Waskita Beton Precast Incar Kontrak Baru Rp5 Triliun, Intip Strateginya..
Senin, 23 November 2020 - 19:44 WIB
JAKARTA - PT Waskita Beton Precast Tbk (Waskita Precast) berhasil membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp 1,68 triliun hingga Oktober 2020. Di mana dari total perolehan ini, sebesar 38% dari kontrak internal dan sebesar 62% dari kontrak eksternal. Proyek eksternal tersebut di antaranya Proyek Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan, Proyek Jalan Tol Aceh-Sigli, Proyek Jalan tol Prabumulih-Muara Enim, dan proyek lainnya.
Berdasarkan Laporan Keuangan per September 2020, Pendapatan Usaha Waskita Beton Precast adalah sebesar Rp 1,44 Triliun. Pada situasi pandemi saat ini, melalui adanya Manajemen baru Waskita Beton Precast memiliki strategi bisnis salah satunya adalah ekspansi bisnis dengan memperluas pasar eksternal.
Waskita Beton Precast menargetkan nilai kontrak baru hingga akhir tahun 2020 sebesar Rp 5 triliun, di mana sekitar Rp 3,3 triliun berasal dari proyek eksternal di Pulau Jawa dan Sumatera, sedangkan sisanya berasal dari proyek internal. "Perusahaan optimis untuk dapat terus meningkatkan porsi nilai kontrak eksternal. Tentunya dengan inovasi produk Waskita Beton Precast yang selalu menyesuaikan dengan permintaan pasar," ujar Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk., Moch. Cholis Prihanto.
Selain ekspansi bisnis, Cholis juga menambahkan bahwa Waskita Beton Precast telah menyusun beberapa strategi bisnis untuk tahun 2020-2021. “Untuk mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan, kami telah menyusun beberapa strategi bisnis antara lain ekspansi bisnis, produk baru, efisiensi, dan restrukturisasi fasilitas perbankan,” Ujarnya.
Dikatakannya, Waskita Beton Precast selalu berkomitmen untuk terus menghasilkan produk baru. Beberapa produk baru tersebut antara lain bantalan rel, tetrapod, tiang beton pracetak, sistem pengerasan rigid, dan reinforced concrete pipe. Perusahaan juga melakukan efisiensi melalui shared resource dan command center. “Waskita Beton Precast akan melakukan pengelolaan sumber daya secara terintegrasi. Selain itu kami juga akan melakukan clustering pada unit usaha yang lokasinya berdekatan, sehingga akan lebih efisien,” kata Cholis.
Tidak hanya itu, perusahaan juga melakukan strategi kolaborasi yaitu dengan memaksimalkan sumber daya pihak lain untuk dapat mengoptimalkan efisiensi operasional. Terakhir melalui restrukturisasi fasilitas perbankan melalui Bank Himbara yang dilakukan bersama dengan induknya yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Kemudian Waskita Beton Precast juga sedang dalam proses kajian dengan pihak ketiga independen dan bank swasta dengan melakukan rollover fasilitas pinjaman dan mengubah skema cicilan.
Kondisi Waskita Beton Precast masih cukup baik jika dilihat dari rasio utang berbunga (gearing ratio) dan rasio lancar (current ratio) di mana rasio utang berbunga Perusahaan per September 2020 adalah 1,04x (covenant 2,5x), dan rasio lancar perusahan adalah 1,31x. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang cukup luas serta masih mampu untuk memenuhi hutang jangka pendeknya.
Lihat Juga: Profil FX Poerbayu Ratsunu, Dirut Waskita Beton Precast yang Diperiksa Kejagung Terkait Tol MBZ
Berdasarkan Laporan Keuangan per September 2020, Pendapatan Usaha Waskita Beton Precast adalah sebesar Rp 1,44 Triliun. Pada situasi pandemi saat ini, melalui adanya Manajemen baru Waskita Beton Precast memiliki strategi bisnis salah satunya adalah ekspansi bisnis dengan memperluas pasar eksternal.
Waskita Beton Precast menargetkan nilai kontrak baru hingga akhir tahun 2020 sebesar Rp 5 triliun, di mana sekitar Rp 3,3 triliun berasal dari proyek eksternal di Pulau Jawa dan Sumatera, sedangkan sisanya berasal dari proyek internal. "Perusahaan optimis untuk dapat terus meningkatkan porsi nilai kontrak eksternal. Tentunya dengan inovasi produk Waskita Beton Precast yang selalu menyesuaikan dengan permintaan pasar," ujar Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk., Moch. Cholis Prihanto.
Selain ekspansi bisnis, Cholis juga menambahkan bahwa Waskita Beton Precast telah menyusun beberapa strategi bisnis untuk tahun 2020-2021. “Untuk mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan, kami telah menyusun beberapa strategi bisnis antara lain ekspansi bisnis, produk baru, efisiensi, dan restrukturisasi fasilitas perbankan,” Ujarnya.
Dikatakannya, Waskita Beton Precast selalu berkomitmen untuk terus menghasilkan produk baru. Beberapa produk baru tersebut antara lain bantalan rel, tetrapod, tiang beton pracetak, sistem pengerasan rigid, dan reinforced concrete pipe. Perusahaan juga melakukan efisiensi melalui shared resource dan command center. “Waskita Beton Precast akan melakukan pengelolaan sumber daya secara terintegrasi. Selain itu kami juga akan melakukan clustering pada unit usaha yang lokasinya berdekatan, sehingga akan lebih efisien,” kata Cholis.
Tidak hanya itu, perusahaan juga melakukan strategi kolaborasi yaitu dengan memaksimalkan sumber daya pihak lain untuk dapat mengoptimalkan efisiensi operasional. Terakhir melalui restrukturisasi fasilitas perbankan melalui Bank Himbara yang dilakukan bersama dengan induknya yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Kemudian Waskita Beton Precast juga sedang dalam proses kajian dengan pihak ketiga independen dan bank swasta dengan melakukan rollover fasilitas pinjaman dan mengubah skema cicilan.
Kondisi Waskita Beton Precast masih cukup baik jika dilihat dari rasio utang berbunga (gearing ratio) dan rasio lancar (current ratio) di mana rasio utang berbunga Perusahaan per September 2020 adalah 1,04x (covenant 2,5x), dan rasio lancar perusahan adalah 1,31x. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang cukup luas serta masih mampu untuk memenuhi hutang jangka pendeknya.
Lihat Juga: Profil FX Poerbayu Ratsunu, Dirut Waskita Beton Precast yang Diperiksa Kejagung Terkait Tol MBZ
(nng)
tulis komentar anda