Ekplorasi Masif Terus Dilakukan untuk Penemuan Cadangan Migas Besar
Selasa, 17 November 2020 - 07:29 WIB
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas ) menyatakan kegiatan eksplorasi masih dapat ditingkatkan kerena potensi cekungan minyak dan gas di Indonesia yang belum dibor masih sangat besar. Menurut data SKK Migas, saat ini terdapat 128 cekungan di mana sebanyak 20 cekungan statusnya telah berproduksi, 27 cekungan berstatus penemuan belum produksi, 13 cekungan berstatus belum ada penemuan dan 68 cekungan belum dibor.
“Sebagian besar cekungan yang belum dibor tersebut berada di kawasan Timur Indonesia,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangannya di sela-sela diskusi Exploration and Production (EP) 2020 Forum di Jakarta baru-baru ini. (Baca: Nasihat yang Paling Baik adalah Kematian)
Dalam jangka pendek, eksplorasi masif yang didorong oleh SKK Migas ini diharapkan dapat mendukung upaya pencapaian target produksi migas nasional pada 2021. Adapun dalam jangka panjang, eksplorasi masif akan menjamin pencapaian target produksi minyak sebesar 1 juta BOPD dan gas sebesar 12 BSCFD pada tahun 2030.
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, terdapat 38 wilayah kerja migas yang direkomendasikan untuk dieksplorasi lebih lanjut. Dari 38 rekomendasi tersebut, terdapat 12 wilayah kerja migas konvensional yang memiliki potensi sumber daya migas, di antaranya Teluk Bone Utara, Misol Timur, Atsy, Mamberamo, Boka, Buru, Aru-Tanimbar Offshore, Biak, Wamena, Sahul, Selaru, dan Arafuru Selatan. (Baca juga: Tips Mudah Mengelola Hipertensi)
Pemerintah juga telah melaksanakan survei di beberapa blok tersebut dengan menggunakan data-data seismik 2D, Passive Seismic Tomography (PST), rembesan mikro, penelitian geologi dan geofisika, serta metode lainnya. Hal tersebut diperlukan untuk mengetahui potensi cadangan migas di wilayah kerja tersebut.
Kepala Divisi Perencanaan Eksplorasi Shinta Damayanti menambahkan, sebanyak 16 sumur eksplorasi dengan potensi cadangan migas besar akan dibor selama periode 2021-2022. Dari ke-16 sumur tersebut, 12 sumur akan dibor pada tahun 2021 dan sisanya pada periode 2022.
Secara terperinci, sebanyak 16 sumur eksplorasi dengan potensi besar yang akan dibor dua tahun mendatang adalah berikut, tiga sumur berlokasi di Aceh-Sumatera Utara (Parang-Parang, Timpan, Rencong), satu sumur di Sumatera Tengah (Secanggang), dua di Sumatera Selatan (Jangga, NEB), lima di Kalimantan Timur (Hiu Merah, Maha, SSD, Yuki, Konta) dan lima di Indonesia bagian timur (Kaleyo, Lofin, Opior, Omah, Takdir). (Lihat videonya: Arab Saudi tutup Kembali Izin Umrah untuk Jamaah Indonesia)
SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tengah berdiskusi mengenai rencana program dan anggaran (WP&B) pengeboran eksplorasi tahun 2021. Selain 12 sumur dengan potensi cadangan migas besar, pada 2021 juga akan dibor 12 sumur eksplorasi lainnya. “Berpotensi bertambah 17 sumur seiring dengan pembahasan WP&B 2021 yang saat ini sedang berlangsung,” kata Shinta. (Yanto Kusdiantono)
“Sebagian besar cekungan yang belum dibor tersebut berada di kawasan Timur Indonesia,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangannya di sela-sela diskusi Exploration and Production (EP) 2020 Forum di Jakarta baru-baru ini. (Baca: Nasihat yang Paling Baik adalah Kematian)
Dalam jangka pendek, eksplorasi masif yang didorong oleh SKK Migas ini diharapkan dapat mendukung upaya pencapaian target produksi migas nasional pada 2021. Adapun dalam jangka panjang, eksplorasi masif akan menjamin pencapaian target produksi minyak sebesar 1 juta BOPD dan gas sebesar 12 BSCFD pada tahun 2030.
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, terdapat 38 wilayah kerja migas yang direkomendasikan untuk dieksplorasi lebih lanjut. Dari 38 rekomendasi tersebut, terdapat 12 wilayah kerja migas konvensional yang memiliki potensi sumber daya migas, di antaranya Teluk Bone Utara, Misol Timur, Atsy, Mamberamo, Boka, Buru, Aru-Tanimbar Offshore, Biak, Wamena, Sahul, Selaru, dan Arafuru Selatan. (Baca juga: Tips Mudah Mengelola Hipertensi)
Pemerintah juga telah melaksanakan survei di beberapa blok tersebut dengan menggunakan data-data seismik 2D, Passive Seismic Tomography (PST), rembesan mikro, penelitian geologi dan geofisika, serta metode lainnya. Hal tersebut diperlukan untuk mengetahui potensi cadangan migas di wilayah kerja tersebut.
Kepala Divisi Perencanaan Eksplorasi Shinta Damayanti menambahkan, sebanyak 16 sumur eksplorasi dengan potensi cadangan migas besar akan dibor selama periode 2021-2022. Dari ke-16 sumur tersebut, 12 sumur akan dibor pada tahun 2021 dan sisanya pada periode 2022.
Secara terperinci, sebanyak 16 sumur eksplorasi dengan potensi besar yang akan dibor dua tahun mendatang adalah berikut, tiga sumur berlokasi di Aceh-Sumatera Utara (Parang-Parang, Timpan, Rencong), satu sumur di Sumatera Tengah (Secanggang), dua di Sumatera Selatan (Jangga, NEB), lima di Kalimantan Timur (Hiu Merah, Maha, SSD, Yuki, Konta) dan lima di Indonesia bagian timur (Kaleyo, Lofin, Opior, Omah, Takdir). (Lihat videonya: Arab Saudi tutup Kembali Izin Umrah untuk Jamaah Indonesia)
SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tengah berdiskusi mengenai rencana program dan anggaran (WP&B) pengeboran eksplorasi tahun 2021. Selain 12 sumur dengan potensi cadangan migas besar, pada 2021 juga akan dibor 12 sumur eksplorasi lainnya. “Berpotensi bertambah 17 sumur seiring dengan pembahasan WP&B 2021 yang saat ini sedang berlangsung,” kata Shinta. (Yanto Kusdiantono)
(ysw)
tulis komentar anda