Desa di Kediri Memperbaiki Taraf Hidup Saat Pandemi lewat Pertanian Bawang Sayur
Rabu, 02 Desember 2020 - 21:36 WIB
KEDIRI - Pandemi covid-19 yang merenggut kehidupan perekonomian berbagai lapisan masyarakat membuat banyak pelaku usaha khususnya UMKM terpuruk. Peraturan pemerintah terkait segala kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal bersifat sosial termasuk gerak roda perekonomian harus dihentikan untuk menekan jumlah angka kasus penyebaran virus.
Namun tidak bagi masyarakat Desa Siman, Kebupaten Kediri, dengan komoditas unggulan pertanian bawang sayur atau bawang daun mereka bertahan dari pandemi. Sebagai supplier bawang sayur terbesar di Jawa Timur, para petani mampu memanfaatkan situasi kondisi selama pandemi untuk mendulang pundi pundi rupiah.
(Baca Juga: Ada Covid, Kinerja Sektor Pertanian Tetap Moncer )
Kepala Desa Siman, Subagiyo mengatakan, selama pandemi para petani ini tidak kesulitan mencari pasar. Kebutuhan akan bawang sayur cukup besar, apalagi ditambah dengan regulasi pemerintah dalam hal pembatasan impor.
“Diberbagai pihak banyak terjadi kemerosotan ekonomi, namun saat kondisi begini permintaan bawang sayur di untuk Jawa Timur justru cukup tinggi, kualitas bawang sayur lokal jauh lebih baik dibandingkan impor. Nilai jual pun cukup stabil, berkat pembatasan impor oleh pemerintah, otomatis permintaan pengiriman bawang daun juga semakin banyak, sehingga taraf hidup perekonomian di wilayah Desa Siman tidak merosot,” ujar Subagiyo.
(Baca Juga: Pemerintah Minta Askrindo Hati-hati Jamin Kredit Saat Pandemi )
Sambung dia menambahkan, di desanya panen hasil tani bawang daun memakan waktu 45 hingga 60 hari dan sekali panen para petani bisa mendapatkan omzet mencapai Rp.100 juta untuk 1 hektar sawah, karena nilai jual bawang daun sangat stabil dikisaran Rp 12.000 - Rp 13.000 perkilo.
"Nilai jual bawang daun disini memang lebih tinggi dari bawang sayur impor yang kisaran 7ribu - 8ribu, namun dari segi rasa dan keawetan, bawang sayur kami lebih unggul sehingga banyak dicari,” ujarnya.
Dorongan untuk UMKM
Namun tidak bagi masyarakat Desa Siman, Kebupaten Kediri, dengan komoditas unggulan pertanian bawang sayur atau bawang daun mereka bertahan dari pandemi. Sebagai supplier bawang sayur terbesar di Jawa Timur, para petani mampu memanfaatkan situasi kondisi selama pandemi untuk mendulang pundi pundi rupiah.
(Baca Juga: Ada Covid, Kinerja Sektor Pertanian Tetap Moncer )
Kepala Desa Siman, Subagiyo mengatakan, selama pandemi para petani ini tidak kesulitan mencari pasar. Kebutuhan akan bawang sayur cukup besar, apalagi ditambah dengan regulasi pemerintah dalam hal pembatasan impor.
“Diberbagai pihak banyak terjadi kemerosotan ekonomi, namun saat kondisi begini permintaan bawang sayur di untuk Jawa Timur justru cukup tinggi, kualitas bawang sayur lokal jauh lebih baik dibandingkan impor. Nilai jual pun cukup stabil, berkat pembatasan impor oleh pemerintah, otomatis permintaan pengiriman bawang daun juga semakin banyak, sehingga taraf hidup perekonomian di wilayah Desa Siman tidak merosot,” ujar Subagiyo.
(Baca Juga: Pemerintah Minta Askrindo Hati-hati Jamin Kredit Saat Pandemi )
Sambung dia menambahkan, di desanya panen hasil tani bawang daun memakan waktu 45 hingga 60 hari dan sekali panen para petani bisa mendapatkan omzet mencapai Rp.100 juta untuk 1 hektar sawah, karena nilai jual bawang daun sangat stabil dikisaran Rp 12.000 - Rp 13.000 perkilo.
"Nilai jual bawang daun disini memang lebih tinggi dari bawang sayur impor yang kisaran 7ribu - 8ribu, namun dari segi rasa dan keawetan, bawang sayur kami lebih unggul sehingga banyak dicari,” ujarnya.
Dorongan untuk UMKM
Lihat Juga :
tulis komentar anda