi di Indonesia. Saat ini Indonesia masih melakukan negoisasi dengan pemerintah Korea Selatan. "Kemarin kita juga kemarin dengan perusahaan dari Korea. Ini juga sudah hampir deal," tandasnya.
(Baca Juga: Bahlil Sebut Proyek Investasi Mangkrak Rp708 Triliun Sudah Rampung 67% )
Sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut B. Pandjaitan menekankan, pentingnya transformasi ekonomi dalam era Making Indonesia 4.0 di Indonesia. Khususnya dalam masa pandemi Covid-19 ini. Menurutnya salah satu sektor yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan adalah sektor otomotif, terutama electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik.
“Salah satu sektor yang dikembangkan dalam Making Indonesia 4.0 di Indonesia adalah sektor otomotif, terutama Electric Vehicle (EV). Indonesia memiliki sumber daya melimpah dalam pembuatan EV yakni nikel, aluminium, dan tembaga. Ketiga jenis sumber daya ini dapat diintegrasikan agar membuat industri hilirasi yang kompetitif di ranah persaingan global,” kata Menko Luhut beberapa waktu lalu.
Kepala BKPM Bahlil menerangkan, investasi ini senilai USD5,1 miliar untuk menjadi angin segar bagi investasi di Indonesia. "Itu investasinya kurang lebih sekitar USD5,1 miliar, untuk itu kita terus memudahkankan investor berinvestasi ke Indonesia," kata Bahlil dalam video virtual di Jakarta, Senin (16/11/2020).
(Baca Juga: Pengembangan Kendaraan listrik Membuka Prospek Bisnis Baru, Buruan Garap )
Kata dia peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan pabrik akan dimulai pada tahun depan. "Kemarin kita dari China sudah tanda tangan perjanjian kerja sama, 2021 sudah mulai ground breaking CATL," bebernya.
Selain CATL, rencananya produsen baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan (Korsel) juga akan berinvestasi di Indonesia. Saat ini Indonesia masih melakukan negoisasi dengan pemerintah Korea Selatan. "Kemarin kita juga kemarin dengan perusahaan dari Korea. Ini juga sudah hampir deal," tandasnya.
(Baca Juga: Bahlil Sebut Proyek Investasi Mangkrak Rp708 Triliun Sudah Rampung 67% )
Sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut B. Pandjaitan menekankan, pentingnya transformasi ekonomi dalam era Making Indonesia 4.0 di Indonesia. Khususnya dalam masa pandemi Covid-19 ini. Menurutnya salah satu sektor yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan adalah sektor otomotif, terutama electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik.
“Salah satu sektor yang dikembangkan dalam Making Indonesia 4.0 di Indonesia adalah sektor otomotif, terutama Electric Vehicle (EV). Indonesia memiliki sumber daya melimpah dalam pembuatan EV yakni nikel, aluminium, dan tembaga. Ketiga jenis sumber daya ini dapat diintegrasikan agar membuat industri hilirasi yang kompetitif di ranah persaingan global,” kata Menko Luhut beberapa waktu lalu.
(akr)
tulis komentar anda