Masyarakat Masih Banyak yang 'Buta Huruf' Soal Pasar Modal dan Asuransi

Kamis, 03 Desember 2020 - 14:17 WIB
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
JAKARTA - Berdasarkan survei menunjukan bahwa terjadi peningkatan di indeks inklusi keuangan indonesia. Saat ini angka inklusi keuangan Indonesia sudah lebih baik karena mencapai 75%. Artinya masyarakat Indonesia sudah semakin banyak yang terhubung dengan sektor keuangan.

Sayangnya, kenaikan inklusi keuangan itu belum bisa diiringi oleh tingkat literasi keuangan atau pemahaman produk-poruk jasa keuangan. Sekalipun paham, kebanyakan produk terkait perbankan. ( Baca juga:Gara-gara Perkara Ini, Indonesia Kalah Sama India dan Thailand )

"Data OJK menunjukan, bahwa literasi berdasarkan sektor jasa sebagian besar masih perbankan. Dan ini masih timpang sebetulnya karena literasi di sektor perbankan tahun 2019 sudah 36%, tapi di pasar modal baru 5%," beber Ekonom Indef Eko Listiyanto di Jakarta, Kamis (3/12/2020).



Dengan demikian, menurut dia, perbedaan yang besar ini menjadi gambaran bahwa masyarakat memang lebih akrab dengan perbankan dibandingkan dengan pasar modal. Pasalnya, industri perbankan memang lebih membumi dibanding yang lainnya. ( Baca juga:Study Tour ke Jogja, Puluhan Guru MAN di Palmerah Positif Covid-19 )

Ke depan kalau pemerintah ingin mendorong tingkat literasi, perlu upaya agar tidak hanya tentang perbankan saja. Harus termasuk juga literasi soal asuransi dan pasar modal atau sektor lainnya.

"Yang paling bagus itu ya masyarakat sama-sama paham soal perbankan dan pasar modal. Ke depan pasar modal dan lainnya itu harus cukup akrab jadi masyarakat punya literasi disektor itu," jelas Eko.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More