Prabowo Marah Besar, Hashim Djojohadikusumo: Dia Sangat Kecewa dengan Anak yang Diangkat dari Selokan
Jum'at, 04 Desember 2020 - 16:02 WIB
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan), sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto marah besar ketika mendengar kabar Edhy Prabowo ditangkap KPK terkait kasus suap ekspor benih lobster. Kemarahan Prabowo itu diungkap oleh sang adiknya, Hashim Djojohadikusumo , di Cafe Jet Ski Jakarta Utara, hari ini (4/12/2020).
"Prabowo sangat marah, sangat kecewa. Merasa dikhianati. Dia (Prabowo) sangat kecewa dengan anak yang dia angkat dari selokan 25 tahun lalu," ujar dia, Jumat (4/12/2020). ( Baca juga:Nama Adik Prabowo Terseret Kasus Ekspor Benih Lobster, Ini Penjelasan Hotman Paris )
Pernyataan "pedas" Hashim soal Edhy Prabowo itu memang tak lepas dari sejarah yang bersangkutan hingga bisa menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Karir Edhy Prabowo memang tak lepas dari peran Prabowo Subianto.
Dikutip dari Wikipedia, setelah dua tahun meninggalkan pendidikan di Akabri, Edhy memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Edhy sendiri masuk Akabri pada tahun 1991.
Saat merantau Edhy diperkenalkan dengan Prabowo Subianto yang kala itu masih berpangkat Letkol dan menjabat Dangrup III TNI AD. Prabowo akhirnya menampung Edhy dan teman-temannya.
Edhy pun dibiayai Prabowo mengenyam ilmu pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo. Selain itu, Edhy juga diminta untuk belajar silat setiap akhir pekan di Batujajar, Bandung.
Seiring waktu berjalan, Edhy akhirnya menjadi orang kepercayaan Prabowo. Dia menjadi orang yang mendampingi jenderal bintang tiga tersebut saat berdomisili di Jerman dan Yordania. ( Baca juga:Kisah Seorang Yahudi dan Jubah Tambalan Milik Nabi )
Setelah Prabowo mendirikan Partai Gerindra, Edhy akhirnya memberanikan diri menjadi calon legislatif (caleg) di kampung halamannya, yakni daerah pemilihan Sumatra Selatan II. Di tempat itu, Edhy harus bersaing dengan sejumlah politisi senior seperti Mustafa Kamal, Dodi Alex Nurdin, dan Nazarudin Kiemas. Edhy pun berhasil menjadi caleg kelima yang memperoleh suara terbanyak.
Lihat Juga: Kisah Kedekatan Prabowo Subianto dan Gus Dur, Pernah Masuk Kamar Tidur dan Jadi Tukang Pijatnya
"Prabowo sangat marah, sangat kecewa. Merasa dikhianati. Dia (Prabowo) sangat kecewa dengan anak yang dia angkat dari selokan 25 tahun lalu," ujar dia, Jumat (4/12/2020). ( Baca juga:Nama Adik Prabowo Terseret Kasus Ekspor Benih Lobster, Ini Penjelasan Hotman Paris )
Pernyataan "pedas" Hashim soal Edhy Prabowo itu memang tak lepas dari sejarah yang bersangkutan hingga bisa menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Karir Edhy Prabowo memang tak lepas dari peran Prabowo Subianto.
Dikutip dari Wikipedia, setelah dua tahun meninggalkan pendidikan di Akabri, Edhy memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Edhy sendiri masuk Akabri pada tahun 1991.
Saat merantau Edhy diperkenalkan dengan Prabowo Subianto yang kala itu masih berpangkat Letkol dan menjabat Dangrup III TNI AD. Prabowo akhirnya menampung Edhy dan teman-temannya.
Edhy pun dibiayai Prabowo mengenyam ilmu pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo. Selain itu, Edhy juga diminta untuk belajar silat setiap akhir pekan di Batujajar, Bandung.
Seiring waktu berjalan, Edhy akhirnya menjadi orang kepercayaan Prabowo. Dia menjadi orang yang mendampingi jenderal bintang tiga tersebut saat berdomisili di Jerman dan Yordania. ( Baca juga:Kisah Seorang Yahudi dan Jubah Tambalan Milik Nabi )
Setelah Prabowo mendirikan Partai Gerindra, Edhy akhirnya memberanikan diri menjadi calon legislatif (caleg) di kampung halamannya, yakni daerah pemilihan Sumatra Selatan II. Di tempat itu, Edhy harus bersaing dengan sejumlah politisi senior seperti Mustafa Kamal, Dodi Alex Nurdin, dan Nazarudin Kiemas. Edhy pun berhasil menjadi caleg kelima yang memperoleh suara terbanyak.
Lihat Juga: Kisah Kedekatan Prabowo Subianto dan Gus Dur, Pernah Masuk Kamar Tidur dan Jadi Tukang Pijatnya
(uka)
tulis komentar anda