Juliah Sukamdani Berpulang, Begini Perjalannya Membangun Sahid Group
Rabu, 02 Desember 2020 - 15:14 WIB
JAKARTA - Kabar duka datang dari keluarga Sahid Group . Kanjeng Raden Ayu (K.Ray) Hj Juliah Sukamdani, yang merupakan istri mendiang Sukamdani Sahid Gitosardjono, tutup usia. Juliah meninggal dunia di usia 86 tahun pada hari ini sekitar pukul 2.37 WIB.
Wakil Presiden Komisaris PT Hotel Sahid Jaya International Tbk yang lahir di Solo, 8 Juli 1934, merupakan salah satu perintis berdirinya konglomerasi Sahid Group. Dia merintis bisnisnya dari nol bersama mendiang suaminya sejak tahun 1950-an.
(Baca Juga: Libur Panjang Akhir Tahun Dipotong Bikin Pupus Harapan Juragan Hotel dan Resto)
Awalnya, Sukamdani mendirikan bisnisnya secara kecil-kecilan dengan hanya bermodalkan tenaga sendiri. Modal lainnya adalah simpanan yang mereka gabungkan bersama. Uang tersebut dibelikan dua buah mesin cetak yang digerakkan dengan tangan buatan dalam negeri seharga Rp3.800. Usaha kecil-kecilan itu dijalankan di rumah Jalan Sudirman, Jakarta. Saat ini, gedung itu menjadi Hotel Grand Sahid Jaya.
Dalam perjalanan bisnisnya, Juliah dan Sukamdani rela naik-turun oplet ke untuk membeli kertas. Mereka pula yang mengantar dan menjemput pesanan, termasuk menagih biaya cetak. Usaha percetakan yang awalnya bernama CV Masyarakat Baru, lalu berubah menjadi PT Tema Baru adalah cikal bakal konglomerasi Grup Sahid.
PT Tema Baru tetap eksis dalam usaha percetakan yang dikelola oleh Grup Bisnis Indonesia, salah satu usaha yang didirikan Sukamdani bersama sejumlah pengusaha lain seperti Ciputra, Eric Samola, dan Soebronto Laras.
(Baca Juga: Hotel dan Pariwisata Sepi, PHRI Minta PSBB Tak Ada Lagi)
Cikal-bakal usaha percetakan yang merambah perdagangan umum inilah yang memberikan modal bagi upaya diversifikasi bisnis sektor perhotelan, pariwisata, pendidikan, pertanian, konstruksi, tekstil, hingga perkebunan.
Wakil Presiden Komisaris PT Hotel Sahid Jaya International Tbk yang lahir di Solo, 8 Juli 1934, merupakan salah satu perintis berdirinya konglomerasi Sahid Group. Dia merintis bisnisnya dari nol bersama mendiang suaminya sejak tahun 1950-an.
(Baca Juga: Libur Panjang Akhir Tahun Dipotong Bikin Pupus Harapan Juragan Hotel dan Resto)
Awalnya, Sukamdani mendirikan bisnisnya secara kecil-kecilan dengan hanya bermodalkan tenaga sendiri. Modal lainnya adalah simpanan yang mereka gabungkan bersama. Uang tersebut dibelikan dua buah mesin cetak yang digerakkan dengan tangan buatan dalam negeri seharga Rp3.800. Usaha kecil-kecilan itu dijalankan di rumah Jalan Sudirman, Jakarta. Saat ini, gedung itu menjadi Hotel Grand Sahid Jaya.
Dalam perjalanan bisnisnya, Juliah dan Sukamdani rela naik-turun oplet ke untuk membeli kertas. Mereka pula yang mengantar dan menjemput pesanan, termasuk menagih biaya cetak. Usaha percetakan yang awalnya bernama CV Masyarakat Baru, lalu berubah menjadi PT Tema Baru adalah cikal bakal konglomerasi Grup Sahid.
PT Tema Baru tetap eksis dalam usaha percetakan yang dikelola oleh Grup Bisnis Indonesia, salah satu usaha yang didirikan Sukamdani bersama sejumlah pengusaha lain seperti Ciputra, Eric Samola, dan Soebronto Laras.
(Baca Juga: Hotel dan Pariwisata Sepi, PHRI Minta PSBB Tak Ada Lagi)
Cikal-bakal usaha percetakan yang merambah perdagangan umum inilah yang memberikan modal bagi upaya diversifikasi bisnis sektor perhotelan, pariwisata, pendidikan, pertanian, konstruksi, tekstil, hingga perkebunan.
(fai)
tulis komentar anda