Ekonom: Resesi Harusnya Jadi Momentum untuk Transformasi Ekonomi
Sabtu, 21 November 2020 - 20:40 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan langkah dan kebijakan yang diambil untuk memulihkan ekonomi pada tahun 2021 tidak hanya akan mempengaruhi perekonomian dalam jangka pendek, tetapi juga akan menentukan struktur ekonomi Indonesia dalam jangka menengah dan panjang.
Dia memandang kondisi resesi ekonomi pada tahun 2020 ini seharusnya dimanfaatkan untuk melakukan reformasi dan transformasi ekonomi agar dapat tumbuh lebih kokoh, berkelanjutan, dan lebih tahan terhadap guncangan krisis dalam jangka waktu yang lama.
"Apalagi, Indonesia saat ini berada pada fase yang mendekati puncak bonus demografi, yang artinya kesempatan untuk melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi semestinya terbuka lebar," kata Faisal di Jakarta, Sabtu (21/11/2020).
( )
Oleh sebab itu, lanjut dia, terobosan-terobosan kebijakan harus dilakukan tidak hanya untuk pemulihan ekonomi dalam jangka pendek saja. Revitalisasi dan pendalaman industri manufaktur, termasuk strategi penguatan ke hulu maupun ke hilir, harus dipercepat.
Menurut dia, di antara terobosan kebijakan tersebut adalah mengembangkan industri turunan untuk komoditas yang pasokannya melimpah di dalam negeri, seperti minyak sawit, karet, kakao, dan kelapa.
"Strategi substitusi impor juga perlu dikembangkan untuk produk-produk yang selama ini memiliki ketergantungan impor yang tinggi, seperti obat-obatan dan tepung terigu, dengan bahan baku alternatif yang terdapat di dalam negeri," sebut Faisal.
( )
Langkah-langkah tersebut semestinya juga sejalan dengan upaya penciptaan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan dalam masa pemulihan ekonomi.
Dia memandang kondisi resesi ekonomi pada tahun 2020 ini seharusnya dimanfaatkan untuk melakukan reformasi dan transformasi ekonomi agar dapat tumbuh lebih kokoh, berkelanjutan, dan lebih tahan terhadap guncangan krisis dalam jangka waktu yang lama.
"Apalagi, Indonesia saat ini berada pada fase yang mendekati puncak bonus demografi, yang artinya kesempatan untuk melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi semestinya terbuka lebar," kata Faisal di Jakarta, Sabtu (21/11/2020).
( )
Oleh sebab itu, lanjut dia, terobosan-terobosan kebijakan harus dilakukan tidak hanya untuk pemulihan ekonomi dalam jangka pendek saja. Revitalisasi dan pendalaman industri manufaktur, termasuk strategi penguatan ke hulu maupun ke hilir, harus dipercepat.
Menurut dia, di antara terobosan kebijakan tersebut adalah mengembangkan industri turunan untuk komoditas yang pasokannya melimpah di dalam negeri, seperti minyak sawit, karet, kakao, dan kelapa.
"Strategi substitusi impor juga perlu dikembangkan untuk produk-produk yang selama ini memiliki ketergantungan impor yang tinggi, seperti obat-obatan dan tepung terigu, dengan bahan baku alternatif yang terdapat di dalam negeri," sebut Faisal.
( )
Langkah-langkah tersebut semestinya juga sejalan dengan upaya penciptaan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan dalam masa pemulihan ekonomi.
tulis komentar anda