Pasokan 11 Komoditas Pangan Dijamin Aman hingga 2021, Nih Penjelasan Mentan
Selasa, 24 November 2020 - 12:31 WIB
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut, ada sebelas komoditas pokok masih tercatat aman ketersediaan di pasar dalam negeri. Bahkan, ketersediaan sejumlah bahan pokok itu hingga awal 2021 mendatang. Komoditas pangan tersebut adalah beras, daging, bawang, cabai, cabai rawit, daging sapi, daging kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng.
"Dan, dari 11 komoditi ini, Insya Allah pada 2020 ini rasa-rasanya kita sudah kontrol berlapis dan ketersediaan kita cukup bagus sampai 2-3 bulan ke depan hingga masuk ke 2021 pun kita sudah punya antisipasi dan persiapan yang ada," ujar Menyan Syahrul, Jakarta, Selasa (24/11/2020).
(Baca Juga: Mentan Mencatat Impor Bawang Putih, Daging dan Gula Pasir Masih Tinggi )
Untuk memastikan ketersediaan kesebelas komoditas tersebut, Syahrul pun sudah mengecek secara langsung di lapangan. Meski begitu, pihak Kementerian Pertanian masih mengkhawatirkan adanya persoalan distribusi bahan pokok ke sejumlah daerah.
"Jadi saya tidak hanya ingin menerima laporan, tapi melihat secara langsung apakah sebelas komoditas itu tersedia atau tidak. Karena jumlah kebutuhan kita sangat besar dengan dinamika yang ada. Biasanya secara nasional sudah oke, secara regional provinsi sudah oke, tapi distribusi di tingkat kabupaten masih menjadi persoalan," kata dia.
(Baca Juga: Pandemi Bikin Pola Konsumsi Pangan Berubah, Awas Ancam Daya Serap Produk Petani )
Dia juga mencatat, dalam mengelolah kegiatan pertanian di Indonesia membutuhkan kerja sama yang baik dan erat. Karena itu, tidak ada ego sektoral di dalam melakukan kegiatan-kegiatan pertanian.
"Mengolah pertanian itu kekuatan yang ada di depan mata kita yang membutuhkan kerja sama semua pihak dan keterlibatan semua pihak, tidak ada ego sektoral di dalam kegiatan kegiatan pertanian karena ini menjadi pilar utama dalam kehidupan kita," ujarnya.
Mentan Yasin Limpi bilang, dalam situasi apapun, pertanian menjadi bagian yang paling pasti dalam menghadirkan kebutuhan dasar masyarakat Indonesia. Karena itu, Kementerian Pertanian akan terus membuka diri bagi masukan dari sejumlah pihak untuk memecahkan persoalan pertanian di Tanah Air.
"Saya selalu membuka diri untuk diberikan pikiran-pikiran, program dan konversi dalam bentuk apapun untuk kita sama-sama pecahkan (masalah pertanian) dalam kehidupan kita," ungkapnya.
"Dan, dari 11 komoditi ini, Insya Allah pada 2020 ini rasa-rasanya kita sudah kontrol berlapis dan ketersediaan kita cukup bagus sampai 2-3 bulan ke depan hingga masuk ke 2021 pun kita sudah punya antisipasi dan persiapan yang ada," ujar Menyan Syahrul, Jakarta, Selasa (24/11/2020).
(Baca Juga: Mentan Mencatat Impor Bawang Putih, Daging dan Gula Pasir Masih Tinggi )
Untuk memastikan ketersediaan kesebelas komoditas tersebut, Syahrul pun sudah mengecek secara langsung di lapangan. Meski begitu, pihak Kementerian Pertanian masih mengkhawatirkan adanya persoalan distribusi bahan pokok ke sejumlah daerah.
"Jadi saya tidak hanya ingin menerima laporan, tapi melihat secara langsung apakah sebelas komoditas itu tersedia atau tidak. Karena jumlah kebutuhan kita sangat besar dengan dinamika yang ada. Biasanya secara nasional sudah oke, secara regional provinsi sudah oke, tapi distribusi di tingkat kabupaten masih menjadi persoalan," kata dia.
(Baca Juga: Pandemi Bikin Pola Konsumsi Pangan Berubah, Awas Ancam Daya Serap Produk Petani )
Dia juga mencatat, dalam mengelolah kegiatan pertanian di Indonesia membutuhkan kerja sama yang baik dan erat. Karena itu, tidak ada ego sektoral di dalam melakukan kegiatan-kegiatan pertanian.
"Mengolah pertanian itu kekuatan yang ada di depan mata kita yang membutuhkan kerja sama semua pihak dan keterlibatan semua pihak, tidak ada ego sektoral di dalam kegiatan kegiatan pertanian karena ini menjadi pilar utama dalam kehidupan kita," ujarnya.
Mentan Yasin Limpi bilang, dalam situasi apapun, pertanian menjadi bagian yang paling pasti dalam menghadirkan kebutuhan dasar masyarakat Indonesia. Karena itu, Kementerian Pertanian akan terus membuka diri bagi masukan dari sejumlah pihak untuk memecahkan persoalan pertanian di Tanah Air.
"Saya selalu membuka diri untuk diberikan pikiran-pikiran, program dan konversi dalam bentuk apapun untuk kita sama-sama pecahkan (masalah pertanian) dalam kehidupan kita," ungkapnya.
(akr)
tulis komentar anda