Pemerintah Diminta Adil Terhadap Industri Penggerak Perekonomian

Selasa, 12 Mei 2020 - 20:57 WIB
Industri rokok yang sangat padat karya dipastikan juga terkena dampak negatif pandemi Covid-19 sehingga dinilai butuh dibantu. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Pengaruh pandemi Covid-19 teramat besar bagi perekonomian nasional . Terlebih ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi seluruh Dunia. Semakin lama dan meluas, maka semakin banyak pula orang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian.

"Dampak yang di depan mata akibat Covid-19 ini adalah menurunnya penerimaan keuangan negara. Hal ini akan mengganggu agenda pembangunan dan belanja negara serta belanja pegawai. Di samping banyaknya perusahaan swasta yang merumahkan karyawannya sehingga menimbulkan angka pengangguran yang tinggi," kata pengamat ekonomi dari Indonesian Development of Economi and Finance (Indef) Dradjat Wibowo di Jakarta, Selasa (12/5/2020).

Karena itu, lanjut Dradjat Wibowo, pemerintah harus membuat stimulus perekonomian yang tepat. Sektor industri mana yang masih bagus dan beroperasi, serta memberikan penghasilan keuangan dan menyerap tenaga kerja, harus terus dioptimalkan sekaligus dilindungi.



Salah satu industri yang menyerap tenaga kerja yang banyak dan menggerakkan ekonomi sektor riil dari perkotaan hingga pedesaan adalah industri hasil tembakau. Di samping itu, sektor ini juga memberikan pemasukan keuangan bagi negara lewat cukai dan pajak pajak lainnya.

Karena itu, sambung dia, dalam rangka penyelamatan ekonomi, jika pemerintah memberikan bantuan dan perlindungan kepada sektor industri lainnya, maka demi azas keadilan, industri rokok pun perlu mendapat perlindungan dan perhatian pemerintah pula.

"Saya rasa industri rokok akan terkena dampak negatif (Covid-19) karena sangat padat karya dan banyak pekerja perempuannya. Jadi saya rasa untuk fair-nya, kalau industri lain itu dibantu, industri rokok juga dibantu. Jangan industi rokok ini dipukulin terus, kira-kira begitu untuk fairness saja. Tapi perlu dicatat saya orang yang antirokok, supaya tidak bias. Jadi untuk fairness kalau industri lain dibantu, industri rokok jangan dipukulin, melainkan juga perlu dibantu. Ini untuk keadilan saja," papar Dradjat.

(Baca Juga: Demi Penguatan Ekonomi, Pemerintah Perluas Stimulus Sektor Riil)

Menurut dia, Indef beberapa waktu lalu telah membuat proyeksi turunnya pertumbuhan perekonomian hingga 2% untuk skenario wabah minimal. Kalau skenario wabahnya lebih besar lagi seperti di Italia bisa berakibat pertumbuhan ekonomi minus. "Ini sudah terbukti dengan China yang mengalami pertumbuhan minus. Jadi dampaknya bakal akan sangat besar sekali," imbuhnya.

Ketua Dewan Pakar Pengurus Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN) ini menyampaikan, Kalau minus pertumbuhan ekonominya hanya sesaat, maka hal itu tidak terlalu banyak efeknya. "Hanya psikologis, tapi kalau minus pertumbuhan ekonominya dalam jangka panjang, 1-2 bulan akan membahayakan perekonomian nasional kita," katanya mengingatkan.
(fai)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More