Libur Panjang Akhir Tahun Dipotong Bikin Pupus Harapan Juragan Hotel dan Resto

Rabu, 25 November 2020 - 15:38 WIB
loading...
Libur Panjang Akhir...
Merespons pemotongan libur akhir tahun, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) kecewa karena sudah berharap adanya peningkatan, namun pupus sudah. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pemerintah bakal mengurangi libur panjang akhir tahun di tengah peningkatan kasus positif Covid-19. Adapun arahan pengurangan libur panjang diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah rapat terbatas (ratas) pada Senin (23/11/2020) lalu.

(Baca Juga: Libur Akhir Tahun Dipotong, Tidak Terkecuali Jatah Vakansi PNS )

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menyebut, secara jujur para pelaku usaha di bidang hotel dan restoran kecewa karena sudah berharap adanya peningkatan okupansi di akhir tahun nanti.

"Pelaku usaha ya tentu pasti kecewa karena harapan-harapan yang sudah kita harapkan karena lebaran tidak ada libur dan dipindahkan ke desember dengan harapan desember ini masih ada penggerak atau peningkatan okupansi nanti di libur tersebut jadi pupus," ujar Maulana dalam acara Market Review IDX Channel, Rabu (25/11/2020).

Jika pemangkasan tersebut benar terjadi, Maulana menuturkan, hal tersebut akan memberatkan para pelaku usaha karena pada tahun 2021 nanti akan kembali memasuki low season pada bulan Januari sampai Maret. "Sekarang aja udah susah bertahan apalagi nanti," katanya.

(Baca Juga: Jokowi Potong Libur Panjang Akhir Tahun, Juragan Hotel Tambah Nelangsa )

Maulana mengatakan, sektor pariwisata adalah sektor yang sangat bergantung dengan adanya interaksi dan pergerakan orang, dan di masa pandemi saat ini, hotel dan restoran telah mengalami penurunan khususnya di hotel mengalami penurunan cukup panjang dan berpengaruh terhadap tingkat okupansi.

"Dari Maret sampai November sudah sembilan bulan, kalau kita total dalam sembilan bulan ini kisaran okupansi bergerak antara 20-30 persen average secara nasional, kemudian kalau kita compare year on year occupancy kalau kita ambil dari tahun 2019, occupancy terendah itu ada di angka 40 persen dan itu hanya satu bulan pada Maret 2019 dan begitu pula di 2018," ucapnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1750 seconds (0.1#10.140)